Iktibar Bangsa Ekonomi Tanpa Pedoman Sejarah


KARTEL merajai industri ayam. Scammer bermaharajalela. Rasuah berleluasa sampai kita dikenali seantero dunia.
Kerana penangan ini setiap minggu ada saja pelakunya dihadapkan ke mahkamah. Ke bab lain pula, industri ternakan negara dikatakan gagal. Ekonomi Malaysia ketinggalan dari negara tetangga, biarpun lewat lima tahun lepas terkehadapan

Isu-isu pendidikan masih ‘ber­nyala’, ada yang sedang dipasang sumbunya. Belum lagi berkisar peluang rumit pekerjaan warga tempatan, lambakan pekerja asing, pendatang asing tanpa izin (PATI) dan kerenah birokrasi lain

Segala macam ini yang terdedah kurang lima tahun ini memperlihat kuasa politik dan undang-undang yang ada sudah luntur. Memang boleh dibandingkan dengan pepatah bila pohon tumbang, kura-kura pun naik. Dalam persekitaran inilah kita berpolemik hari ini

Jadi, marilah kita semua balik susur sejarah. Kemudian kaji undang-undang negara kita. Akhirnya rumuskan apa harus dibuat agar masa depan anak cucu kita tidak kacau nanti. Agar mereka tidak tercari-cari atau teragak-agak tentang haluan dan kedudukan bangsa. Agar kita jangan seperti pantun bidalan:
Udangnya banyak di hilir
Ikan diatur dengan galah
Undang-undang memang mahir
Tapi bicara kita kalah
Dengan situasi politik tanah air yang cacamarba hari ini, soalnya kini bagaimana dapat kita pulihkan identiti bangsa yang sudah kabur

Hal-hal berlaku depan mata hari ini semuanya soal berkaitan kehilangan budaya dan cara hidup yang dilarikan zaman, yang tolong ditiadakan oleh bangsa sendiri dan yang masih tiada jawapan jelas baginya

Lebih jauh lagi yang kita orang Melayu bimbangi adalah ketinggian darjat institusi yang dihormati kelak dipersoalkan apabila berkonflik dengan peraturan, nilai antirasuah atau nilai rasuah yang mencelakan

Jika rule of law telah dicabul mana-mana pihak, akhirnya rakyat akan gunakan kuasa undang-undang itu untuk membuat pagar atau tembok masing-masing. Masa itu sudah terlewat. Bak kata, lantai mana yang jongket, paku mana yang jongkang. Yang jongket pun terus jongket

Bila Indonesia menamakan ibu negara baharunya Nusantara, mereka sebenarnya sedar dan tahu istilahnya cukup mega dan gah. Ertinya, ‘penguasaan’ gugusan kepulauan Melayu yang terdiri dari semua kepulauan di Indonesia sekarang, Semenanjung Tanah Me­layu, Sabah, Sarawak, Kalimantan, juga sebahagian Filipina selatan. Populasi 620 juta kawasan geopolitik Nusantara ini mewakili hampir 53 peratus gagasan ASEAN dengan GDP per kapita nominal AS$4,250

Di Indonesia juga, ahli politik di sana digelar politikus, sebagai persamaan istilah bahasa Inggeris politician. Tapi panggilan politikus ini amat kurang sopan bunyinya. Seolah-olah ahli politik itu semacam tikus yang menyental barang makanan orang – juga bawa imbasan suka lari daripada alam nyata ke sudut-sudut atau rongga yang sukar diteliti orang. Ramaikah ‘sang politikus’ di Malaysia ini

Bangsa yang mengambil iktibar berpandukan sejarah lampau untuk dijadikan pedoman dan hala tuju, diyakini akan terus maju. Rasuah, kartel, bahkan scammer pun barangkali takut hendak ‘hinggap’

Oleh: Zulkifli Jalil

Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

http://tungkaranhati.blogspot.com/2022/05/iktibar-bangsa-ekonomi-tanpa-pedoman.html

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Mudik Gratis Dki Angin Segar Warga Setelah Ekonomi Terpuruk Gara Gara Pandemi

Mudik Gratis Dki Angin Segar Warga Setelah Ekonomi Terpuruk Gara Gara Pandemi

papar berkaitan - pada 30/4/2022 - jumlah : 161 hits
Mudik gratis ini lanjut Syaiful menjadi bukti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merespons cepat untuk membantu warga Sehingga tak heran peserta mudik gratis sangat bersuka cita
Sejarah Pembinaan Lebuhraya Timur Barat

Sejarah Pembinaan Lebuhraya Timur Barat

papar berkaitan - pada 12/5/2022 - jumlah : 75 hits
Assalamualaikum wbtSELEPAS menempuh sebuah pengalaman memandu sendiri melalui Lebuhraya Timur Barat dari Gerik ke Jeli minggu lepas dan menemani Pak Inche memandu dari Jeli ke Gerik di tengah kepekatan malam Sk terpanggil untuk berkongsi se...
Tantangan Ekonomi Kreatif Di Masa Peralihan Pandemi Ke Endemi Covid 19

Tantangan Ekonomi Kreatif Di Masa Peralihan Pandemi Ke Endemi Covid 19

papar berkaitan - pada 1/5/2022 - jumlah : 125 hits
Sandiaga menyebutkan dengan semangat ramadan berbagi para pelaku kelana Ramadan berbagi ide gagasan pemasaran pendampingan dan pelatihan
Menparekraf Sandiaga Uno Yakin Sektor Pariwisata Mampu Bangkitkan Ekonomi Indonesia

Menparekraf Sandiaga Uno Yakin Sektor Pariwisata Mampu Bangkitkan Ekonomi Indonesia

papar berkaitan - pada 4/5/2022 - jumlah : 100 hits
Selain itu Sandiaga juga akan membahas terkait Community based tourism yang diimplementasikan dalam program pengembangan desa wisata
Nikmati Pesona Alam Dan Edukasi Ekonomi Kreatif Desa Karanganyar Di Magelang

Nikmati Pesona Alam Dan Edukasi Ekonomi Kreatif Desa Karanganyar Di Magelang

papar berkaitan - pada 8/5/2022 - jumlah : 88 hits
Magelang tak hanya memiliki destinasi wisata Candi Borobudur yang terkenal di dunia Daerah ini ternyata memiliki desa wisata dengan pesona alam budaya dan ekonomi kreatif yang menarik wisatawan Dia adalah Desa Wisata Karanganyar
Kredit Kecil Dan Menengah Bri Tumbuh Dorong Ekonomi Bergairah

Kredit Kecil Dan Menengah Bri Tumbuh Dorong Ekonomi Bergairah

papar berkaitan - pada 7/5/2022 - jumlah : 81 hits
Hal itu dinilai akan mendorong geliat ekonomi semakin bergairah pada tahun pemulihan 2022
Paras Karbon Dioksida Dunia Mencapai Paras Tertinggi Dalam Sejarah

Paras Karbon Dioksida Dunia Mencapai Paras Tertinggi Dalam Sejarah

papar berkaitan - pada 11/5/2022 - jumlah : 164 hits
Paras CO2 di atmosfera merupakan penyumbang utama kepada perubahan iklim dunia seperti pemanasan global peningkatan paras laut dan sebagainya April ini mencatatkan paras gas karbon dioksida di planet ini adalah yang paling tinggi sekali
Kalaulah Bella Hidup Di Zaman Nabi Sejarah Islam Buktikan Golongan Oku Dapat Pembelaan Sewajarnya

Kalaulah Bella Hidup Di Zaman Nabi Sejarah Islam Buktikan Golongan Oku Dapat Pembelaan Sewajarnya

papar berkaitan - pada 11/5/2022 - jumlah : 116 hits
Kalaulah Bella Hidup Di Zaman Nabi Sejarah Islam Buktikan Golongan OKU Dapat Pembelaan Sewajarnya SELURUH negara ketika ini mengikuti rapat kisah menyayat hati yang menimpa seorang kanak kanak Down Syndrome dijumpai dalam keadaan kusut leba...
Anies Salat Id Di Jis Menjadi Sejarah Bagi Warga Jakarta

Anies Salat Id Di Jis Menjadi Sejarah Bagi Warga Jakarta

papar berkaitan - pada 2/5/2022 - jumlah : 103 hits
Meski stadion tidak menghadap kiblat Anies memastikan panitia telah mengatur shaf bagi jamaah sesuai arah kiblat Shaf bagi jamaah laki laki dan perempuan akan dipisah
Help Shape Ai With Malaysian Values Says Anwar

Gaji Mei 2024 Tarikh Pembayaran Gaji Penjawat Awam

Friendly Fire Between Umno Youth Head And Bersatu Counterpart Opens A Can Of Worms

Nasi Briyani Kukus Padu Sedap Uii Percuma Ayam Briyani Untuk Ibu Mengandung Patutla Ramai Beratur Beli

Perjalanan Mendapat Haji Yang Mabrur

Nostalgia Bedak Sejuk

Moto Distracto Steady Garage Customizes The New Honda Motocompacto

Negeri Sembilan Akan Menaikan Gaji Penjawat Awam



5 Negara Yang Memilih Untuk Tidak Menggunakan Matawang Sendiri

Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Aku Bukan Ustazah Slot Akasia TV3

Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Bercakap Dengan Jun Slot DramaVaganza Astro Ria

5 Amalan Muslim Yang Sering Dijadikan Bahan Lawak di Malaysia

6 Fungsi Kereta Yang Sepatutnya Ada Tapi Tak Dijadikan Standard


Nak Rasa Cromboloni Sedap Boleh Ke Flour Crown Jitra

Don T Wait For A Leak Proactive Planning For Oil Tank Replacement

Stop The Drip Stay Warm A Guide To Oil Tank Replacement Services

Kelantan Kereta Rumah Ditembak Suspek Diburu Polis

Kempen Pn Dijangka Menggila Selepas Usaha Serang Kerajaan Tak Berhasil

Orang Bukan Melayu Tak Boleh Terima Perikatan Nasional