Indonesia Membayar Demi 19 Tarif
Zainuddin Omar
Dipetik dari detikFinance yang memetik CNN Business pada hari Rabu (16 Julai 2025), empat syarat Trump kenakan pada Indonesia:

Pertama, Indonesia tidak akan mengenakan sebarang tarif terhadap produk eksport dari Amerika Syarikat.
Kedua, Indonesia akan membeli produk tenaga dari Amerika Syarikat bernilai AS$15 bilion atau kira-kira RM244 trilion (mengikut kadar tukaran Rp16,271/AS$).
Ketiga, Indonesia akan membeli produk pertanian dari Amerika Syarikat bernilai AS$4.5 bilion atau sekitar Rp73 trilion.
Keempat, Indonesia akan membeli 50 buah pesawat Boeing, kebanyakannya model siri 777. Pembelian ini dirancang akan dilakukan melalui syarikat penerbangan Garuda Indonesia.
Apa kata seorang rakyat Indonesia di FB:
"Bayangkan Trump duduk gagah di depan kamera, tersenyum puas seperti juragan sapi yang baru saja menjual kawanan terakhirnya ke pasar budak.
“Ranchers, Farmers, Fishermen! Kini kalian bebas masuk Indonesia, pasar 280 juta orang bodoh yang tak pandai menawar. Nol persen tarif! Langsung! Tanpa perlawanan!”
Di balik senyum itu, sapi-sapi Amerika telah lebih dihargai daripada pekerja tambak kita. Daging mereka melenggang ke supermarket Jakarta, sedangkan nelayan kita dibiarkan mati perlahan di dermaga.
Di Timur Tengah, Iran tak banyak cakap. Rudal diluncurkan. Tepat ke sarang AS di Qatar. Bukan demi menang, tapi demi satu kata yang tak pernah bisa dibeli dengan FTA atau MoU: harga diri. Mereka tahu rudal itu tak akan menggulingkan Amerika, tapi dunia tahu: mereka berani menampar.
Lalu Indonesia?
Tidak perlu rudal. Tidak perlu perlawanan.
Cukup diam, cukup tunduk, cukup jadi pasar.
Tarif 19 persen? Bukan karena kita lemah. Tapi karena kita memang sudah biasa diperlakukan sebagai pihak yang tak punya opsi selain: “ya sudah, terima saja.”
Di Gedung Putih, Trump menertawakan kita, bukan Iran. Karena Iran masih berani melawan. Indonesia? Kita bahkan tak berani menegosiasikan harga garam sendiri.
Kita lebih takut kehilangan investor daripada kehilangan muka. Lebih sibuk mengatur insentif pajak daripada bertanya:
“Mengapa kita selalu ditempatkan di bawah, bahkan oleh sapi impor?”
Amerika tersenyum, Iran menembak.
Kita tersipu malu, membuka lebar pintu gerbang pasar kita — seolah inilah takdir yang mulia.
Di dunia ini, mereka yang tak punya rudal, setidaknya harus punya keberanian berkata: TIDAK. Karena Tapi Indonesia? Bahkan itu pun tidak punya"
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://wrlr.blogspot.com/2025/07/indonesia-membayar-demi-19-tarif.html