Islah Nya Langit Dan Bumi
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Islah nya Langit dan Bumi
Allah SWT memisahkan langit
dan bumi (dalam firman-Nya di atas) yang keduanya ketika itu masih berupa asap.
Allah SWT berfirman: Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”, keduanya menjawab: “Kami
datang dengan suka hati.” (Fushshilat 11) Bumi dipisahkan dari langit yang
keduanya bersatu padu dan merupakan asap (dalam firman-Nya di atas), yaitu asap
bumi diasingkan (dijadikan tersendiri) tanpa keluar dari ruang asap langit, agar
penciptaan bumi terpisah dengan penciptaan langit dan penciptaan makhluk-makhluk
di langit. Asap (yang tanpa asap bumi) itu lalu dijadikan oleh Allah SWT sebagai
langit dengan dibangunnya, diluaskannya, ditinggikannya dan disempurnakannya.
Hal itu dijelaskan dalam firman-Nya ini: Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Adz Dzaariyaat
47) Dan Allah telah meninggikan langit. (Ar Rahmaan 7) Allah telah membangunnya,
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. (An Naazi’aat 27-28) Allah
SWT lalu membuat langit itu menjadi tujuh langit, yaitu tujuh lapis langit atau
tujuh tingkatan langit, seperti dijelaskan firman-Nya ini: Dia berkehendak
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. (Al Baqarah 29) Yang telah
menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis. (Al Mulk 3) Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?
(Nuh 15) Allah SWT menciptakan dan membangun langit dengan tanpa tiang hingga
menjadi tujuh lapis langit yang kokoh, seimbang dan tanpa ada yang retak. Allah
SWT berfirman: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya. (Luqman
10) Dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh. (An Naba’ 12) Dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun. (Qaaf 6) Yang telah
menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. (Al Mulk 3) Adapun jangka waktu Allah SWT menciptakan dan membangun langit tujuh lapis,
yaitu sebagai berikut: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
(Fushshilat 12)
: “Apakah Allah SWT menciptakan langit dengan tujuh
lapis itu dari asap?” Jawaban: “Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di langit dan di bumi dengan ukuran
dan perhitungan. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran. (Al Qamar 49) أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ
ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ Dan apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiyaa’ 30) Pengarang kitab Durratun Nashihin bernama Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir
al-Khubawi ar-Rumi al-Hanafi rahimahullah, yang digelar oleh Syaikh Umar Ridha
Kahhalah sebagai seorang wa`iz (penceramah / juru nasihat), mufassir dan
muhaddits, hidup di akhir abad ke 12H di zaman Dinasti Utsmaniyyah. Kitab ini
selesai beliau tulis sekitar tahun 1224H. Dalam penulisannya, beliau telah
merujuk kepada sekurang - kurangnya 75 buah kitab dan menukil daripadanya. Di
antara 75 buah kitab tersebut ada yang sudah sangat sulit untuk dijumpai kerana
langka, maka dari satu sudut kita sepatutnya berterimakasih kepada si pengarang
yang telah menyajikan kepada kita faedah dan mutiara yang terkandung dalam kitab
- kitab yang langka tersebut. Selanjutnya, pada halaman 123, pengarang menukil
kisah dialog di antara Langit dengan Bumi, sebagai berikut:-: ...Adapun (antara)
sebab bagi mi'raj (Junjungan Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam) adalah Bumi
bermegah - megah dengan Langit.
Kata Bumi: "Aku lebih baik daripada engkau
kerana Allah ta`ala telah menghiaskan aku dengan berbagai negeri, laut, sungai,
pepohonan, gunung - ganang dan sebagainya."
Langit menjawab: " Aku lebih baik
daripada engkau kerana matahari, bulan, bintang - bintang, falak, buruj, arsy,
kursy dan syurga ada padaku. " Bumi berkata lagi: " Ada padaku Ka`bah yang
diziarahi dan bertawaf padanya para nabi dan rasul, para wali dan orang - orang
mukmin amnya."
Langit membalas: " Padaku ada Baitul Makmur tempat para malaikat
langit bertawaf, padaku juga ada syurga kediaman arwah para nabi, para rasul,
awliya dan shalihin."
Bumi berkata lagi: " Sesungguhnya Penghulu Para Rasul,
Penutup Para Nabi, Kekasih Tuhan Semesta Alam, Makhluk Terafdhal yang Allah
wujudkan - atasnya tahiyyat (penghormatan) yang paling sempurna - mendiamiku dan
syariatnya berjalan atasku." Mendengar perkataan Bumi ini, Langit tidak mampu
untuk menjawabnya. Langit mendiamkan dirinya seraya bertawajjuh kepada Allah
sambil berkata: "Ya Tuhanku, Engkaulah yang menjawab permohonan orang - orang
yang tersepit dan aku lemah untuk memberikan jawapan atas perkataan Bumi. Maka
aku memohon agar Engkau naikkan Muhammad kepadaku supaya aku mendapat kemuliaan
dengan baginda sebagaimana mulianya Bumi dengan keindahan baginda dan
bermegahnya Bumi dengan baginda." Maka Allah mengabulkan permintaan Langit
(dengan memi'rajkan baginda shallaAllahu `alaihi wa sallam ke langit
Tentunya
itu menjadikan refleksi bagi lahir batin makhluk dan menjadi pertanyaan logis
dan metafisik?? Apakah kita hanya melihat ke langit dengan kesombongan untuk
diterima di sisi-Nya,.. Ataukah Kita melihat ke bumi sebagai asal dan kembali
kita dengan kerendahan diri di hdapan-Nya??? coba tanyakan??!! .. Dengan
ketenangan/tuma'ninah dan kesadaran Ilahi/khusyu' kalian dapat keduanya,... Be
yours self and take a chance and change for more good kind for lifetime evenly
small think for best you can do or nothing

See you Afterlife go on
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://alifbraja.blogspot.com/2025/05/allah-swt-memisahkan-langit-dan-bumi.html