Papua Antara 7 Negara Bagian Versus 7 Provinsi Indonesia Kepunahan Didepan Mata
Tanah Papua menjadi daerah pendudukan indonesia jika melihat dari sudut sejarah bangsa Papua yang memperjuangkan kedaulatan politiknya sebagai bangsa yang punya hak untuk merdeka. Pada masa pendudukan, penguasa indonesia bahkan melanggengkan kekuasan dengan serangkaian operasi militer diawal-awal perebutan Papua. Menyangka bahwa penumpasan gerakan Papua merdeka akan berhasil ternyata tidak. Tahun berganti dari presiden indonesia yang pertama Soekarno sampai Joko Widodo tetap saja ada tuntutan dari rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri alias berdiri sendiri sebagai negara merdeka.
Untuk memperkuat cengkraman garuda di bumi cendrawasih, pengalihan tuntutan Papua merdeka dengan gula-gula politik jakarta yakni spesial otonomi (otsus) pada tahun 2000an. Otsus bagi Papua hanyalah gula-gula poitik manisnya hanya diawal rasa, kemudian tersisa hambar tanpa rasa. Dirudung pelanggaran demi pelanggaran atas nama negara menjadikan orang Papua korban. Penjara terisi tahanan politik, aktivis dengan ruang kebebasan yang terus direpresif.
Upaya lain yang digencarkan yakni pembangunan infrastruktur. Mengejar ketertinggalan pembangunan yang terabaikan pada rezim –rezim sebelumnya berharap bahwa dengan pembangunan yang maksimal seperti pembukaan jalan trans Papua dari ujung Sorong sampai Merauke akan membuka mata rakyat Papua sehingga mencintai indonesia dan mengubah stigma rakyat Papua bahwa kehadiran indonesia di Papua adalah ilegal dan penjajah.
Sayang sekali pengembangan dibidang lain mungkin saja maksimal tetapi bagaiamana dengan sumber daya manusia Papua?. Lompatan kemajuan zaman yang dipaksakan rezim penguasa tanpa membuka tabir kelam sejarah integrasi berdampak pada status Papua dan Papua Barat sebagai pronvinsi termiskin di indonesia. Karena semua kemajuan yang dikebut hanya berkepentingan pada negara. Ekonomi rakyat dikuasai para kaum migran, populasi Papua juga bahkan kian menurun dan tentu saja ini menuju kepunahan.
7 Negara Bagian Republik Federal Papua BaratPerjuangan bangsa Papua untuk mewujudkan kedaulataannya diatas tanah airnya terjawab dengan digelarnya Kongres Rakyat Papua ke-III pada tahun 2011. Hasil dari pada kongres tersebut telah secara bertahap mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Papua dinegeri Papua Barat.
Dengan menetapkan kembali nama negara sebagai Negara Federal Republik Barat (NFRPB), beribukota di Port Numbay (Jayapura) lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua, Lambang negara Burung Mambruk dan Bendera Negara Bintang Fajar. Dengan pembagian wilayah administrasi menjadi tujuh negara bagian. Negara Bagian Mamta, Negara Bagian Saireri, Negara Bagian Doberai, Negara Bagan Bomberai, Negara Bagian Lapago, Negara Bagian Anim Ha dan Negara Bagian Mee Pago.
Secara struktur negara, Bangsa Papua telah memiliki perangkat negara yang lengkap, memiliki kepolisian maupun tentara nasional.
7 Provinsi Indonesia di Papua Dilain sisi apa yang dilakukan bangsa Papua tak dianggap; dan pihak indonesia yang menduduki wilayah negara Papua masih berusaha mempertahankan kekuasannya. Setelah membagi Papua menjadi dua provinsi yakni Papua dan Papua Barat; kini upaya pemekaran diangkat lagi. Menteri dalam negeri indonesia menyampaikan bahwa yang sudah siap yakni Papua Selatan. Ada juga tuntutan dari 61 tokoh Papua yang entah siapa yang mengusulkan atau mewakili rakyat Papua yang mana? Datang ke istana dan bertemu presiden Joko Widodo dan menyampaikan usulan untuk pemekaran Papua. Dari dua provinsi yang telah ada ditambah lagi sehingga menjadi genap 7 provinsi. Ada Provinsi Tabi, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Teluk Cendrawasih, Provinsi Papua Barat Daya dan Provinsi Bomberay Raya.
Apakah dengan menjadikan Papua 7 provinsi atau yang sudah siap menurut mendagri yakni Papua Selatan. Akan menyelesaikan persoalan kedaulan poitik antara bangsa Papua dan bangsa indonesia? Apakah dengan melahirkan provinsi baru ditengah tuntutan mayoritas rakyat Papua yang menginginkan penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis akan menguap dan menghilang? Apakah dengan pemekaran tersebut OAP akan menjadi tuan dinegeri sendiri? Ataukah pemekaran itu hanya berpeluang kepada kepentingan korporasi dan antek-anteknya?
Saatnya Rakyat dan Bangsa Papua Menentukan Sikap! Kita sebagai bangsa Papua akan mengalami kepunahan bila terlena pada situasi tanpa bertindak memprokteksi hak-hak kita. Tanah-tanah adat fam/marga hanya akan beralih fungsi untuk kepentingan negara. Kita akan terus disebut pemberontak atas tanah leluhur kita yang seharusnya menjadi milik kita, milik anak cucu kelak.
Kita tak bisa diam dan menganggap bangsa Papua di posisi baik-baik saja. Tanah damai hanya menjadi slogan, trauma menghantui, was-was dan beragam rasa. Memang rupiah menggiurkan menjual identitas keaslian, mengangkat yang bukan sedarah menjadi bagian dari kita. Bangga bahwa budaya dipamerkan untuk slogan persatuan nasional. Kita dipecah dalam kelompok wilayah dan melupakan status kita sebagai suatu bangsa yang seharusnya berdaulat.
Lepaskan sisi politik dan lihat kedepan untuk generasi bangsa Papua di masa mendatang. Kepunahan itu nyata didepan mata bila generasi hari ini mengabaikan dan membiarkannya berlanjut. Ini bukan soal pilihan politik merdeka didalam indonesia atau merdeka sebagai negara sendiri. Tetapi kesadaran akan identitas bangsa sangatlah penting.
Kelompok bangsa Papua pro indonesia maupun kelompok bangsa Papua Pro merdeka. Harus menyatukan kekuatan bersama untuk mendorong terciptanya kedamaian ditanah ini. Lalu mencari solusi, perundingan atau apapun namanya nanti. Status dan masa depan bangsa Papua ada ditangan generasi hari ini. Bangkit dan berdaulatlah ditanah airmu sendiri.
Perkuat barisanmu, proteksi hak-hakmu, jangan diam dan biarkan melayu menjadi mekar ditanah Melanesia – Papua. #phaulheger
Oleh: Phaul Heger
1 November 2019
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2019/11/papua-antara-7-negara-bagian-versus-7.html