Kisah Mengenai Hujan Di Darat Dan Di Laut Serta Keunikkannya
TERJEMAH KITAB BADA'IUZ ZHUR BAGIAN KE EMPATKISAH TERJADINYA HUJAN DAN MANFAATNYA BAGI KEHIUPANAl-hamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad ﷺ beserta keluarga dan para sahabatnya. Oke. Pada pertemuan kali ini, merupakan pertemuan yang ke-4 dalam kajian kitab Badai’uz Zuhur karya Syekh Muhammadbin Amad bin Iyas Al-Hanafi ra, akan menerangkan tentang hujan sebagai tindak lanjut keterangan dari pertemuan yang telah lalu, serta manfaatnya bagi kehidupan di bumi maupun di lautan.
Qola muallif rohimahullohu ta’ala wa nafa’ana bi ‘ulumihi wa amiddana bi asrosi fid daroini, amin, ya robbal ‘alamiin.
﴿ذكر أخبار الـمطر﴾
قال ابن عباس رضي الله عنهما أن الله تعالى وكل بالـمطر ملائكة فلا تنزل قطرة إلا ومعها ملك يضعها حيث شاء الله تعالى إما فى البر وإما فى البحر. فإذا كان على الأرض أنبت الله به الزرع والإعشاب وهو قوله تعالى (وَهُوَ الَّذِى أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْئٍ) وإن كان فى البحر يخلق الله تعالى منه اللؤلؤ الصغار والكبار.
Ibnu Abbas ra, berkata “Sesungguhnya Allah telah mewakilkan / memasrahkan urusan hujan kepada para malaikat-Nya, sehingga air hujan itu tidak akn turun walau setetes pun kecuali disertai oleh para malaikat dan meletakkannya di suatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah ta’ala. Ada tetesan air hujan di letakkan di daratan dan ada pula yang diletakkan di lautan.”
Adapun hujan yang diturunkan di daratan, maka Allah akan menumbuhkan darinya tumbuh-tumbuhan, tanaman dan rerumputan seperti Firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 99 yang artinya “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan”. Sedangkan hujan yang diturunkan di lautan maka Allah akan menjadikan mutiara/pearl yang besar dan yang kecil.
قال أرسطاطاليس إن الـمطر يقع فى البحر الـمـحيط بالدنيا وذلك وقت هبوب الريح الشمالى, فإذا هاج البحر بالأمواج نزل من السماء مطر عظيم فيصعد من ذلك البحر صدف على وجه الماء ويفتح فاه ويلتقم القطرة من المطر كما يلتقم الفرج النطفة فلا يزال الصدف يعمد الى مواضع فى البحر لينعقد المطر فيصير درا فإذا انعقد تغويص الصدفة الى قعر البحر ويجمعونها فى أوعية موضعة فى صدورهم فيعمد اليها الغواصون واذا تركت الدرة فى الصدفة وطال مكثها فى البحر فسدت وتغير لونها كالثمرة اذا تركت على الشجرة ولم تقطف فى أوانها
Aristoteles berkata “Hujan itu akan turun di laut dunia bersamaan saat angin bertiup kencang dari arah utara. Jika gelombang air laut melonjak/pasang yang disertai dengan hujan deras maka tiram akan naiklah ke permukaan untuk meelan air hujan seperti halnya farji menelan sperma.
Menurut mbah wiki, tiram adalah binatang laut sejenis kerang dengan cangkang berkapur dan relatif pipih termasuk keluarga ostreidae, namun kata tiram juga sering dipakai untuk hewan serupa diluar jenis itu. Mengkonsumsi tiram telah terjadi sejak zaman purba dengan ditemukannya sampah dapur yang berupa cangkang tiram. Temuan terbanyak ini ada di pesisir pantai di belahan utara dunia dan menjadi makanan pokok bagi penduduk setempat. Tiram paling aman dikonsumsi ketika suhu mulai dingin, yaitu pada musim gugur hinga misim dingin, karena tiram akan lebih mudah rusak akibat patogen ketika suhu udara hangat.
Selama turun hujan, tiram-tiram itu bertahan diri atas samudera selama mungkin untuk menelan air hujan sebanyak-banyaknya. Nah, ketika air hujan yang ada di mulutnya serasa cukup maka tiram-tiram itu turun ke dasar samudera dan mengumpulkan tetesan air hujan itu dalam satu tempat di dadanya. Sepanjang waktu, lambat laun tetesan air hujan itu mengeras dan berubah warnanya, hingga orang-orang menyembutnya dengan sebutan mutiara, seperti layaknya buah yang ada di cangkangnya yang menempel di pepohonan.
(وحكي) أن أعرابيا قدم إلى البصرة ومعه درة نفيسة فأتى بها إلى عطار هناك وسأله أن يشتريها منه فاشتراها منه بأبخس الأثمان. ثم إن العطار سأل الأعرابي من أين وصلت إليك هذه الدرة فقال مررت يوما من الأيام بساحل البحر من أرض الصين فرأيت ثعلبا ميتا وعلى فمه صدفة فى جوفها بياض يلمع ووجدتُ هذه الخرزة إلى جانبه فأخذتُها ومضيت والذى يظهر لى من هذه الواقعة أن الصدف البحر الذى فيه اللؤلؤ يخرج من الـماء لينتشق الهواء كما هي عادة الصدف. فلما مر ذلك الثعلب بساحل البحر رأى لحمة حمراء فى جوف الصدفة, وهى فاتحة فاها .فوثب عليها الثعلب ليقتلها فأدخل فاه فى الصدفة فانطبقت عليه ومن شأنها إذا انطبقت على شيئ لاتنفتح أبدا حتى تنشق بالحديد. فلما انطبقت على فم الثعلب أخذها فصار يضربها فى الأرض يمينا وشمالا إلى أن مات فخرجتْ هذه الدرة من جوف الصدفة فمر بها ذلك الأعرابي فأخذها ولم يعلم قيمتها فكانت من رزق ذلك العطار فباعها بألف دينار وكانت قدر بيضة الـحمامة
Ada sebuah kisah menarik mengenai mutiara ini. Seorang berkebangsaan Arab datang ke negeri Bashrah dengan membawa mutiara yang indah untuk dijual kepada ‘Attor (tukang patri emas). Ia bertanya apakah engkau mau membeli benda ini? Maka tukang patri itupun membelinya dengan harga yang sangat malah. Kemudian si tukang patri itu bertanya kepada penduduk Arab tersebut “Dami mana kamu mendapatkan mutiara cantik ini?”
Orang Arab itu menjawab ”Suatu ketika saya datang ke pantai di negeri China, dan saya melihat ada binatang kecil yang mati dan di mulutnya terdapat kulit tiram dan dari dalam perutnya muncul cahaya putih menyilaukan dan disitulah saya menemukan mutiara cantik ini.”
Didalam diri tiram laut ini terdapat mutiara yang biasa keluar dari dasar samudera sebagai aktifitas tetapnya saat turun hujan untuk menghirup udara dan minum air hujan. Dan ketika binatang melata itu sedang melintas di tepi pantai ia melihat ada sepotong daging berwarna merah yang ada di balik cangkang tiram yang menganga, maka binatang melata kecil itu meloncat untuk menerkam daging tiram tersebut. Tiba-tiba cangkang tiram itu menutup dengan rapatnya sehingga terjepitlah bintang melata itu. Mulutnya beradu dengan daging merah (tiram) sedangkan kakinya meronta-ronta diluar cangkang.
Dan dari sinilah ketika ada binatang apapun masuk kedalam cangkang tiram, maka cangkang-cangkang itu tidak akan pernah terbuka dan terkunci untuk selamanya dan sangat sulit untuk membukanya kecuali dicongkel dengan besi.
Ketika binatang melata ini terjepit oleh kedua cangkang tiram, ia ingin berontak namun kesulitan untuk keluar. Akhirnya tiram itu membanting binatang melata kesana kemari hingga mati, maka keluarlah butir mutiara yang indah dar dalam cangkang tiram.
Setelah kejadian itu, penduduk Arab melintas di area tersebut dan melihat adanya benda bulat sebesar telur burung merpati dan bersinar, lalu ia pun mengambilnya. Namun penduduk Arab itu tidak tahu harga dari mutiara tersebut, kemudian membawanya kepada tukang patri emas di pasar Bashrah. Kemudian si tukang patri emas itu menjualnya lagi kepada saudagar kaya dengan harga 1000 dinar. Disini tidak dijelaskan tentang ukuran dinar-nya. entah itu dinar emas atau dinar perak. Yang jelas untuk harga dinar emas sekang (2019) mencapai 3,gram. Sedangkan dinar perak mencapai 3,11 gram. Jika 100 dinar dijadikan rupiah di era sekarang (2019) maka si tukang patri itu mendapatkan uang lebih dari 605 milyar rupiah. Itu merupakan rizki bagi si tukang patri emas.
(وقال) إبن عباس رضي الله عنهما إن الـماء الـمطر من بحر بين السماء والأرض وهو كثير الـمياء وفيه السمك والضفادع وقد نزل فى بعض السنين فى أماكن من الأرض مع الـمطر ضفادع وسمك صغار. ومصدق ذلك ما حكي : أن مُلكا من الـملوك أطلق بازايا له فى الفضاء خلف طائر فصعد البازي إلى أعلى الجوفغات عن الأعيان ثم رحع وفى رجله سمكة. فلما رآها الـملك أراد أن يأكلها فأحضر الحكماء واستشارهم فى أكل تلك السمكة فاشاروا عليه فى أكلها فقام من بين الحاضرين شاب صغير وكان له إشتغال بالعلم فى وسط الـمجلس وقال : ايها الـملك إن لحم هذه السمكة مسموم ولايجوز أكله. فقال له الـملك ومن اين ذلك هذا العلم ؟ قال : إن الله تعالى خلق بحرا بين السماء والأرض. وقد ورد فيه من الأخبار بأن به أسماكا مسمومة وأنت لـما أطلقت البزة خلف الطائر وفاته احتطف هذه السمكة من ذلك البحر وإن هذه البحر لايصل إليه إلا البازيات الشهب. فإن أراد الـملك صدف قولى فليحضر شخصا وجب عليه القتل وليطعهما له فينظر صدق قولى. فأتى الـملك بشخص وجب عليه القتل فأطعمها له. فلـما أكل اضطرب ومات فى الحال. فلما رأى الـملك أنعم على الشاب بألف دينار وصار الـملك لايتصرف فى شيئ من الأمور إلا برأي ذلك الشاب.
Ibnu Abbas berkata "Air hujan yang turun ke bumi itu berasal dari laut yang ada diantara langit dan bumi. disana ada air yang banyak dan di laut langit itu pula terdapat ikan-ikan dan katak. air hujan itu turun dari samudera langit beberapa tahun sebelumnya dan berjatuhan di muka bumi. Bersamaan dengan hujan itu ikan-ikan dan katak-katak yang besar-besar dan yang kecil-kecil turun ke bumi".
Argumen ini dibenarkan atau dikuatkan oleh sebuah cerita bahwa : ada seorang raja sedang meluncurkan anak panahnya ke angkasa mengejar burung. Burung itu terus naik ke atas ke angkasa hingga tidak tampak oleh mata. kemudian burung itu kembali turun dan di kakinya ada seekor ikan. Ketika sang raja itu melihat adanya ikan dicengkeraman burung itu ia ingin memakannya, namun ulama' penasehat spiritualnya melarang beliau untuk memakannya.
Diantara para prajurit yang ada, disitu ada seorang pemuda yang kesehariannya bergelut di dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan berkata "Wahai tua raja, sesungguhnya daging ikan ini beracun dan tidak baik untuk dikonsumsi." raja itu berkata "Dari mana kamu tahu tentang hal ini?"
pemuda itu menjawab "Sesungguhnya Allah menciptakan laut diantara langit dan bumi. Adapun pengetahuan ini kami ketahui dari kabar berita yang telah tersebar secara luas. Dan sesungguhnya ikan-ikan yang ada di samudera angkasa semuanya beracun. Ketahuilah, bahwa ketika paduka melepaskan anak panah di belakang burung buruan tadi, dan burung itu menyambar ikan yang ada di samudera yang ada di angkasa dalam keadaan mati. Dan hanya burung jenis ini saja yang dapat mencapai samudera yang ada si angkasa tersebut. Jika tuan raja butuh bukti terhadap argumen saya, maka hadirkanlah seorang narapidana yang wajib dibunuh."
Maka demi untuk membuktikan omongan bocah ini, sang raja pun menghadirkan narapidana untuk dijadikan bahan bukti. Dan benar, ketika narapidana itu memakan daging ikan langit, seketika narapidana itu mati. Ketika sang raja melihat bukti itu, beliau membenarkan semua argumennya serta memberi hadiah sebanyak 1000 dinar kepadanya, dan setiap ada perkara maka sang raja itu selalu meminta pendapat dari pemuda itu sebelum bertindak atau memutuskan suatu perkara..
<<SEBELUMNYA - SELANJUTNYA>>
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2019/04/kisah-mengenai-hujan-di-darat-dan-di.html