Istri Bunuh Suami Di Bengkulu Tengah Mengaku Tak Pernah Dinafkahi Dan Dibohongi
Seorang istri tega membunuh suami di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.
Motifnya lantaran selama ini pelaku tak pernah dinafkahi dan sering dibohongi korban.
Ironisnya, pelaku sempat merekayasa jika suaminya tewas karena gantung diri.
Namun hasil penyelidikan polisi mengungkap fakta yang sebenarnya.
Kasus istri bunuh suami ini terungkap setelah Polsek Pagar Jati dan Polres Bengkulu Tengah menyelidiki kematian korban Yusuf Hariadi.
Warga asal Desa Rajak Besi awalnya dilaporkan gantung diri di Pondok Kebun Kopi miliknya pada Kamis (6/8/2020).
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi dan autopsi, terdapat sejumlah kejanggalan.
Seperti di TKP yang tak ditemukan tanda bekas korban gantung diri.
Selain itu tali yang digunakan menggunakan simpul mati dan terdapat luka benturan di kepala korban.
Tim medis Rumah Sakit (Bhayangkara) Polda Bengkulu yang melakukan autopsi mendapati hasil korban meninggal dunia akibat kekerasan dan kehabisan oksigen, bukan gantung diri.
Selanjutnya polisi pun memeriksa istri korban berinisial R (25). Setelah interogasi, dia akhirnya mengakui jika telah menghabisi nyawa suaminya tersebut.
“Pelaku ini memukul kepala korban dua kali dengan kayu hingga pingsan. Setelah itu dia ikat kain dan dicekik hingga kehabisan napas,” ujar Wakapolres Bengkulu Tengah Kompol Abduh Arbain saat ekspose, Senin (10/8/2020).
Pengakuan pelaku, dia khilaf telah membunuh suaminya.
“Dia tidak jujur, aku sering dibohong. Duit pun aku tak pernah dikasih, bagaimana aku bisa jajan. Aku mengaku salah sudah membunuh,” kata R menyesali perbuatannya.
Atas perbuatannya, pelaku terancam dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
Saat ini pelaku sudah ditahan untuk kepentingan penyelidikan.
Sumber: inews.id
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/istri-bunuh-suami-di-bengkulu-tengah-mengaku-tak-pernah-dinafkahi-dan-dibohongi/