Kisah Nabi Uzair As
Mungkin ada yang pertama kali dengar dan tau pasal Nabi Uzair. Kalau korang belum tau, Nabi Uzair as bin Sarukha ni hidup pada zaman sesudah Nabi Musa as. Beliau adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah Azza wa Jalla untuk Bani Israil. Beliaulah orang yang menjaga Taurat dan menghafalnya.
Nabi Uzair as. juga dikenal dengan nama Ezra didalam Al-Kitab kaum Nasrani. Dari segi bahasa, kata Uzair berasal dari kata Azaro, yang ertinya memperbetulkan, yaitu “Memperbetulkan Kesalahan Menjadi Suatu Kebenaran”
Dikisahkan pada suatu waktu, Nabi Uzair as. berjalan-jalan dengan menunggang keldainya, di suatu wilayah yang sunyi, hancur dan sangat gersang. Wilayah itu diperkirakan berada di sekitar kawasan antara Mesir dan Palestin
Kemudian Nabi Uzair as. mengamati keadaan di sekelilingnya yang nampak sunyi. Dilihatnya; rumah-rumah hancur berantakan, bangunan yang roboh menutupi atapnya, dan hanya sedikit saja pepohon yang masih ada di tempat itu. Hampir sudah tidak ada lagi kehidupan di sana
Lalu beliau tertanya di dalam hatinya: “Mampukah Allah menghidupkan semua ini setelah kematiannya? Bagaimanakah cara Allah menghidupkan kembali negeri yang sudah hancur ini?”
Mendengar perkataan Nabi Uzair as itu, Allah lalu menidurkan beliau dan memanggil rohnya untuk pindah ke alam bathiniyah selama 100 tahun
Saat Nabi Uzair as ditidurkan Allah, keldai yang dibawanya masih terikat di tempatnya sehingga ia mati kelaparan
Setelah 3 hari Nabi Uzair as menghilang, penduduk desa di mana beliau tinggal mulai merasa gelisah. Mereka kemudian berusaha mencari Nabi Uzair as. Mereka mencari hingga ke serata ceruk, tetapi tidak juga menemukan Nabi uzair dan keldainya
Hari pun terus berlalu, penduduk desa telah putus asa kerana tidak pernah dapat menemukan Nabi tersebut. Akhirnya mereka pun melupakannya dan kembali pada kesibukan hidup masing-masing
Setelah 100 tahun tertidur, kemudian Allah kembali membangunkan Nabi Uzair as. Beliau bangun dengan jasadnya, sebagaimana seperti semula saat pertama kali ditidurkan. Allah mengutus malaikat yang meletakkan cahaya pada hati beliau, sehingga Nabi Uzair as dapat melihat bagaimana Allah mampu menghidupkan orang-orang mati
Kemudian Allah bertanya kepada Nabi Uzair as: ”Berapa lama kamu tinggal di sini?”
Beliau menjawab: ”Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari”
Allah berfirman: ”Sebenarnya kamu telah tinggal di sini 100 tahun lamanya, lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah dan lihatlah kepada keldai kamu yang telah menjadi tulang belulang. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia, dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati, beliau pun berkata: ”Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(Al-Baqarah [2]: 259)
Nabi Uzair as kemudian bangkit, lalu menunggang keldai tersebut menuju ke desanya. Beliau memasuki desanya pada waktu Maghrib. Beliau seperti tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya, di mana rumah-rumah dan jalan-jalan yang sudah jauh berubah. Begitu juga setiap orang dan anak-anak yang ditemuinya, tidak ada seorang pun yang mengenali dan dikenalinya
Saat dulu Nabi Uzair as. meninggalkan desanya, ketika itu beliau berusia 40 tahun. Akan tetapi sejak beliau tertidur desanya sudah menjalani waktu 100 tahun, maka tidak hairanlah bila manusia, rumah dan jalanan pun telah jauh berubah
Beliau lalu berkata pada dirinya sendiri: ”Aku akan mencari seorang lelaki tua atau wanita tua yang masih mengingat aku.”
Nabi Uzair as terus mencari orang yang masih mengenalinya, hingga akhirnya beliau bertemu dengan pembantu wanitanya dahulu. Namanya Mina, yang ketika ditinggalkannya dulu masih berusia 20 tahun. Kini Mina telah berusia 120 tahun, dengan tubuh yang sudah lemah, giginya rompong dan mata yang sudah buta
Nabi Uzair as. lalu bertanya kepada Mina: “Wahai ibu yang baik, dimanakah rumah Uzair?”Wanita tua itu lalu menangis dan berkata: “Tak ada seorang pun yang mengingatnya lagi. Dia telah menghilang sejak 100 tahun lalu, dan tidak pernah kembali lagi. Semoga Allah merahmatinya”
Beliau berkata: ”Sesungguhnya aku adalah Uzair. Tidakkah engkau mengenali aku? Allah Azza wa Jalla telah mematikan aku selama 100 tahun dan telah membangkitkan aku dari kematian.”
Mina kehairanan dan tak mempercayai ucapan itu. Dia lalu berkata: ”Uzair adalah seorang yang doanya selalu dikabulkan. Kalau kamu memang Uzair, maka berdoalah kepada Allah agar aku dapat kembali kuat dan melihat, sehingga aku dapat mengenalimu”
Nabi Uzair as pun berdoa, lalu Allah mengembalikan penglihatan mata dan kekuatan pada Mina, sehingga ia dapat mengenali majikannya itu. Lalu berlarilah Mina kerana bahagia, sambil berteriak: ”Sungguh Uzair telah kembali!”
Mendengar teriakan Mina, penduduk desa menjadi bingung dan hairan. Mereka malah mengira wanita tua itu telah gila
Selepas pertemuan Nabi Uzair as dan Mina, diadakanlah pertemuan di balai desa yang dihadiri oleh para pembesar desa, cendekiawan dan ulama. Tujuan pertemuan itu sendiri untuk bertanya-jawab langsung dengan Nabi Uzair as perihal peristiwa yang telah dialaminya. Dalam pertemuan itu hadir juga cucu Nabi Uzair as yang telah berusia 70 tahun. Sementara Nabi Uzair sendiri masih berusia 40 tahun.
Setelah mendengarkan kisah yang dialami Nabi Uzair as, maka salah seorang ulama bertanya kepada beliau: ”Kami mendengar dari ayah dan datuk kami bahawa Uzair adalah seorang Nabi dan dia mampu menghafal Taurat. Sungguh Taurat telah hilang dari kita dalam peperangan dengan Bukhtanashar, di mana mereka telah membakar kitab itu dan membunuhi para ulama dan para penghafalnya. Ini terjadi 100 tahun lalu, yang engkau katakan bahawa engkau menjalani kematian atau engkau tertidur. Seandainya engkau hafal Taurat, nescaya kami akan percaya bahawa engkau memang adalah Uzair”
Nabi Uzair as mengetahui bahawa sudah tidak ada seorang pun dari Bani Israil yang mengetahui dimana sebenarnya salinan kitab Taurat itu disimpan. Yang tahu hanya dirinya sendiri, kerana dahulu penyimpan salinan kitab Taurat adalah ayah Nabi Uzair yang bernama Sarukha
”Aku sekarang akan mengeluarkan Taurat yang telah aku simpan dan akan membacakannya untuk kalian”, kata Nabi Uzair as. seraya mengeluarkan Taurat yang mana kertasnya telah rusak dimakan zaman. Setelah selesai Taurat dibacakannya, maka percayalah warga desanya bahwa memang benar itulah diri Nabi Uzair as yang sebenarnya
Pada saat Nabi Uzair membacakan hafalan Taurat itu, tampak seberkas cahaya dari langit turun dan menyinari tubuhnya. Kerana semua hafalan taurat serta peristiwa dan pemandangan menakjubkan itulah yang membuat kaum Bani Israil (Yahudi) kemudian menganggap Uzair sebagai anak Allah. Ini sebuah perkataan dan keyakinan yang sesat, sebagaimana sesatnya kaum Nasrani yang juga menganggap Nabi Isa Almasih adalah anak Allah
Seperti yang dinyatakan Allah dalam Al-Quran, yang bermaksud:
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair adalah putera Allâh,” dan orang-orang Nasrani berkata, “al-Masîh adalah putera Allâh”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allâh memerangi (melaknat) mereka. Bagaimana mereka sampai berpaling? (31) Mereka menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allâh dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam. Padahal mereka hanya disuruh beribadah kepada Tuhan Yang Esa. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allâh dari apa yang mereka persekutukan.” [At-Taubah/9: 30 – 31]
Setelah peristiwa diatas, maka seterusnya Allah masih memberikan waktu hidup selama 75 tahun lagi bagi Nabi Uzair as. Beliau mengajarkan Agama Tauhid kepada warga desanya dan kepada kaum Bani Israil lainnya
Makam Nabi Uzair as diyakini berada di kota Basrah, Iraq
Kredit sepenuhnya kepada Penulis Asal (tak ubah satu ayat pun).
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://ciklapunyabelog.blogspot.com/2023/04/kisah-nabi-uzair-as.html