Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa 2019
KHUTBAH IDUL FITRI 2019
ROMADHON SAMPUN NILARAKEN KITO
Hari ini kalimat takbir dari mulut umat Islam bergema di mana-mana. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur yang bercampur gembira, lantaran mereka telah ber-idul fitri atau kembali kepada kesucian (fitrah). Kalimat di atas terdiri dari dua kata, yaitu kata id yang berarti kembali atau hari raya, dan kata fitri yang berarti kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri dapat diartikan dengan hari perayaan umat Islam atas keberhasilannya kembali pada kesucian diri layaknya seperti bayi yang baru dilahirkan.
Orang yang berhasil melaksanakan puasa sebulan penuh dengan penuh keimanan dan keikhlasan pada Allah Swt. dianggap sebagai orang yang kembali suci. Untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah Swt., umat Islam dianjurkan untuk menutup ibadah Ramadhan dengan melaksanakan shalat sunat dua rakaat yang disebut dengan shalat hari raya Idul Fitri.
Adapun landasan hukum pelaksanaan shalat Idul Fitri tersebut adalah sebuah riwayat dari Anas ibn Malik yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. pertama kali hijrah ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari khusus yang merupakan hari raya bagi mereka. Lalu Rasulullah Saw. bertanya: “Kedua hari ini hari apa?” Penduduk Madinah menjawab: “Pada dua hari ini kami mengadakan perayaan, bergembira dan bermain-main sejak zaman Jahiliyah”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah mengganti kedua harimu ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal).
Dalam riwayat ibnu Abbas disebutkan bahwa ia bersama-sama Rasulullah Saw., Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab memulai shalat Idul Fitri. Shalat ini diadakan sebelum khutbah, tanpa azan dan iqamah (H.R. Bukhari dan Muslim).
Namun di sisi lain perasaan haru dan sedih juga dialami oleh umat Islam, karena bulan Ramadhan yang amat mulia telah berlalu. Kemuliaan Ramadhan dapat dilihat dari banyaknya julukan lain dari bulan ke-9 tersebut selain julukan Ramadhan. Bulan ini dijuluki juga dengan Syahr al-Qur’an (bulan al-Qur’an), Syahr al-Shiyam (bulan puasa), Syahr an-Najah (bulan keselamatan), Syahr al-Juud (bulan kemurahan), Syahr al-Tilawah (bulan membaca), Syahr al-Shabr (bulan kesabaran), Syahr al-Rahmah (bulan curahan kasih sayang dari Allah).
Ramadhan menjadi bulan yang mulia, karena banyaknya kitab suci dan shuhuf diturunkan pada bulan tersebut. Shuhuf Ibrahim, diturunkan Allah SWT. pada malam pertama Ramadhan; Kitab Taurat, diturunkan Allah SWT. pada malam keenam Ramadhan; Kitab Zabur, diturunkan Allah SWT. pada malam ke-12 Ramadhan, Kitab Injil, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 18 Ramadhan, dan Kitab al-Qur’an, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 17 Ramadhan.
Ramadhan semakin terbukti kemuliaannya bila dilihat peristiwa- peristiwa penting yang mengukir lembaran sejarah Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Peristiwa-peristiwa itu antara lain: 1). Kemenangan Rasul dan pasukannya dalam perang Badr, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-2 H; 2). Persiapan perang Uhud dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-3 H; 3). Persiapan perang Khandak dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-5 H; 4). Pembebasan kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 H; 5). Kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-9 H; 6). Pengiriman pasukan khusu yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib ke Yaman terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-9 H. Setahun kemudian penduduk Yaman berbondong-bondong masuk Islam; 7). Penaklukan Afrika oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Uthbah ibn Nafi’, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-53 H; 8). Islam menjajakkan kaki ke Eropa di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziyad, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke- 91 H; dan 9). Indonesia merdeka terjadi juga pada bulan Ramadhan.
Kemuliaan Ramadhan semakin jelas, bila ilihat dari khutbah Nabi SAW.: “Wahai manusia! Sesungguhnya kamu dianugerahi bulan yang besar lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul Qadr); bulan yang diwajibkan di dalamnya berpuasa; shalat malam di malam harinya dipandang sebagai ibadah sunat.
Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan satu perbuatan sunat di dalamnya, pahalanya sama dengan melakukan satu perbuatan fardhu di bulan lain. Siapa saja yang menunaikan satu perbuatan fardhu di dalamnya, pahalanya sama dengan orang yang mengerjakan 70 fardhu di bulan lain. Ramadhan adalah bulan sabar, dan pahala untuk sabar adalah surga.
Ramadhan adalah bulan untuk memberikan pertolongan dan bulan ketika Allah menambah rezki bagi mereka yang beriman. Siapa saja yang memberikan makanan kepada orang yang berbuka, maka dosa-dosanya akan diampuni dan dia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan kami yang tidak memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?” Rasulullah bersabda: “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, seteguk air atau sedikit susu di bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh keampunan, dan akhirnya terbebas dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban seorang hamba, niscaya Allah akan mengampuni dosanya dan dimerdekakannya dari api neraka.
Karena itu, perbanyaklah yang empat di bulan Ramadhan; dua perkara untuk menyenangkan Allah dan dua lagi kamu yang membutuhkannya. Dua perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tiada Tuhan selain Allah dan memohon ampun kepada-Nya. Dua perkara lagi yang sangat kamu butuhkan adalah memohon surga dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah akan memberinya minum yang jika diminum seteguk saja maka ia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya”.
Dari khutbah Rasul di atas tergambar jelas oleh kita betapa mulianya bulan Ramadhan, yang tidak akan pernah dijumpai pada bulan-bulan lain. Sehingga wajar bila Nabi SAW selalu sedih dan menangis ketika akan berakhirnya bulan Ramadhan. Atas dasar ini pulalah, wajar bila Nabi SAW mengatakan bahwa andaikan umatku tahu betapa besarnya keutamaan Ramadhan, pastilah mereka meminta supaya semua bulan dalam satu tahun itu dijadikan Ramadhan.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
أَكْبَرُ ×9. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ. وَأَعَزَّ جُنْدَهُ, وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَـثِـيْرًا كَمَا أَمَرَ, نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى عَلٰى الَّذِى جَعَلَ مُحَمَّدًا إِمَامًا لَنَا وَلِسَائِرِ الْبَشَرِ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْـمَبْعُوْثُ لِلنَّاسِ لِيَنْفِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنَجِّيْــهِمْ مِنْ عَذَابٍ النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ اْلأَطْهَارِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَقَالَ تَعَالٰى : يٰاأَيُّـهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلٰى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّـكُمْ تَتَّقُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ, أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ, فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ وَعَظِّمُوْاهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْاهُ. (اللهُ أَكْبَرُ 3×) . وَللهِ الْحَمْدُ.
Ma’asiral muslimin Rahimakumullah
Puji Syukur wonten ngarso dalem Allah, keranten wonten ing wekdal ingkang mulyo puniko kito taksih dipun paringi nikmat kesehatan lan keimanan dheneng Allah. Nikmat engkang ageng sanget engkang sampun kito raosaken minongko bukti bilih Allah mboten nate nilaraken kito sebagai makhluk ciptaannipun. Udara engkang kito hirup, luduiro engkang ngalir ing sajroning badan kito, ngantos Jantung engkang tansah berdenyut tanpo saged kito etang pinten katahipun denyut jantung kolo wahu, sedoyo puniko mboten lepas saking perhatianipun Allah SWT.
Sholawat soho Salam mugiho tansah kaparingaken dhumarteng junjungan kito Nabi Muhammad ﷺ soho kawulowerga lan Sahabat-sahabatipun. Keranten berkah perjuanganipun engkang gigih lan kesabaran sampun berhasil membawa umat manusia dari zaman Jahiliyah kepada zaman Ilmiyah,.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asiral muslimin Rahimakumullah
Dinten puniko takbir engkang miyos saking tutukipun umat Islam bergema ing pundi-pundi panggenan. Puniko nedahaken sebagai ungkapan syukur lantaran dhewekne podho ber-idul fitri utawi wangsuls dhateg kesucian (fitrah). Tiyang engkang berhasil anggenipun nglampahi siyam Ramadan kanti keimanan lan keikhlasan dipunanggap sebagai tiyang engkang kembali suci. Nah, kagem mujudakenk raos syukur puniko umat Islam dipun anjurkan untuk nutup ibadah siyamipun kaliyan ngleksnaaken shalat sunat kalih rakaat nun inggih shalat riyoyo Idul Fitri.
Wondene landasan hukum nglaksanaaken shalat Idul Fitri mundhut riwayat saking sahabat Anas ibn Malik bilih kanjeng Rasul ﷺ paring pangandikan. pertama kali hijrah ke Madinah, penduduk Madinah anggadahi kalih dinten riyoyo khusus. Lajeng Rasulullah ﷺ tangklet: “kalih dinten puniko dinten nopo?” Penduduk Madinah njawab: “ing dinten puniko kito ngawontenaken perayaan lan seneng-seneng naliko zaman Jahiliyah”. Salajengipun kanjeng Rasul ﷺ. Paring pangandikan: “Saktemene Allah ﷻ wus ngganti dino-dino mau kelawan rong dino kang luwih utomo, yaiku Idul Fitri lan Idul Adha” (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal).
Hananging, ing sisi sanes wonten perasaan haru lan sedih engkang dipun alami deneng umat Islam, karanten wulan Ramadhan sampun mungkuri kito. Romadhon dados wulan engkang mulyo, karanten katahipun kitab suci lan shuhuf dipun turunakan ing wulan kasebat. Shuhuf Ibrahim, turun ing malem pertama Romadhon; Kitab Taurat, turun ing malam enam Ramadhan; Kitab Zabur, turun ing malam 12 Ramadhan, Kitab Injil, turun ing malam 18 Romadhon, lan Kitab al-Qur’an, turun ing malam 17 Romadhon.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asiral muslimin Rahimakumullah
Wulan Romadhon puniko wulan beramal lan beribadah. sedoyo umat Islam berlomba-lomba beramal.pramilo meniko kito kedah saged mempertahankan ibadah-ibadah engkang sampun kito leksanaaken ing wulan salajengipun. Amal-amal engkang saged kito lampahi ing antawisipun inggih puniko Siyam, Sholat berjamaah.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asiral muslimin Rahimakumullah
Wulan Syawal puniko wulan peningkatan. di samping melestarikan nilai-nilai Ramadhan, kito kedah berupaya nindaaken peningkatan ingdalem bidang amal. wonten enem coro kagem ngusahai amalan kasebut, nun inggih :
Sepindah : Musyarotoh (komitmen lan tekat). Kaping kalih : Muroqobah (memantau diri kito atawi ngeraosaken bilih Allah tansah mersani dhateng kito) sahinggo kito tanasah waspada twin mboten sembrono. Kaping tigo : Muhasabah, utawi introspeksi diri anggenipun nglaksanaaken tekad kolo wahu. Kaping sekawan : Mu’aqobah, inggih puniko paring sangsi engkang bernilai jera kagem kelalaian tekad wahu. Sebab, tyen mboten dipun paringi ukuman saged mangsuli dhateng kelalaian malih. Kaping gangsal, Mujahadah : inggih puniko ngerahaken sedoyo kemampuan diri kagem memperbaiki kelalaian. Kaping enem, Taubikh wa mu’atabah, inggih puniko tansah mengkritik diri. Sebab kaliyan coro punikolah kito saged nyadari bilih amal-amal kito kebak kaliyan kekirangan sahinggo ke depan kito saged ngupayo damel ningkatken tekad kolo wahu.
Mekaten lah khutbah Idul Fitri ing saat puniko, mugiho kito saged nerapaken ingdalem saben dintenipun. Sugeng Riyadin, Selamat merayakan Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
-﴿الخطبة الثانية﴾-
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالأَفْرَاحِ وَالسُّرُوْرِ وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ اْلأُجُوْرِ، فَسُبْحَانَ مَنْ حَرَّمَ صَوْمَهُ وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَّرَ فِيْهِ مِنَ الْغُرُوْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلُّ مَشْكُوْرِ. أَشْهَدُ أَنَّ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَهَا لَنَا الصُّدُوْرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِىْ أَقَامَ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بَعْدَ الدُّثُوْرِ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّابَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ. فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ. وَقَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ؛ إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍ الدِّيْنِ. وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأْ َمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاكْفِنَا شَرَّ الْحَاسِدِيْنَ. وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا وَأَهْلِكْ مَنْ أَرَادَنَا بِالسُّوْءِ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
اللهم تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَ شَهْرَ رَمَضَانَ عَلَي مَاكَانَ فِيْهِ مِنْ تَسَاهُلِنَا وَاِلَّا بِفَضْلِكَ تَفَضَّلْ عَلَيْنَا. اللهم اسْتَجِبْ دُعَائَنَا وَاسْمَعْ فِيْهِ نِدَائَنَا وَقَوِّ اَبْدَانَنَا وَلَا تَرُدَّ اَيْدِيَنَا صِفْرًا اِلَي نُحُوْرِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَاَعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ اَبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا مِنَ النَّارِ, وَاجْعَلْنَا مِنَ المُتَّقِيْنَ الأَخْيَارِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً َوفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّي اللهُ عَلَي خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَي المُرْسَلِيْنَ. وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. اللهُ أَكْبَرُ، عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2019/05/khutbah-idul-fitri-bahasa-jawa-2019.html