Indonesia Ditimpa Banyak Bencana Benarkah Ini Ujian Dari Sang Pencipta
Bencana Alam (Liputan6)
Bencana sedang menimpa tanah air Indonesia, belum lama terjadi gempa di plau, kemudian gempa lombok, dan gempa situbondo, Dan sekarang pada hari Senin (29/10/2018) pukul 09.30 WIB Pesawat Lion Air JT-610 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang dinyatakan A1 (jatuh). Allahu Akbar, Maha Benar Kalam-Mu.. merekapun adalah makhluk-Mu..dan mereka tidak diam namun bergerak, perhatikan Firman Allah SWT :
“ Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” ( QS.27 An-Naml : 88 )
Acap kali kita menghibur diri dengan menyatakan ini adalah ujian dari Sang Pencipta.. jangan-jangan ini teguran dari-Nya karena ulah manusia penghuni bumi Allah ini ?
Ada kondisi dimana, kenikmatan yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita berubah menjadi siksa, perhatikan Do’a yang Rasulullah saw ajarkan kepada kita ..
” Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya ni’mat, dari kedatangan adzab-Mu yang tiba-tiba, dari berubahnya keselamatan yang telah diberikan oleh-Mu, dan dari seluruh murka-Mu ” ( HR. Muslim )
Kata ni‘mat adalah bentuk mashdar dari kata kerja na‘ima – yan‘imu – ni‘matan wa man‘aman. Menurut Ibnu Faris, kata na‘ima berakar kata dengan huruf-huruf nûn, ‘ain, dan mîm, yang me¬ngandung makna pokok ‘kelapangan’ dan ‘kehidupan yang baik’.
Ni’mat adalah saat rezeki yang telah pasti dialokasikan bagi seluruh makhluk-Nya ( QS.11:6 dan QS.29:60) mendatangkan keberkahan (bertambahnya nilai kemanfaatannya).
Bagaimana Nikmat Dapat Hilang?
Nikmat hilang karena beberapa hal:
Pertama, Perbuatan maksiat dan dosa, membalas nikmat dengan hal yang membuat Allah SWT menjadi murka. Bila mendapat nikmat Allah SWT, maka jagalah sebab perbuatan maksiat dapat menghilangkan nikmat. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi saw yang menegaskan hal itu, di antaranya, firman-Nya :
“ Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. “ ( QS.29 Al Ankabut : 40 )
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). “ ( QS.30 Ar-Ruum : 41 )
“ Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.” ( QS.4 An-Nisaa :79 )
Apakah termasuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat ilmu, misalnya, jika menyembunyikannya, tidak mengajarkannya kepada manusia dan tidak mengamalkannya? Apakah termasuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan, mengerahkan segenap tenaga dan upaya dalam hal-hal yang diharamkan?
Rasulullah saw bersabda :
“Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: hidupmu sebelum kematianmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa mudamu dan masa kayamu sebelum masa tuamu.” (HR. Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi, dishahihkan Syaikh al-Albani)
Kedua, bila kamu menyandarkan nikmat tersebut kepada selain Allah SWT, Sang Pemberi nikmat. Hal ini sebagai mana yang terjadi terhadap Qarun ketika ia menyandarkan nikmat kepada dirinya dan ilmunya melalui firman Allah SWT :
“ Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku……………” ( QS.28 Al Qashash : 78 )
Lalu apa akibatnya? Allah SWT berfirman dalam ayat ke 81 Surat 28 Al Qashash sbb :
“ Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
Secara umum bahwa kesejahteraan, kedamaian dan keberkahan merupakan hasil dari syukur kepada Allah sedangkan kesempitan, kegersangan dan kemiskinan akibat dari kufur kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya :
“ Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian elaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” ( QS.16 An-Nahl : 112 )
Ketiga, bila seorang hamba ditimpa sifat Ghurur (percaya diri yang berlebihan) atau sombong dan congkak terhadap makhluk lain karena memiliki harta yang banyak, properti, ilmu, kedudukan dan sebagainya. Allah SWT berfirman :
“ Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung[1600], Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya QS. 104 Al Humazah : 1-3
[1600] Maksudnya mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang karenanya Dia menjadi kikir dan tidak mau menafkahkannya di jalan Allah.
Keempat, bila kita tidak pernah memenuhi hak Allah SWT atas nikmat tersebut. Bila kita memiliki ilmu, maka kita harus mengajarkannya; jika kita memiliki harta, maka kita harus menginfakkannya.
Allah SWT berfirman :
” Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24)
Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), (25)
QS. 70 Al Ma’arij : 24-25
Oleh karena itu, seperti di dalam kitab ash-Shahih, dua malaikat berdoa setiap harinya dengan doa :
“Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak pengganti dan berikanlah kepada orang kikir kehancuran.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Bila diberi kesehatan dan afiat, maka kita harus memanfaatkannya untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Demikian seterusnya, kita mengekspresikan rasa syukur atas setiap anggota badan kita semampu kita dalam bingkai pengabdian kepada Sang Pemberi Nikmat Allah SWT.
Dalam Surat 55 Ar-Rahman, Allah SWT mengulang ayat
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak 31 kali, hal ini menunjukkan bagaimana hebatnya pengingkaran manusia terhadap sekian banyak nikmat dari-Nya.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://yangpenting2.blogspot.com/2018/10/indonesia-ditimpa-banyak-bencana.html