Kesaksian Anak Kh Maimoen Zubair Beliau Menangis Tiap Dengar Sholawat Khadijah
Santri-santri dan tamu berdatangan di area Pesantren Al-Anwar 1, Rembang, yang satu kawasan dengan kediaman KH Maimoen Zubair. Sekitar pukul 14.30, salah seorang putra Mbah Maimoen, Taj Yasin Maimoen, datang.
Berikut wawancara Jawa Pos Radar Kudus dengan wakil gubernur Jawa Tengah itu.
Kapan terakhir bertemu?
Waktu di bandara sebelum berangkat haji, saya sempat sungkem memegangi beliau. Memegangi lama. Saya melihat ada air mata beliau yang ditahan. Dan, itu saya merasa setelah beliau masuk pesawat ada perasaan tidak enak.
Ada pesan khusus?
Beliau berpesan, Sin, ini pembangunan masjid tolong diselesaikan, kemudian untuk sedekah. Negara kita harus kita jaga. Kebersamaan dan persatuan. Itu pesan dari beliau.
Apakah ada rencana ke Makkah?
Rencana besok atau secepatnya. Karena ini sudah mepet. Ibu juga ngedrop. Jadi, kami musyawarah memang harus ada yang ke sana.
Bagaimana persiapan pemakaman Mbah Moen?
Sudah berembuk dengan keluarga, ya sudah di Makkah saja. Persiapan untuk ke tempat pemakaman sudah dipersiapkan.
Kapan Mbah Moen berangkat haji?
Beliau berangkat 28 Juli. Pulang rencana 20 Agustus.
Adakah nasihat untuk santri?
Beberapa santri punya cerita. Malam Ahad lalu saya didampingi istri. Kemudian cerita-cerita sama tangan kanan Mbah Moen. Katanya, ada firasat bau Mbah Moen ada di rumah, ada juga yang didatangi Mbah Moen.
Siapa pengurus pondok selanjutnya?
Kami sudah ada sendiri-sendiri. Semua sudah ditata oleh Mbah Moen. Ada di pondok putri, pondok putra. Sudah ada penerusnya sendiri-sendiri. Ada di Al-Anwar 1, 2, 3, 4.
Apakah Mbah Moen pernah berpesan ingin dimakamkan di Makkah?
Secara eksplisit, kayaknya tidak. Beliau sering mengucapkan guru-gurunya dimakamkan di Ma’la. Beliau baca salawat Khadijah, istri Kanjeng Nabi. Setiap mendengar itu selalu menangis. Mungkin ingin didekatkan dengan Syahidah Khadijah.
Siapa yang mendampingi saat haji?
Ibu (istri Mbah Moen, Red) saja. Ada banyak santri yang haji. Yang secara langsung mendampingi ada tiga santri.
Bagaimana Mbah Moen dalam mengajar?
Al-Anwar ini beliau yang mendirikan pada 1969. Beliau mendirikan, juga yang mengasuh. Mulai aturan, metode pembelajaran. Sekarang tinggal meneruskan saja.
Apa hal paling diingat?
Banyak, kalau diceritakan, tidak habis. Salah satunya, beliau itu selalu mengajar. Tidak pernah meninggalkan santri. Meskipun ada tamu. Pasti disempatkan mengajar meski sebentar.
Sumber: jawapos.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/kesaksian-anak-kh-maimoen-zubair-beliau-menangis-tiap-dengar-sholawat-khadijah/