Grup Idola Jepang Yang Mendekati Pintu Surga
Berbeda dengan kelompok girl band pada umumnya, KBG84 merupakan girl band Jepang yang baru terbentuk dengan beranggotakan sekitar 33 orang lanjut usia yang tak hanya sekedar pandai menyanyi, tapi juga masih lincah dalam menari. Dan yang lebih mengagumkan, rata-rata usia dari anggota KBG84 adalah 84 tahun, dimana anggota tertua, Haru Yamashiro, sudah memasuki usia 97 tahun!
Girl band yang baru terbentuk ini bermarkas di pulau terpencil Kohama di Okinawa, Jepang, dan secara mengejutkan kehadiran mereka dalam industri hiburan Jepang langsung menuai sukses sehingga para anggotanya pun seakan tak percaya dengan keberhasilan mereka ini. Single mereka yang berjudul Come on and Dance, Kohama Island, langsung berhasil mencapai puncak tangga lagu, dan mereka baru saja menyelesaikan tur keliling Jepang yang juga meraih kesuksesan.
"Ketika saya pertama kali mendengar seseorang memanggil kita 'idola', saya pikir idola berarti seseorang yang telah menjalani kehidupan yang panjang dan berada di pintu surga," kata diva berusia 92 tahun, Tomi Menaka. "Tapi di Tokyo katanya idola itu artinya penghibur - tapi itu pun melegakan karena saya pikir itu berarti saya sedang dalam perjalanan ke surga."
"Kami merasa seperti bintang di Tokyo," tambah Hideko Kedamori yang berusia 86 tahun. "Semua penonton tersenyum lebar, seakan memberi tenaga bagi kami untuk menyanyi lebih energik. Kami beruntung telah dilahirkan di Kohama. Lirik lagu kami pun mengenai pulau dan alam - tentang paus yang menyemburkan air laut atau lumba-lumba yang menari."
Dan terlepas dari lirik lagu yang mereka nyanyikan, wanita-wanita tua ini pun ternyata masih lucu saat menyanyikannya. Energi dan antusiasme mereka sangatlah menakjubkan, mengingat usia mereka memang sudah tak lagi bisa dikatakan muda. Meski memang rata-rata usia mereka adalah 84 tahun, tak menutup kesempatan untuk mereka yang berusia sekitar 80 tahun untuk ikut bergabung. Nama KBG84 sendiri memang merupakan plesetan dari girl band asal Jepang yang sudah mendunia, AKB48. Huruf "K" mengacu pada Kohamajima, atau pulau Kohama. Huruf "B" untuk oBachan (artinya 'old lady' atau 'wanita tua'), sedangkan "G" diambil dari Gasshodan (artinya 'choir' atau 'paduan suara'). Sementara jika angka '48' dalam AKB48 lebih mengacu pada jumlah anggota, maka angka '84' di KBG84 lebih mengacu pada usia rata-rata dari para anggota 'grannies' band ini.
Tak hanya menuai kesuksesan, kehadiran para nenek ini pun seakan membuktikan bahwa pulau Okinawa merupakan salah satu tempat di dunia yang memiliki harapan hidup yang sangat tinggi bagi para penduduknya, hingga kerap disebut mendekati impian manusia akan surga. Padahal jika dilihat sepintas, diet yang mereka jalani pada umunya terdiri dari ubi jalar lokal dan sayuran, dan praktis tak ada tambahan gula. Menaka mengatakan bahwa untuk urusan diet dia tidak terlalu peduli, tapi ia selalu melakukan pekerjaan rumah tangga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
"Saya menjaga kesehatan diri saya dengan membersihkan rumah, mengepel lantai, dan memasak nasi," katanya. "Saya berlindung di tempat teduh saat cuaca terlalu panas. Saya tak ingin kulit saya terbakar sinar matahari. Saya harus selalu merawat kulit saya karena dalam hati saya merasa masih muda !"
Namun bagaimanapun juga tubuh para nenek ini memang sudah tak bisa selalu mengikuti semangat dalam diri mereka masing-masing. Itulah sebabnya di belakang panggung pentas mereka selalu terdapat tanda larangan masuk yang terpampang di pintu, dimana hal ini sengaja dibuat untuk para personil memonitor tekanan darah mereka, lengkap dengan defibrillator yang juga selalu stand-by.
KBG84 terbentuk atas gagasan musisi Jepang Kikuo Tsuchida, yang memang sudah tinggal menetap di Kohama selama sekitar 20 tahun terakhir. Girl band ini baru-baru ini juga sudah menandatangani kontrak rekaman, termasuk tur keliling, terutama untuk para penonton yang berusia setengah baya hingga usia lanjut. Para anggota sangat menikmati meski selalu diikuti oleh kru kamera, dan meskipun kini mereka sudah menjadi selebritis, tapi tak membuat mereka melupakan waktu luang untuk bercengkrama sambil menikmati secangkir teh.
"Kami masih ingin melakukan hal yang biasa kami lakukan, yaitu membicarakan gosip tentang kehidupan," kata Kedamori. "Kami berjuang bersama seperti yang selalu kami lakukan sejak masih anak-anak. Semua untuk satu dan satu untuk semua."
Sumber: TheGuardian, OddityCentral, RocketNews24
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://tumarima.blogspot.com/2015/09/inilah-grup-idola-jepang-yang-mendekati.html