Kisah Kewafatan Orang Kedua Di Gua Thur
Oleh : Dr. Sayyid bin Husain Al Affani
Diriwayatkan dari Abu Safar, ia berkata : Abu Bakr R.A jatuh sakit. Ketika orang-orang menjenguknya, mereka bertanya "Tidakkah sebaiknya kami memanggilkan tabib (doktor) untukmu?" Ia menjawab, "Dia sudah melihatku." Mereka bertanya, "Apa yang dikatakan padamu?" Ia menjawab "Tabib mengatakan, 'Sesungguhnya Aku Maha Mengerjakan Apa Yang Aku Kehendakki.'"[1]
Diriwatkan dari Aisyah R.A, ia berkata : Ketika Abu Bakr R.A sudah merasa berat, ia bertanya, "Hari apa ini?"
Aisyah R.A melanjutkan : Kami menjawab "Hari Isnin." Abu Bakr R.A berkata, "Aku benar-benar mengharapkan kematian antara waktu sekarang hingga malam nanti."
Aisyah melanjutkan : Saat itu Abu Bakr R.A memakai pakaian yang bertampal. Ia berkata, "Jika aku mati nanti, cucilah pakaianku ini, dan tambahkan lagi dua kain baharu. Kafanilah aku dengan tiga lembar kain." Kami bertanya, "Tidakkah sebaiknya kami menggunakan kain baharu seluruhnya?" Ia menjawab "Jangan, kain yang baharu lebih baik untuk yang masih hidup." Kemudian Abu Bakr R.A wafat pada malam Selasa. [2]
Semoga ALLAH S.W.T meredhai Abu Bakr As-Siddiq R.A, orang kedua yang berada di dalam gua Thur, hingga pada hari wafatnya dia, dia masih berharap sekiranya dia wafat pada hari yang sama dengan hari wafatnya Nabi S.A.W.
Ia mengatakan "Aku benar-benar mengharapkan kematian antara waktu sekarang sehingga malam nanti." Maka ALLAH S.W.T pun mengabulkan doanya.
Diriwayatkan dari Bahiy mantan budak kepada Mush'ab bin Zubair, dia berkata :
Ketika Abu Bakr R.A. kedatangan tanda-tanda kematian, Aisyah R.A datang lalu melantunkan syair ini;
"Demi ALLAH, tidakkah berguna kekayaan bagi pemuda
Ketika ia dibangkitkan suatu hari, dan dada yang sempit."
Abu Bakr R.A lantas menyingkap wajahnya dan berkata, "Tidaklah seperti itu, tetapi katakanlah,
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang selalu kamu lari daripadanya. (Qaaf : 19)
Lihatlah dua kainku itu, cucilah keduanya, dan kafanilah aku dengan keduanya. Kerana orang hidup lebih memerlukan pakaian yang baharu daripada mayat. [3]
Diriwayatkan dari Aisyah R.A, ia berkata, "Aku hadir di sisi ayahku saat beliau wafat. Saat itu aku duduk di sisi kepalanya. Ketika dia pengsan, aku melantunkan satu bait syair,
"Barangsiapa air matanya sentiasa tertahan
Suatu ketika pasti ia terpancar"
Abu Bakr R.A lantas mengangkat kepalanya dan berkata, "Wahai anakku, tidak seperti itu. Akan tetapi katakanlah seperti firman ALLAH;
'Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qaaf : 19) [4]
Diriwayatkan dari Salman R.A, ia berkata : Aku masuk ke kamar Abu Bakr R.A saat dia jatuh sakit, lalu aku berkata kepadanya, "Wahai khalifah Rasulullah, sampaikanlah satu pesanan kepadaku. Kerana menurutku engkau tidak lagi berpesan apapun kepadaku sesudah hari ini."
Abu Bakr R.A menjawab, "Benar, wahai Salman. Sesungguhnya nanti akan terjadi penaklukan. Jangan sampai aku mengetahui apa yang menjadi bahagianmu adalah apa yang engkau masukkan ke dalam perutmu (makanan) dan engkau taruh pada punggungmu (pakaian). Ketahuilah bahawa, barangsiapa yang mengerjakan solat lima waktu, maka ia berada dalam tanggungan ALLAH. Kerana itu, janganlah engkau membunuh seseorang yang berada dalam tanggungan ALLAH kerana ALLAH kelak akan menuntutmu dengan pertanggungan-NYA, lalu ALLAH akan menyungkurkan wajahmu ke neraka." [5]
Diriwayatkan dari Aisyah R.A, bahawa dia berkata saat Abu Bakr R.A menghadapi sakaratul maut,
"Putih bersih, hujan diminta turun dengan wajahnya
Pelindung anak-anak yatim dan pelindung janda."
Abu Bakr lantas berkata "Itulah Rasulullah S.A.W." [6]
Setelah itu Abu Bakr R.A pergi menemui penciptanya. Dia adalah pendengaran dan penglihatan agama ini.
---
1 - Lihat Az-Zuhd karya Ahmad (hlm. 113); Ibnu Saad dalam Ath-Thabaqat (1/198); Ibnu Al Jauzi dalam Ats-Tsabat inda Al Mamat (hlm. 98); Shifah As-Safwah (1/264), Al Mushannaf karya Ibnu Abi Syaibah (13/262); (no.16287); dan At-Ta'azi Wal Maratsi karya Al Mubarrad (hlm. 219)
2 - HR Ahmad dalam Al Musnad (6/45) & Al Bukhari dalam bahasan tentang jenazah, bab tentang wafat pada hari Isnin.
3 - Lihat Thabaqat Ibnu Sa'd (3/198) & Kitab Al Muhtadhirin karya Ibnu Abi Dunya (hlm. 52)
4 - Lihat Al Muhtadhirin (hlm. 53) dan Thabaqat Ibnu Sa'd (3/194)
5 - Lihat Ath-Thabaqat Al Kubra karya Ibnu Sa'd (3/198).
6. Terjemahan kata dari shana' yang bererti lelaki atau perempuan yang bekerja dengan tangannya. Lihat Lisan Al Arab entri shana'a. Abu Zaid menuturkan bahawa kata shanna dan shana' boleh digunakan untuk lelaki dan perempuan. Lihat Fathul Bari (7/64)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.penaminang.com/2020/11/kisah-kewafatan-orang-kedua-di-gua-thur.html