Kisah Sampingan Covid 19 Di Serata Dunia 10093
By Yin, Letters from Ward 5, Tanjong Rambutan NB: I do not have a racist bone in my body, that much I know about myself. My writing is often racially tinged is because I want us all to confront this contagion of race which has plagued us for six decades. https://www.mariammokhtar.com/
Referance
Malaysia Chronicle
Di Malaysia
Ada individu pengecut tak berani jadi Askar (mungkin xada jati diri Malaysia) buat bedaah/fitnah kata ATM berkasar dengan guna gambar dari negara bangsa mana tah... Semuga individu tersebut dapat diadili kerana perbuatan xbaiknya. In Syaa Allah.
Ada lori roti kena larikan merentas beberapa negeri pun ada. Mungkin itu cara selamat nak bergerak balik kampung? Hebat idea orang kampung itu agaknyalah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat. Xpasal-pasal muatan roti terbazir kerana terpaksa dimusnahkan menurut piawaian kesihatan dan keselamatan manusia. Jangan lupa jawab di alam sana.
PUTRAJAYA, 7 Syaaban 1441H, Rabu – Bayaran secara one-off sebanyak RM600 kepada pemandu teksi dan pemandu pelancong yang berdaftar akan dimasukkan ke dalam akaun yang berdaftar mulai esok (2 April). - Hari ini...
KUALA LUMPUR, 7 Syaaban 1441H, Rabu – Hari ke-15 Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) menyaksikan masih ramai yang ingkar arahan itu dan hari ini, sejumlah 88 individu didakwa atas pelbagai kesalahan di Mahkamah Majistret dan Mahkamah Sesyen di beberapa negeri. Kesalahan paling banyak dilakukan ialah gagal mematuhi PKP dengan bergerak dari satu tempat ke tempat lain …
BANGI, 7 Syaaban 1441H, Rabu – Pos Malaysia mengesan satu penipuan membabitkan individu tertentu yang menyamar sebagai wakil dari Pos Malaysia atau Pos Laju. Justeru, pelanggan dinasihatkan supaya tidak mendedahkan maklumat peribadi menerusi telefon, SMS, emel atau media sosial kepada mana-mana pihak yang memperkenalkan diri sebagai wakil daripada Pos Malaysia atau syarikat yang berkaitan dengannya. …
https://infoteleponayu.blogspot.com/
Zoo Negara perlukan dana ketiadaan pengunjung sepanjang Perintah Kawalan Pergerakan Covid-19
Semalam 25 Mac 2020, Perdana Menteri Malaysia telah membuat beberapa pengumuman khas berkaitan Covid-19. Antaranya ialah tempoh perintah kawalan pergerakan dilanjutkan sehingga 14 Apri 2020. Seperti yang telah diagak kerana kedegilan rakyat Malaysia. Apa yang sangat mnyakitkan hati antara alasan yang diberi ketika ditanya semasa sekatan jalan oleh pihak polis dan tentera ialah "Keluar sebab nak siram pokok di Pejabat". Pautan: https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2020/03/669152/covid-19-keluar-sebab-nak-siram-pokok-di-pejabat?fbclid=IwAR32SZeKCvfcqJwqpaLjvCS7PqOTdIJzhshhS8RGW1a2nUp0EFtRYgQMxEI
Adakah pokok-pokok tu lebih berharga dari nyawa????????
Antara pengumuman lain ialah Penangguhan automatik bayaran pinjaman bank mulai 1 April sebagaiman diulas secara terperinci di MYsumber.
Pautan : https://www.mysumber.com/moratorium-bank.html
Pasti sebilangan rakyat Malaysia menarik nafas lega dengan pengumuman ini.
Apa yang saya ingin kongsikan di entri ini adalah berkaitan keperluan mendesak pihak Zoo Negara ekoran ketiadaan pengunjung sepanjang perintah kawalan pergerakan ini.
Sebagaimana diketahui, sebelum ini Zoo Negara pernah berkongsi masalah kewangan yang dihadapi disebabkan jumlah pengunjung yang tidak memuaskan. Kini keadaan menjadi bertambah buruk.
Diharap ada pihak yang sudi meringankan beban pihak pengurusan Zoo Negara..
Sumber:
https://www.simiey.info/2020/03/zoo-negara-perlukan-dana-ketiadaan.html
Di Perancis
https://twitter.com/paixetrespect/status/1240717387290365952
https://twitter.com/T_Bouhafs/status/1240444416197890048
https://twitter.com/TaoualitAmar/status/1240233382916825090
Di Thailand
Bawa 20 Selir [gundik] untuk Isolasi Diri di Jerman, Raja Thailand Dikecam
Rabu, 1 April 2020 11:00 Reporter : Denny Marhendri
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Merdeka.com - Sejumlah kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah di berbagai negara di dunia untuk mencegah penyebaran virus corona. Salah satunya adalah kebijakan untuk melakukan isolasi diri di rumah. Isolasi diri dianggap sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Upaya tersebut cukup berhasil untuk memutus rantai persebaran dari orang yang terdampak virus corona kepada orang lain. Karena situasi masih tidak kondusif maka isolasi diri baiknya dilakukan oleh semua orang tak terkecuali.
Hal tersebut juga dilakukan oleh Raja Thailand, Maha Vajiralongkon. Namun, isolasi diri yang dilakukan oleh Raja Vajiralongkorn berbeda dengan yang biasanya dilakukan oleh banyak orang. Raja Vajiralongkorn ini pergi ke Jerman bersama 20 selirnya untuk melakukan isolasi diri.
1. Pergi ke Jerman dengan 20 Selirnya
liputan6.com 2020 Merdeka.com
Raja Vajiralongkorn yang kini berusia 67 tahun melakukan perjalanan ke Jerman dalam rangka isolasi diri. Tidak sendirian, Raja Vajiralongkorn mengajak 20 selirnya dan sejumlah pelayannya. Namun, dalam agenda tersebut tidak disebutkan apakah keempat istri Raja Vajiralongkorn ikut serta atau tidak. Agenda isolasi diri Raja Vajiralongkorn ini kemudian mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak.
2. Pulangkan Anggotanya
Setelah sampai di Jerman dan dilakukan berbagai pemeriksaan terhadap rombongan Raja Vajiralongkorn, sebanyak 119 anggota yang termasuk dalam rombongan Raja Vajiralongkorn dipulangkan kembali ke Thailand. Mereka harus dipulangkan karena diduga telah terpapar virus corona.
3. Sewa Hotel Grand Sonnenbichl
liputan6.com 2020 Merdeka.com
Sebagai tempat isolasi diri, Raja Vajiralongkorn telah menyewa Hotel Grand Sonnenbichl. Raja Vajiralongkorn juga telah melakukan koordinasi dengan dewan distrik dan telah mendapatkan izin khusus untuk menempati hotel bintang empat tersebut. Hotel ini juga salah satu akomodasi penginapan di wilayah tersebut yang masih beroperasi sedangkan akomodasi penginapan lain telah tutup karena sesuai imbauan pihak terkait.
4. Kecaman di Media Sosial
Agenda Raja Vajiralongkorn untuk melakukan isolasi diri di Jerman tersebut menuai kecaman dari jutaan warganet.
Kontroversi yang menimbulkan kekecewaan warganet tersebut dibuktikan dengan muncul tagar "Mengapa kita membutuhkan seorang raja?" di media sosial twitter Thailand. Tagar tersebut sudah muncul sebanyak 1,2 juta kali dalam 24 jam. [dem]
Sumber:
Bawa 20 Selir untuk Isolasi Diri di Jerman, Raja Thailand Dikecam | merdeka.com
‘WHY DO WE NEED A KING?’ IN THAILAND, ANGER GROWS AT ‘MONSTER’ KING FOR FROLICKING IN HOTEL WITH 20 CONCUBINES – EVEN AS COVID-19 THREATENS TO WIPE OUT THE ECONOMY, FORCES A LOCKDOWN IN THE TOURISM-DEPENDENT NATION
Politics | April 1, 2020 by
Thailand’s controversial king Maha Vajiralongkorn, despite being protected by some of the most stringent lèse-majesté laws in the world, has come under unprecedented attack by young Thais who have taken to Twitter and Facebook to denounce him for his apparent disregard of his subjects during the Covid-19 crisis.
“He has been heavily criticized for not caring about his subjects at home, for continuing to enjoy an indulgent life with a harem in a German hotel,” said a source who is living in exile overseas. “Criticisms from international media are not strange. What is phenomenal is the fact that Thais, especially the younger generation, are now willing to talk about this openly, especially on Twitter. They asked a pertinent question: ‘Why do we need a king?’ This shows a shift in the people’s attitude toward the monarchy. Many years ago, this would have been unimaginable. Today, cursing at the king seems normal.”
The appearance of criticism on social media of the 67-year old king, who accepted the throne on December 1, 2016 as the latest monarch in the 238-year-old Chakri dynasty, is extraordinary and seems to flow to places where Thai censors aren’t nimble enough to follow, including using arcane and derogatory references to the king on a K-pop news outlet normally used for dating rumors. Younger Thais are getting bolder, a source said, especially given the king’s apparent lack of concern for the plight of the economy, which is collapsing under the weight of the virus and other problems.
“These are new revelations to millions of Thais,” an expatriate source told Asia Sentinel. Apparently, not just the young but people across the country have been given access to a barrage of YouTube videos providing details, not only Vajiralongkorn’s life and antics, but of the whole royal family. The effect has been to debunk the myths of divinity and sacredness of the family, shocking middle-aged Thais to the extent that respect for the monarchy is becoming a casualty.
The hashtag #มีกษัตริย์ไว้ทำไม or #WhyDoWeNeedKing was the top Twitter feed in Thailand earlier this week, an indication of the erosion of the monarchy’s position in politics despite the military’s attempts to prop it up and a sign that despite harsh laws on criticism, more and more people are in favor of bringing the monarchy under scrutiny.
Almost certainly some of the anger spilling out on the part of Thailand’s young is due to the decision by authorities to outlaw the Future Forward party, which gathered six million votes in last year’s election and whose charismatic leader, the 41-year-old Thanathorn Juangroongruangkit, a political aristocrat connected to the country’s biggest auto parts manufacturer and several establishment figures, has been threatened with imprisonment for no other reason than the popularity of his youth movement .
“I guess it is hard to control the viral posts on Twitter,” said Puangthong Pawakapan, a lecturer in international relations at Chulalongkorn University in Bangkok. “The more the state tries to suppress it, the more it has gone viral. Also, the way they wrote the posts on Twitter, it is difficult for the authorities to pinpoint that they were discussing the monarchy. For example, they shared a poster of the Korean film ‘The Kingdom’ and said the hashtag is about the film. Of course, readers know the true meaning of it. I got the sense among the young tweeters that they thought they could get away with it.”
The military government tightly controls all media through the lèse-majesté laws as well as the Computer Crime Act passed in 2016, which provides sweeping powers to restrict free speech, enforce surveillance of websites and provides for extraordinary censorship. Veneration of the king ordered by the military has achieved comic levels, with photos of commoners even crawling beneath the king’s portraits. People have dared punishment for even not showing enough respect to distant royal relatives. Prayuth and top army officials routinely crawl on the floor in his presence.
Despite the stranglehold on the media, which extends to newspapers and television, the public has become enraged over the king’s decision not only to stay in Germany, where he lives most of the year, but to rent the entire four-star Grand Hotel Sonnenbichl in the famed Alpine resort town of Garmisch-Partenkirchen with an entourage that is said to include a harem of 20 concubines and numerous servants, according to the German tabloid Bild.
In the meantime, as he wallows in luxury, the king’s 70 million-odd subjects have been subjected to an unprecedented lockdown as the coronavirus has spread, badly denting an already-ailing economy. After dithering for weeks over the damage to the country’s tourism industry, which represents up to 20 percent of GDP, Prime Minister Prayuth Chan-ocha finally announced on March 26 that the nation’s borders would be closed to foreign visitors, social gatherings have been banned, domestic travel restricted and all but essential shops have been shut until the end of April. Although officially only 1,524 were recorded with the virus at the time of publication, testing has been sporadic at best and health officials say every recorded victim could represent as many as 2,000 who are in fact ill.
With the king spending most of his time in Germany, returning only for ceremonial events in marked contrast to his father, the late Bhumibol Adulyadej, who famously never left the country, irritation and frustration have continued to climb. A pilot who trained in the Royal Thai Air Force, the king flies his own Boeing 737 with its own livery although he has been known to borrow jets from the ailing Thai International, which because of the coronavirus may be facing extinction. Last October, the airline had already warned it could face bankruptcy.
Since taking the throne, Vajiralongkorn, who was regarded as unacceptably volatile during his years as crown prince, has acted in unsettling ways to attempt to return the throne to the absolute monarchy that the military ended in 1932, including forcing changes to the constitution to allow him to exercise his authority even when he is away from the country in Germany. He has won control of the Crown Property Bureau, whose assets are valued at an estimated US$60 billion and has enlarged his own private army to the point where it has unsettled the regular military. He now controls some of the most expensive land in Bangkok and is able to use it at his own whim.
But it is his own personal behavior that has unsettled elite society to an almost unacceptable extent. The world got a preview of that well before he ascended to the throne. He has married four times and fathered seven children. When he decided to get rid of his then-wife Princess Srirasmi, a former cocktail hostess, in 2014, he humiliated her, forced her into exile outside Bangkok and arrested many of her family. On his ascent to the throne, several top aides disappeared, with some having died in questionable circumstances.
Last year, months after he married his fourth wife, Suditha, he took a “royal consort,” Sineenat Wongvajirapakdi, and shortly afterwards stripped her of her rank for having been “ambitious” and trying to “elevate herself to the same state as the queen.”
Cables from the US Embassy in Bangkok released by Wikileaks several years ago indicated that many in the power structure didn’t view the then-crown prince as a suitable successor. One cable described his dog Foo Foo a marshal in the Royal Thai Air Force and allowing the dog to graze on food atop tables at an official banquet.
A leaked video of a birthday for Foo Foo, complete with a naked Princess Srirasmi, his now-discarded wife, is now circulating widely along with videos of Buddhist funeral rites when Foo Foo died in 2015. Previously these videos circulated among the elite in Bangkok. Now they have spread to the general populace, causing shock.
The military and the palace have had what is described as a symbiotic relationship since the 1960’s that was based on mutual benefit, with the military gaining the patronage and pride of being the protector of the monarch and the impunity that goes along it, while the palace was assured of a bedrock of supporters with arms prepared to act if needed.
The living example of that was Prem Tinsulanonda, the onetime army chief who subsequently served as prime minister and went on to head the royalty’s privy council, remaining deeply influential, especially with Bhumibol, almost until his death at age 88 in May 2019.
Today, there is widespread concern at the top of Thai society that they have created a monster in the form of Vajiralongkorn and his increasingly ostentatious relatives who cannot be controlled. But, embarrassed as the Thai elites may feel about the spectacle of an erratic king, attempting to force his abdication is fraught with dangers. The growing contempt of young, middle-class Thais is not likely to change things. ASIA SENTINEL
Referance
Malaysia Chronicle
Di Afrika Selatan
https://twitter.com/lindo_mdletshe/status/1244324425421524992
https://www.ft.com/content/bad47729-32be-4865-b68a-27506158f023
Di Indonesia
Mereka Lebih Takut Mati Kelaparan Ketimbang Virus Corona
Rabu, 1 April 2020 06:33 Reporter : Merdeka
Seorang Pengemudi Bentor Ahmad Lahua. ©2020 Merdeka.com/Liputan6.com
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia telah memberlakukan status Pembatasan Skala Besar untuk menghentikan penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19). Orang-orang di berbagai daerah bahkan sejak lama telah diperintahkan untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Jika pekerja kantoran punya kemewahan bisa memindahkan kantor mereka ke rumah, tidak demikian dengan pekerja informal dan buruh harian. Mereka harus tetap keluar rumah meski hujan badai menerjang sekali pun. Seperti yang dirasakan oleh para pengemudi becak motor (bentor) di Gorontalo.
Ahmad Lahua, seorang pengemudi bentor yang ditemui Liputan6.com di persimpangan Jalan Citimall Kota Gorontalo mengatakan, dirinya terpaksa tetap keluar rumah, bukan ingin melanggar instruksi pemerintah untuk tetap di rumah, namun memang itu satu-satunya cara untuk bisa bertahan hidup.
Cobaan yang diterima rakyat kecil seperti Ahmad Lahua bukan hanya ancaman virus corona yang sewaktu-waktu bisa saja hinggap, tapi juga kondisi jalan yang semakin sepi, sehingga penumpang sulit dicari.
"Pendapatan saya berkurang, penumpang kurang, sekolah libur sama pegawai yang biasa jadi langganan, itu semua bekerja di rumah," katanya.
Lahua mengaku, sebelum ramai-ramai virus corona dirinya bisa mendapatkan hingga 15 penumpang per hari. Sekarang, 6 orang penumpang saja per hari sangat sulit didapatnya. "Dapat 5 penumpang saja sehari itu sudah terhitung mujur," kata bapak dua anak itu.
Meski mengaku takut dengan virus corona, Ahmad Lahua dan para pengemudi bentor lainnya tak punya cara lain untuk tetap bisa menafkahi keluarga. Lahua mengaku, jika pemerintah mau menjamin kebutuhan hidup selama instruksi tetap di rumah, dia dan teman pengemudi bentor lainnya tentu akan menjalani instruksi pemerintah.
"Kami lebih takut kelaparan dari pada takut corona," katanya dengan wajah gusar. Tak jauh berbeda dengan Lahua, Yusuf seorang pengemudi ojek online juga mengaku penumpangnya makin sepi sejak Senin kemarin. "Saya cuma dapat tiga orderan, itu dari jam enam sampai jam delapan malam," katanya. Padahal hari-hari biasanya, Yusuf bahkan bisa mendapat penumpang hingga 20 orang per hari, dengan pendapatan bersih Rp200 ribuan. "Sekarang dapat uang 50 ribu saja sangat susah," katanya.
Mereka para pekerja informal yang pendapatannya harian, hanya berharap pandemi virus corona (Covid-19) segera berakhir. Sehingga orang-orang kembali bisa mencari uang demi menafkahi keluarga.
Reporter: Arfandi Ibrahim
Sumber: Liputan6.com [fik]
Di Kenya
Di China
21 Juta Pengguna Ponsel (Telefon bimbit) di China Lenyap, Angka Kematian Sebenarnya karena Corona?
Rabu, 1 April 2020 08:03 Reporter : Pandasurya Wijaya
Momen Bahagia Para Awak Medis Bebas Tugas di Wuhan. ©2020 Merdeka.com
Merdeka.com - Harian The Epoch Times melaporkan ada 21 juta pengguna ponsel di China tiba-tiba lenyap atau tidak aktif dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu memicu dugaan korban meninggal karena pandemi corona di China jauh lebih tinggi dari angka yang dilaporkan pemerintah selama ini.
Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China pada 19 Maret lalu merilis data statistik terbaru pengguna ponsel di setiap provinsi di Negeri Tirai Bambu pada Februari 2020. Dibandingkan data pada pengumuman statistik sebelumnya yang dirilis 18 Desember 2019 untuk periode November 2019, angka pengguna ponsel anjlok sangat besar. Angka pengguna ponsel merosot dari 1.601 miliar menjadi 1,51 miliar, turun 21 juta.
"Rezim China mewajibkan semua warga memakai ponsel mereka untuk mendapatkan kode kesehatan. Hanya mereka yang memiliki kode kesehatan hijau dibolehkan bepergian di dalam negeri saat ini. Mustahil bagi seseorang untuk menghapus akun ponselnya," kata Tang Jingyuan, pengamat China di Amerika Serikat kepada The Epoch Times 21 Maret lalu, seperti dilansir laman Al Arabiya, Selasa (31/3).
Kode Kesehatan
Menurut Epoch Times, pemerintah China meluncurkan kode kesehatan berbasis ponsel mulai 10 Maret lalu. Semua warga diminta memasang aplikasi di ponselnya dan mendaftarkan informasi kesehatan mereka. Lalu aplikasi itu akan memberikan kode QR yang muncul dalam tiga warna menandakan level kesehatan si pengguna ponsel. Merah berarti dia terpapar penyakit menular, kuning berarti orang itu ada peluang terjangkit penyakit menular, dan hijau berarti dia tidak terjangkit penyakit menular.
Pemerintah China mengatakan kode kesehatan itu bertujuan mencegah penyebaran virus corona. "Pertanyaan besarnya adalah apakah turun drastisnya angka pengguna ponsel menandakan akun-akun ponsel itu sudah ditutup karena pemiliknya meninggal?" kata laporan Epoch Times. "Saat ini kita tidak tahu seperti apa rincian datanya. Jika hanya 10 persen saja akun ponsel yang ditutup karena si pengguna meninggal lantaran virus, maka angka kematian akan mencapai 2 juta," ujar Tang kepada Epoch Times.
Pekan lalu, Direktur Administrasi Informasi dan Komunikasi Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Han Xia, mengatakan penurunan angka akun ponsel itu disebabkan berbagai sektor bisnis yang ditutup pada Februari karena mengikuti aturan karantina dari pemerintah. Namun Epoch Times menuturkan, "angka kematian di China tidak sesuai dengan situasi sebaliknya yang ada di sana."
Angka kematian di China, misalnya bisa dibandingkan dengan di Italia. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian di Italia mencapai 10.781 dari 97.689 kasus dan di China 3.310 kematian dari total 82.447 kasus positif Covid-19.
Angka itu menunjukkan tingkat kematian di Italia mencapai 11,03 persen dan di China 4,01 persen, meski China memiliki jumlah populasi yang lebih banyak. Epoch Times juga menyebut "ada tujuh rumah pemakaman di Wuhan yang dilaporkan mengkremasi mayat 24 jam sehari, tujuh hari sepekan, pada akhir Januari lalu" dan "Provinsi Hubei sudah mengerahkan 40 fasilitas krematorium yang masing-masing mampu membakar lima ton sampah medis dan mayat per hari, sejak 16 Februari."
Selanjutnya Epoch Times mengatakan, "minimnya data menjadi misteri angka kematian sebenarnya di China. Terhapusnya 21 juta pengguna ponsel bisa menjadi dugaan angka kematian sebenarnya jauh lebih tinggi dari angka yang dilaporkan selama ini." [pan]
Baca juga:
Misteri di Wuhan: Pasien Sembuh dari Corona Sudah Dites Negatif Tapi Kemudian Positif
Bantuan Alat Kesehatan Covid 19 dari China Tiba di Indonesia
Bantuan Tahap I Alat Uji Covid-19 Hingga APD dari Investor China Tiba di Indonesia
Ada Cahaya di Ujung Lorong, Deretan Optimisme dalam Perang Melawan Pandemi Corona
Tembok Besar China Mulai Dibuka Setelah Pandemi Corona Mulai Mereda
Sumber:
21 Juta Pengguna Ponsel di China Lenyap, Angka Kematian Sebenarnya karena Corona? | merdeka.com
Di India
Terdesak… Gerabak keretapi dijadikan wad isolasi di India April 1, 2020 7:08 PM Wanita India memakai topeng sebagai langkah berjaga-jaga penularan wabak Covid-19. (Gambar AP)*Susulan peningkatan pesakit Covid-19 di India, gerabak kereta api diubah suai menjadi wad isolasi.* Menurut laporan Gulf News, pekerja membuat semburan nyahkuman di gerabak kereta api yang akan digunakan sebagai wad bagi menempatkan pesakit pandemik itu. Sebagai sebahagian daripada inisiatif, Northeast Frontier Railway (NFR) sudah memulakan mengubah gerabak kenderaan itu kepada wad isolasi di Depoh Penyelenggaraan Gerabak di Kamakhya dan Guwahati. Lan...
https://bangaloremirror.indiatimes.com/bangalore/others/man-shot-in-leg-another-arrested-for-violating-lockdown-in-karnataka/amp_articleshow/74821973.cms?__twitter_impression=true
https://translate.google.com/translate?sl=auto&tl=en&u=https%3A%2F%2Fwww.amarujala.com%2Fbihar%2Fthree-bihar-cops-arrested-for-shooting-at-driver-of-pick-up-van-carrying-potatoes-and-asking-for-bribe
https://timesofindia.indiatimes.com/city/pune/ambulance-driver-blames-cops-for-fathers-death/articleshow/74855268.cms
https://www.indiatoday.in/india/story/bengal-man-who-was-out-to-buy-milk-dies-after-being-beaten-up-by-police-1659842-2020-03-26
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
Surat Al Fatihah (Pembukaan)Surat Al Baqarah (Sapi Betina)Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)Surat An Nisa' (Wanita)Surat Al Ma'idah (Hidangan)Surat Al An'am (Binatang Ternak)Surat Al A'raf (Tempat Tertinggi)Surat Al Anfal (Rampasan Perang)Surat At Taubah (Pengampunan)Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)Surat Hud (Nabi Huud A.S.)Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)Surat Ar Ra'd (Guruh)Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)Surat An Nahl (Lebah)Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)Surat Al Kahfi (Gua)Surat Maryam (Maryam)Surat Thaha (Thaahaa)Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)Surat Al Hajj (Ibadah Haji)Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)Surat An Nur (Cahaya)Surat Al Furqaan (Pembeda)Surat Asy Syu'ara' (Penyair)Surat An Naml (Semut)Surat Al Qashash (Cerita)Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)Surat Luqman (Luqman)Surat As Sajdah ((Sujud)Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)Surat Saba' (Kaum Saba')Surat Fathir (Pencipta)Surat YaasiinSurat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)Surat ShaadSurat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)Surat Asy Syuura (Musyawarah)Surat Az Zukhruf (Perhiasan)Surat Ad Dukhaan (Kabut)Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)Surat Al Fath (Kemenangan)Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)Surat QaafSurat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)Surat Ath Thuur (Bukit)Surat An Najm (Bintang)Surat Al Qamar (Bulan)Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)Surat Al Hadid (Besi)Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)Surat Al Hasyr (Pengusiran)Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)Surat Ash Shaff (Barisan)Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)Surat Ath Thalaaq (Talak)Surat At Tahrim (Mengharamkan)Surat Al Mulk (Kerajaan)Surat Al Qalam (Pena)Surat Al Haqqah (Kiamat)Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)Surat Al Jin (Jin)Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)Surat Al Insaan (Manusia)Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)Surat An Naba´ (Berita Besar)Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)Surat 'Abasa (Bermuka Masam)Surat At Takwir (Menggulung)Surat Al Infithar (Terbelah)Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)Surat Al Fajr (Fajar)Surat Al Balad (Negeri)Surat Asy Syams (Matahari)Surat Al Lail (Malam)Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)Surat At Tiin (Buah Tin)Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)Surat Al Qadr (Kemuliaan)Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)Surat Al Zalzalah (Goncangan)Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)Surat Al 'Ashr (Masa)Surat Al Humazah (Pengumpat)Surat Al Fiil (Gajah)Surat Quraisy (Suku Quraisy)Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)Surat An Nashr (Pertolongan)Surat Al Lahab (Gejolak Api)Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)Surat Al Falaq (Waktu Subuh)Surat An Naas (Manusia)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2020/04/kisah-sampingan-covid-19-di-serata.html