Emang Masalah Buat Loe 9004
Surah al-An'am turun sekaligus diiringi oleh tujuh puluh ribu Malaikat
Al-Aufi, Ikrimah, dan Ata telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahawa surah Al-An'am diturunkan di Mekah.
Imam Thabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahawa surah Al-An'am diturunkan di Mekah di malam hari sekaligus, di sekelilingnya terdapat tujuh puluh ribu malaikat, semuanya mengumandangkan tasbih di sekitarnya.
Sufyan As-Tsauri telah meriwayatkan dari Laits, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid yang mengatakan, "Surah Al-An'am diturunkan kepada Nabi S.a.w sekaligus, sedangkan ketika itu aku memegang tali kendali untanya. Sesungguhnya hampir saja surah ini mematahkan tulang-tulang unta yang dinaikinya kerana beratnya surah Al-An'am yang sedang diturunkan."
Syarik telah meriwayatkan dari Laits, dari Syahr, dari Asma yang mengatakan bahawa surah Al-An'am diturunkan kepada Rasulullah S.a.w ketika beliau sedang dalam perjalanannya dengan diiringi oleh sejumlah besar malaikat. Jumlah mereka menutupi semua yang ada di antara langit dan bumi.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Murrah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahawa surah Al-An'am diturunkan dengan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat. Hal yang semisal telah diriwayatkan pula melalui jalur lain, bersumber dari Ibnu Mas'ud.
Imam al-Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya. mengatakan bahawa telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad ibnu Ya'qub Al-Hafidz dan Abul Fadl, iaitu Al-Hasan ibnu Ya'qub Al-Adl; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Wahhab Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir yang mengatakan bahawa ketika surah Al-An'am diturunkan, Rasulullah S.a.w membaca tasbih, kemudian bersabda:
"Sesungguhnya surah ini diiringi oleh para malaikat (yang jumlahnya) menutupi cakerawala langit."
Kemudian Imam al-Hakim mengatakan bahawa hadits ini shahih dengan syarat Imam Muslim.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan. telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Durustuwaih Al-Farisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu Talhah Ar-Raqqasyi, dari Nafi' ibnu Malik ibnu Abu Suhail, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahawa Rasulullah S.a.w telah bersabda;
"Surah Al-An'am diturunkan dengan diiringi oleh sejumlah malaikat yang ramainya menutupi semua yang ada di cakerawala timur dan barat. Suara gemuruh tasbih mereka terdengar, dan bumi bergetar kerananya."
Sedangkan Rasulullah S.a.w sendiri mengucapkan; "Mahasuci Allah Yang Maha-agung, Mahasuci Allah Yang Maha-agung."
Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Imam Thabrani, dari Ibrahim ibnu Nailah, dari Ismail ibnu Umar, dari Yusuf ibnu Atiyyah, dari Ibnu Aun, dari Nafi' dari Ibnu Umar yang mengatakan bahawa Rasulullah S.a.w telah bersabda;
"Surah Al-An'am diturunkan kepadaku sekaligus. dan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat, dari mereka terdengar suara gemuruh kerana bacaan tasbih dan tahmid."
[Petikan dari Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, Pengenalan Surah al-An'aam]
Kembara Mencari Redha - Siaran
INGIN MEMBATALKAN NAZAR
Soalan; ASSALAMUALAIKUM, Saya Ridzuan dari Sepang, saya ingin bertanya tentang hukum menyempurnakan nazar?
1. Sekiranya saya telah berniat nazar (yang baik) tetapi saya ingin membatalkan/menukarkan niat nazar itu kepada yang lain, apakah yang saya perlu lakukan?
2. Untuk makluman pihak tuan saya telah bernazar untuk menyedekahkan 5% gaji saya selama saya berkerja kepada yang memerlukan sekiranya saya mendapat perkerjaaan.
3.Semasa saya membuat lafaz tersebut saya agak yakin yang saya mampu melaksanankannya, tetapi selepas difikirkan kembali saya menjadi gusar sekiranya saya tidak dapat menyempurnakan nazar saya tersebut.
Jawapan;
Wajib ke atas orang yang bernazar (dengan nazar ketaatan) menunaikan nazarnya selagi ia mampu menunaikannya. Allah berfirman di dalam al-Quran (yang bermaksud); “…dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka…”. (al-Haj: 29). Sabda Nabi –shallalahu ‘alaihi wasallam-; “Sesiapa bernazar untuk mentaati Allah, maka hendaklah ia mentaatiNya (yakni menunaikan nazarnya)…” (HR Imam al-Bukhari dan at-Tirmizi dari Saidatina ‘Aisyah r.a.).
Jika ia tidak mampu menunaikan nazarnya, gugur nazar itu selama tempoh tidak mampu itu, namun apabila ia kembali mampu wajiblah ia menunaikan semula nazarnya. Oleh demikian, orang yang bernazar untuk bersedekah –seperti kes di atas-, kemudian ia ditimpa susah (tidak mampu bersedekah), gugur sedekah nazar itu darinya selama tempoh ia susah itu, kemudian jika ia senang (dilapangkan rezki oleh Allah), ia wajib melaksanakan semula nazarnya untuk bersedekah itu.
Jika ia meyakini keadaan kesusahannya itu tidak akan berubah –yakni ia tidak akan mampu melaksanakan nazarnya itu buat selamanya-, sebahagian ulamak berpandangan; ia hendaklah menggantikan nazarnya itu dengan membayar kaffarah sumpah dan dengan itu ia bebas dari nazarnya. Ini sebagaimana sabda Nabi –sallallahu ‘alaihi wasallam-; “Sesiapa bernazar dengan suatu nazar yang tidak mampu ditunainya, maka kaffarahnya ialah kaffarah sumpah” (HR Imam Abu Daud dengan sanad yang soheh dari Ibnu ‘Abbas r.a.).
Kaffarah sumpah ialah dengan memilih salah satu dari tiga perkara;
1. Memberi makan sepuluh orang miskin, atau;
2. Memberi pakaian untuk mereka, atau;
3. Membebaskan seorang hamba.
Jika tidak berupaya melakukan satupun darinya, hendaklah berpuasa tiga hari. Sila rujuk surah al-Maidah, ayat 89.
Kesimpulan; untuk membatalkan nazar dengan sengaja, tidak harus. Adapun jika tidak mampu melaksanakannya, harus menangguhnya sehingga mampu. Jika kemampuan untuk melaksanakannya hilang sepenuhnya, hendaklah diganti dengan kaffarah sumpah.
Wallahu A’lam.
Rujukan;
1. Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, perkaraan “Nazr”.
Kembara Mencari Redha - Siaran
(FULL ! BIKIN NGAKAK) Ceramah Terbaru Ustad Abdul Somad 2018, Di Kalianda, Lampung Selatan
Diskominfo Lampung SelatanDiterbitkan pada 2 Jul 2018KALIANDA, Diskominfo Lamsel – Puluhan ribu masyarakat Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) tumpah ruah menyaksikan ceramah Ustad Abdul Somad, Lc., MA, di Rest Area Masjid Agung, Kalianda, Minggu (01/07/2018). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamsel sengaja mengundang ustad kondang asal Pekanbaru, Riau ini, untuk mengisi pengajian akbar dalam rangka halal bi halal 1439 Hijriah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamsel dengan masyarakat. Pantauan lampungaselatankab.go.id, ribuan masyarakat Kabupaten Lamsel mulai berdatangan sejak pukul 08.00 WIB, bahkan masyarakat dari luar daerah seperti Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Utara, Kota Bandar Lampung, dan Provinsi Banten ikut hadir. 60 tenda yang disediakan panita di pelataran Rest Area Masjid Agung, tak cukup untuk menampung masyarakat yang datang. Meskipun harus duduk diluar tenda dan berdiri tak membuat masyarakat beranjak sedikitpun untuk menyimak isi ceramah Ustad Abdul Somad. Bersama Bupati Lamsel, DR. H. Zainudin Hasan, M.Hum dan jajaran Fokorpimda Lamsel, Ustad Abdul Somad hadir di tribun utama dan langsung disambut antusias masyarakat yang telah lama menunggu kehadiran ustad yang mempunyai jutaan viewer di youtube dan facebook ini. Sekitar pukul 10.00 WIB, Ustad Abdul Somad memulai ceramahnya yang membawa tema cinta “Alquran dan Makmurkan Masjid”. Ceramah yang berdurasi 90 menit itupun berakhir pada pukul 11.30 WIB. Tak hanya itu, dalam ceramahnya Ustad Adbul Somad juga menyinggung akan pentingnya sholat. Sebab katanya, amalan yang pertama kali dihisab di akhirat nanti yaitu shalat. “Yang pertama kali ditanya nanti adalah shalat. Walapun engkau ke Makkah bolak balik, bangun masjid dimana-mana, walaupun kau hebat baca Quran, tetapi kalau kau tidak shalat maka amalmu seperti daun kering yang dihembus angin, hilang tak berkesan sama sekali,” tukasnya. Ustad Abdul Somad pun menegaskan, apabila shalat seseorang itu baik, maka beruntunglah dia, dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian akan menimpanya. “Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja kafirlah dia secara nyata. Shalat ! Shalat ! Potong video ini satu menit, masukkan ke intagram, like and share, kita viralkan,” cetus ustad lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini. Sementara, Bupati Lamsel, Zainudin Hasan dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Ustad Abdul Somad untuk memberikan tausiah kepada masyarakat Kabupaten Lamsel umumnya, dan masyarakat dari daerah lain yang hadir. “Alhamdulillah, hari ini Ustad Abdul Somad hadir ditengah-tengah kita, mari kita doakan beliau senantiasa diberikan umur panjang, senantiasa diberikan curahan rahmat dan hidayah oleh Allah. Keluarganya dilindungi menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah,” ucapnya. Zainudin juga mengimbau, agar masyarakat dapat menyimak dan mengamalkan isi ceramah yang disampaikan Ustad Adbul Somad. “Nanti jangan hanya bercerita, tapi mari amalkan apa yang disampaikan. Saya sendiri senantiasa tidak pernah bosan dan jenuh, mengajak seluruh warga Lampung Selatan, dimana pun adzan dikumandangkan, datang, rukuklah bersama orang-orang yang rukuk,” pesannya. “Insya Allah, dengan cara ini, kalau kita mampu menegakkan agama Allah, membela agama Allah, pasti Allah akan membantu kita semua. Karena, pembangunan fisik tidak terlalu sulit jika manusianya mau dibangun,” katanya diakhir sambutan. (az/diskominfols)
KategoriBerita & Politik(FULL ! BIKIN NGAKAK) Ceramah Terbaru Ustad Abdul Somad 2018, Di Kalianda, Lampung Selatan - YouTube
Naveed Iqbal, Pria Lumpuh yang Terbitkan Aplikasi “Mecca Guide”
Ahad, 6 Januari 2019 14:52
Foto: Naveed IqbalKIBLAT.NET, Mekkah – Naveed Iqbal terlibat dalam kecelakaan mobil yang tragis bersama teman-temannya di Jeddah pada tahun 2008. Mobil terbalik hingga 5-6 kali. Dia selamat tetapi dengan luka yang mengubah hidupnya.
Naveed berasal dari Pakistan dan telah tinggal di Arab Saudi selama 28 tahun. Paru-parunya rusak sehingga membuatnya dirawat intensif. Setelah satu bulan menggunakan ventilator, dia bisa sadar namun tidak dapat berbicara selama sekitar 8 bulan karena ada selang yang dipasang di lehernya untuk membantunya bernafas.
Naveed didiagnosis dengan quadriplegia, suatu bentuk kelumpuhan yang terjadi di bawah leher. Sebagian tulang belakangnya rusak dan tulang panggul kanannya patah. Hal ini membuat kedua tangan, leher, dan lengannya tidak berfungsi lagi.
Bersyukur Naveed sekarang ini dapat menggerakkan tangannya, meskipun harus dengan sekuat tenaga menggerakkan jari-jarinya. Dia hanya bisa menggerakkan ibu jari tangan kanannya, namun bagian leher ke bawah tetap tidak berfungsi.
“Setelah keluargaku, orang-orang di negara ini adalah orang-orang paling baik yang pernah aku temui dalam 10 tahun ini. Mereka tidak hanya membantuku untuk turun dari kursi roda ketika naik mobil (mereka bahkan mencium dahi saya dan mendoakanku),” kata Naveed.
Yang spesial dari Naveed, dia tidak membiarkan kelumpuhan menghentikannya dari mencapai tujuan hidupnya. Dia telah belajar web design dan dengan susah payah mendesain situs web untuk Fitheme dengan hanya menggunakan ibu jari.
BACA JUGA Saudi Gelar Sidang Kasus Khashoggi, Lima Terdakwa Dituntut Hukuman Mati
Baru-baru ini ia mengembangkan aplikasi untuk wisatawan dan penduduk setempat yang disebut Mecca Guide. Melalui aplikasi ini, para pengguna dapat dengan mudah mengunjungi setiap lokasi di Mekkah. Aplikasi android ini mendapat penilaian bintang 5 yang sempurna, dan sudah dapat bekerja pada versi iOS.
Melihat usaha Naveed, kekuatan dan tekad seharusnya menjadi sumber motivasi bagi kita semua.
Sumber: Ilmfeed
Redaktur: Ibas Fuadi
BERITA TERKAITAlasan Utama Taliban Enggan Berunding dengan Pemerintah Afghan Ahad, 6 Januari 2019 14:18Bashar Assad Akan Diundang dalam Pertemuan Liga Arab Ahad, 6 Januari 2019 13:45Serangan AS di Suriah Meningkat Pasca Trump Umumkan Tarik Pasukan Ahad, 6 Januari 2019 13:10Menteri Pertahanan Malaysia Akui Putranya Ditahan Karena Narkoba Ahad, 6 Januari 2019 12:24Xi Jinping Instruksikan Agar Pasukan Cina Siapkan Perang Ahad, 6 Januari 2019 11:39Naveed Iqbal, Pria Lumpuh yang Terbitkan Aplikasi "Mecca Guide" - Kiblat
Alasan Utama Taliban Enggan Berunding dengan Pemerintah Afghan
Ahad, 6 Januari 2019 14:18
Foto: Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.KIBLAT.NET, Kabul – Negosiasi antara delegasi Imarah Islam (Taliban) dengan utusan khusus pemerintah Amerika Serikat, Zalmay Khalilzad, telah berlangsung selama 2 hari di Abu Dhabi ibukota Uni Emirat Arab akhir Desember lalu. Satu agenda utama dalam negosiasi tersebut adalah penarikan pasukan asing dari Afghanistan serta upaya mengakhiri agresi AS di negara itu.
Sementara terkait isu keprihatinan atas situasi keamanan di Afghanistan yang diajukan oleh AS dan negara-negara Barat lainnya bersifar sekunder dalam agenda pertemuan. Selain hal-hal seperti yang sudah disebutkan di atas, agenda utama lainnya adalah termasuk pembebasan tawanan, penghapusan nama-nama pemimpin Taliban dari daftar hitam, pembukaan kantor perwakilan, dan beberapa lainnya yang sangat vital bagi pentingnya sebuah negosiasi, serta dalam rangka membangun kepercayaan.
Alhasil, sudah selayaknya Amerika berinisiatif mendorong bagi terwujudnya agenda-agenda tersebut di atas sebagai bukti ketulusan mereka melakukan negosiasi.
Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab sebagai negara-negara yang pernah mengakui pemerintah Imarah Islam (Taliban) di masa sebelum perang, juga ikut andil dalam pertemuan tersebut dengan status sebagai pengamat.
Di hari kedua, di luar rencana pemerintah Kabul secara sepihak mengirim delegasi ke UEA dan sangat ingin ikut hadir dalam pertemuan meskipun tidak diundang. Meski demikian, Imarah Islam (Taliban) konsisten menentang “manuver” tersebut, dan kembali menyatakan sikap tegasnya atas pelanggaran/pengkhianatan yang ditunjukkan oleh pemerintah Kabul di hari kedua itu.
Pemerintah Kabul jelas tidak memiliki kapasitas untuk mampu menyelesaikan berbagai isu. Oleh karena itu, mereka seharusnya tidak diijinkan ikut hadir dalam proses negosiasi, dan kita juga sama sekali tidak menginginkan bertemu dan bernegosiasi dengan “boneka” yang hanya bisa bertindak atas perintah majikannya.
BACA JUGA Negosiasi Tak Surutkan Operasi Taliban Rebut Ibukota Provinsi Sar-e Pol
Pemerintah Kabul tidak mampu dan tidak berniat mengakhiri agresi Amerika karena keberadaan mereka sendiri merupakan kebohongan untuk menutupi keberlangsungan agresi dan penjajahan Amerika tersebut. Demikian juga, satu-satunya tujuan eksistensi dari pemerintah Kabul adalah untuk mempertahankan dominasi Amerika di Afghanistan.
Pemerintah Kabul sejak awal sudah menyepakati sebuah perjanjian keamanan yang bertujuan memperpanjang penjajahan asing di Afghanistan.
Mereka (pemerintah Kabul) mengijinkan para penjajah itu melakukan berbagai tindak kejahatan di Afghanistan, dan tanpa rasa malu berkolaborasi dengan pasukan Amerika membantai bangsanya sendiri.
Hingga hari ini, rakyat Afghanistan terus merasakan penderitaan akibat kesepakatan dan perjanjian tersebut. Penjajah asing dan proksi lokal mereka menganggap darah rakyat Afghan sedemikian murah sehingga tiada henti-hentinya mereka terus membunuhi dan menyebabkan puluhan warga sipil tak berdosa tewas menjemput syahid setiap hari akibat operasi-operasi militer di darat dan serangan udara.
Utusan khusus Washington, Khalilzad sendiri mengatakan dalam pertemuan bahwa setiap bombardemen oleh Amerika di mana saja dilakukan atas permintaan pemerintah Kabul. Bisa dibayangkan, pesawat-pesawat Amerika dari udara dan pasukan keamanan Afghan yang ada di darat secara bersama-sama terlibat dalam serangan brutal terhadap penduduk sipil yang tak berdaya.
Mereka terus melancarkan operasi raids (baca: penggerebekan) siang dan malam di mana pasukan pemerintah boneka berkolaborasi dengan kekuatan asing melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap warga tak berdosa, membakar rumah-rumah penduduk tanpa alasan, sementara wanita dan anak-anak pun tak luput dari aksi kejahatan mereka.
BACA JUGA Jika Tak Tarik Pasukan, AS Diancam Bernasib Seperti Uni Soviet
Secara realistis dapat dikatakan, bahwa pemerintah Kabul bisa dengan akurat digambarkan telah kehilangan kemampuan di semua level untuk menyelesaikan masalah maupun isu-isu serius seperti soal blacklist, rencana pembukaan kantor perwakilan politik, dan lain-lain. Isu-isu semacam ini berkorelasi langsung dengan kepentingan pihak penjajah asing, dan memang hanya mereka lah yang punya otoritas membuat keputusan terkait agenda negosiasi. Sementara, efek keikutsertaan boneka tidak signifikan dan tidak diperlukan.
Di sisi lain, apabila pemerintah Kabul berniat dan ingin hadir dalam proses negosiasi dan membuat kesepakatan dengan Imarah Islam, pertama yang harus mereka lakukan adalah menghapus atau membatalkan perjanjian keamanan dengan penjajah sebagai sebuah sikap tegas terhadap Amerika.
Selanjutnya, mereka harus meminta maaf kepada bangsa Afghan atas tindakan mereka di masa lalu yang mendukung agresi Amerika, mendukung perjanjian keamanan yang menguntungkan musuh, dan terlibat berbagai kejahatan yang tidak manusiawi. Demikian juga, konskuensi selanjutnya adalah mereka harus berjanji untuk membawa para pengkhianat negeri dan para pelaku pelanggaran terhadap hak asasi manusia ke Mahkamah Syariah.
Jika hal-hal itu bisa dipenuhi dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah Kabul, maka Imarah Islam (Taliban) akan bisa mulai mempertimbangkan kemungkinan untuk berbicara dengan pemerintah Kabul.
Sumber: Alemarah
Redaktur: Yasin MuslimBERITA TERKAITTaliban Jelaskan Substansi Negosiasi dengan AS di Abu Dhabi Jum'at, 21 Desember 2018 07:58Taliban Bantah Pemberitaan Reuters Mengenai Tema Negosiasi di Abu Dhabi Rabu, 19 Desember 2018 07:55Serangan Pasukan Afghanistan Tewaskan 20 Warga Sipil Ahad, 16 Desember 2018 13:13Ashraf Ghani Bentuk Tim Negosiator, Taliban: Kami Hanya Negosiasi dengan AS Kamis, 29 November 2018 13:55PBB Sebut Peluang Perdamaian di Afghanistan Hari Ini Lebih Besar Sabtu, 24 November 2018 10:35Alasan Utama Taliban Enggan Berunding dengan Pemerintah Afghan - Kiblat
Agong letak jawatan
Wartawan Harian Metro
[email protected]SULTAN Muhammad V meletakkan jawatan sebagai Yang di-Pertuan Agong berkuat kuasa, hari ini.Perkara itu disahkan menerusi satu kenyataan rasmi Istana Negara, hari ini.
Sebelum ini, tular pelbagai cerita kononnya Sultan Muhammad V melepaskan jawatan sebagai Yang di-Pertuan Agong.
Laporan itu turut mendakwa satu mesyuarat khas Majlis Raja-Raja kononnya membuat keputusan meminta Yang di-Pertuan Agong berhenti secara terhormat jika tidak mahu disingkir daripada jawatan itu sebelum 9 Januari ini.
Berita lanjut menyusul
Artikel ini disiarkan pada : Ahad, 6 January 2019 @ 6:39 PMhttps://www.hmetro.com.my/utama/2019/01/409221/agong-letak-jawatan
Fuel dealers fault Najib for shrinking income, jobs over stagnant commission rates
Published 2 hours ago on 06 January 2019 By Emmanuel Santa Maria Chin
PDAM lashed out at former prime minister Datuk Seri Najib Razak, whose BN administration they blamed for the stagnant sales commission of the past decade, which they said was responsible for their revenue losses that forced some of their members to pull out from business. ― Picture by Shafwan Zaidon
KUALA LUMPUR, Jan 6 — The Petrol Dealers Association of Malaysia (PDAM) today hailed the Pakatan Harapan (PH) government for raising their commission by 3 sen per litre sold, thereby protecting their livelihood
At the same time, the association lashed out at former prime minister Datuk Seri Najib Razak, whose Barisan Nasional (BN) administration they blamed for the stagnant sales commission of the past decade, which they said was responsible for their revenue losses that forced some of their members to pull out from business
“Many dealers had to close shop, a lot of workers lost their source of incomes, and even more families fell victim to Najib’s government, which never took the necessary steps to correct the situation,” PDAM said in a statement
It said the Najib administration had been aware of the effect of the weekly float system introduced for RON95 petrol on the livelihood of 128,000 individuals and family members of the 32,000 fuel traders as it had conducted a study on that
PDAM said the then BN government had promised fuel dealers their sales commission would be raised after GE14 last year
It claimed Najib, who was also the then finance minister, chose not to do so out of fear of public backlash before the May 2018 general election
“Never has the BN government delayed updating the commission rates for more than 10 years, the longest before that was eight years, between 1994 to 2002,” PDAM said
“When Najib did not act to save the industry, 150 petrol station operators were forced to close shop, indirectly affecting 1,500 to 2,250 workers who lost their income and the compounding effects towards their immediate families,” it added
PDAM then proposed an annual review of the sales commission and upgrades to the rate based on rising living costs to protect the industry and the domestic economy
“The continuity of this industry will also directly impact the continuity of the country’s economy,” it said
https://www.malaymail.com/s/1709617/fuel-dealers-fault-najib-for-shrinking-income-jobs-over-stagnant-commission
https://www.youtube.com/watch?v=dl2_Vl2TETMPaling kocak !! Ustad Somad Lucu Tapi Pertanyaan Jamaah Lebih Lucu | FULL Sesi tanya jawab terbaru
Sahabat HijrahDiterbitkan pada 26 Nov 2017
Paling kocak !! Ustad Somad Lucu Tapi Pertanyaan Jamaah Lebih Lucu | FULL Sesi tanya jawab terbaru Paling kocak !! Ustad Somad Lucu Tapi Pertanyaan Jamaah Lebih Lucu | FULL Sesi tanya jawab terbaru Seperti yang kita ketahui bahwa ustad somad di kenal sebagai pendakwah yang pintar beliau ahli hadist di samping kelebihan beliau juga terkenal bahwa di setia cerah ceramah ustad somad juga bisa membuat para jamaah ketawa itu juga salah satu nilai lebih buat ustad abdul somad di samping ilmu yang ustad somad miliki lihat juga sesi tanya jawab lainnya yang sangat berguna : https://youtu.be/blsjLf7HV00 hukum menhan kentut saat sholat : https://youtu.be/UPI4Ib_DZrY sesi tanya jawab kocak abis : https://youtu.be/vBCzJ4nUe5I
Kenyataan sepihak yang lain:
Isu Tabung Haji: Jangan mudah menuding jari
Minda Rakyat Januari 06, 2019
TERTARIK apabila membaca penulisan terbaru Saudara Rafizi Ramli (RR) yang menegur Presiden PAS, YB Dato’ Seri Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang (TGHH) agar jangan mudah berpuas hati dalam isu Tabung Haji (TH).
Penulisan Saudara RR itu disandarkan kepada berita yang dilaporkan portal Malaysiakini, dan dipetik sebahagian ucapan TGHH ketika berdialog di London tanpa meneliti keseluruhan ulasan TGHH dalam isu ini.
Saudara RR menyebut bahawa, “Sejak 2013, saya telah menulis 33 analisis dan pandangan, termasuk membongkar pelaburan-pelaburan Tabung Haji yang merugikan penabung sehingga mencecah berbilion ringgit. Semuanya boleh dibaca di sini, jika Dato’ Seri Hadi sudi meluangkan sedikit masa menimba ilmu yang di luar kepakaran beliau (kewangan)”.
Baguslah jika Saudara RR tekun membongkar penyelewengan dan kerugian TH, tetapi janganlah terlalu mudah menghukum salah, apatah lagi mengaitkan orang lain yang tidak bersalah.
Terkadang timbul juga persoalan adakah analisa dan pertuduhan yang dibuat oleh Saudara RR selama ini, mempunyai merit dan asas yang kukuh untuk dipercayai?
Daripada 33 analisa tersebut, berapakah jumlah laporan SPRM yang telah dibuat, dan berapa pula kertas siasatan yang telah dibuka bersandarkan analisa Saudara RR. Daripada jumlah tersebut, berapa kes salahlaku yang telah didakwa, dan berapa pula pesalah yang sudah disabitkan oleh pihak mahkamah?
Jawapan kepada persoalan ini akan menilai sama ada analisa Saudara RR selama ini boleh dipercayai atau sebaliknya.
Pendirian TGHH dalam isu tadbir urus korporat TH adalah jelas, sebagaimana yang terkandung di dalam kenyataan beliau bertarikh 12 Disember 2018, serta ucapan penuh TGHH dalam program dialog di London tersebut, antaranya:
a. PAS memandang serius terhadap tuduhan yang berlaku di dalam institusi kewangan terbesar umat Islam di Malaysia ini, namun PAS berpandangan adalah tidak wajar sekiranya pertuduhan ini dibicarakan melalui media oleh seorang Menteri sehingga boleh menimbulkan persepsi dan percanggahan maklumat yang mengelirukan.
b. PAS menyarankan agar satu penilaian menyeluruh dikendalikan di bawah seliaan Majlis Raja-Raja (RCI) ataupun Parlimen, bagi meneliti dan mempertimbangkan setiap syor yang dikemukakan oleh juruaudit bebas yang telah dilantik (PWC), sebelum dilaksanakan oleh pihak Kerajaan yang masih baharu dan kerap membatalkan keputusan yang dibuat mereka sendiri.
c. PAS juga menasihatkan agar Kerajaan tidak mempolitikkan isu ini sehingga merosakkan imej Tabung Haji, dan tidak bersikap berat sebelah dalam menjalankan siasatan terhadap kes rasuah dan penyelewengan melibatkan pemimpin Pakatan Harapan yang masih belum disiasat dan didakwa sehingga hari ini.
Malah pendirian TGHH dalam isu 1MDB juga jelas menolak segala unsur penyelewengan dan menggesa agar diadakan siasatan RCI secara bebas.
Ini terkandung di dalam sebuah makalah yang menghimpunkan segala kenyataan, ceramah dan ucapan parlimen oleh TGHH dalam isu 1MDB setebal 106 muka surat, dan boleh difahami oleh mereka yang tidak mempunyai kepakaran dalam bidang kewangan.
Hakikatnya TGHH tidak pernah sekalipun ‘berpuas hati’ terhadap laporan penyelewengan yang didakwa berlaku di TH dan 1MDB, apatah lagi ‘menyucikan’ segala salah laku yang didakwa berlaku di TH dan 1MDB.
Benar kita tidak boleh mudah berpuas hati, namun kesemuanya perlu disiasat, didakwa dan dibicara mengikut 'rule of law' yang bebas, dihukum seadilnya dan diambil iktibar sebaiknya.
Justeru adalah lebih baik sekiranya kita tidak mudah menuding jari, kerana dikhuatiri umpama pembohong memekik “pembohong” di tengah orang yang mengejarnya di malam hari, memudahkan pembohong sebenar melepaskan diri.
SYAHIR SULAIMAN6 Januari 2019MR : PH nak cari simpati rakyat dnegan membuat huru hara kepada sistem Islam Isu Tabung Haji: Jangan mudah menuding jari - Minda Rakyat
pas puas hati tabung haji pas puas hati tabung haji - Carian Google
The demonisation of Islam, its roots
January 6, 2019 6:53 am Raggie Jessy
Dr Eqbal Ahmed
Dr. Eqbal Ahmed was born in Bihar, India in 1933. He migrated to Pakistan in 1947. He earned his PhD in Political Science and Middle Eastern History from Princeton. He taught at University of Illinois at Chicago and Cornell University. In the 60’s he became known as one of the earliest and most vocal opponents of American policies in Vietnam and Cambodia. Dr. Ahmed died in Islamabad on May 11, 1999.
According to David Barsamain, Eqbal Ahmed was a rare combination of scholar and activist. He not only shared his knowledge with progressive movements for social change but he participated in them. He cared about people and he cared about justice.
David Barsamian is the producer of the award-winning syndicated radio program Alternative Radio. He is a regular contributor to The Progressive and Z Magazine. He interviewed Dr. Eqbal Ahmed in August 1998. Following is an excerpt from an interview with him.
Where do you trace chronologically when Islam, Muslims, Arabs become targeted as a threat or an enemy of the West?
This is not a completely new phenomenon… In the tenth century, for the first time you saw a certain notion of demonizing Islam. At that point, it wasn’t so misplaced from the European point of view, because Islam was an expansionist civilization, and therefore considered…a threat and a menace. The Crusades witnessed the first instance of demonization along religious lines, that is, demonization of Islam itself rather than of Arabs or Turks… Next you notice it in the period when British and later French colonialist encountered Muslim resistance.
There was the case of the Mahdi, who besieged and killed General Charles George Gordon in 1885 in Khartoum. That particular moment saw a great deal of emphasis on Islamic fanaticism. Colonial battles were never remembered unless a Custer was killed or a Gordon besieged. Millions of people may die, but the memories are of Custer and Gordon.
This third time… in the last 1,400 years that there is this organized attempt to demonize Islam. This time it’s more organized and sustained, because the means have changed. Today there is mass communication.
Does this process of demonization come from a shared consensus that is not articulated? Or are people meeting at Harvard and saying, “OK, we have to get together and demonize Arabs and Muslims?”
I don’t think there is a conspiracy… Great imperialism needed a legitimizing instrument to socialize people into its ethos. To do that it needed two things: a ghost and a mission. The British carried the white man’s burden. That was the mission. The French carried la mission civilisatrice, the civilizing mission. The Americans had manifest destiny and then the mission of standing watch on the walls of world freedom, in John F. Kennedy’s ringing phase. Each of them had the black, the yellow, and finally the red peril to fight against. There was a ghost and there was a mission. People bought it.
After the Cold War, Western power was deprived both of the mission and the ghost. So the mission has appeared as human rights. It’s very strange mission for a country, which for nearly a hundred years has been supporting dictatorship in Latin America and throughout the world. Chomsky and Herman wrote about this in The Washington Connection and Third World Fascism.
In search of menace, they have turned to Islam. It’s the easiest, because it has a history.
It’s also the most vulnerable.
It’s vulnerable. Its weak… Islamic countries are home to the oil resources of the West. The West has encountered resistance in Algeria, Egypt, among the Palestinians, and with the Iranian revolution-enough to arouse anxiety that Western interests… are threatened. And there is a history of demonization. All these things fall into place. And there are enough vested interests to take advantage of it.
Media coverage of Islamic fundamentalism seems to be very selective. There are certain types that are not discussed at all. For Example, the Saudi version, which may be among the most extreme. Americans hear a lot about Hezbollah and Hamas and groups in Egypt, like the Akhwan.
This is a very interesting matter you are raising… Saudi Arabia’s Islamic government has been by far the most fundamentalist in the history of Islam. Even today, for example, women drive in Iran. They can’t drive in Saudi Arabia. Today, for example, men and women work in offices together in Iran. Women wear chador, but they work in offices. In Saudi Arabia, they cannot do it. So on the basis of the nature and extent of fundamentalist principles or right-wing ideology, Saudi Arabia is much worse practice than Iran. But it has been the ally of the United States since 1932, so nobody has questioned it.
But much more than that is involved. Throughout the Cold War, starting in 1945 when it inherited its role as world power, the United States has seen militant Islam as a counter weight to communist parties in the Muslim world. During this entire period, the Muslim brotherhood in Egypt was not an enemy of the United States… The U.S. government actually promoted and supported the Islamic regime that is now in power in Sudan. General Muhammad Gaafar al-Nimeiry was allied to the Islamic movement of Sudan and was a friend.
America’s two major leverages on its allies in Western Europe and Asia-the nuclear umbrella and economic superiority-had drastically diminished by the early 1970’s. The U.S. was looking for new leverages over its allies. They picked the Middle East because this was where the energy resources for the industrial economies of Japan and Europe came from. An established, unchallenged American influence in this Region… could control prices and show Europe and Japan, “We can give you cheap oil. We can make your oil expensive. We hold your economic lifeline.”
This was the time of the Nixon Doctrine, namely, the use of regional powers to police the region for the United States. In the Middle East, they chose Iran and Israel. In the Pentagon, throughout most of the 1970s, they were called “our two eyes in the Middle East.” In 1978, after having or perhaps because of having taken some $20 billion of military hardware from the United States, the shah of Iran fell under weight of his own militarization. The 1979 Islamic revolution threatened American interests deeply… materializing in an uglier form during the hostage crisis.
Within a year, quite ironically, something totally the opposite happens. The Soviet Union intervened in Afghanistan. In Pakistan, an Islamic fundamentalist of a really hardcore variety, the mujahideen in Afghanistan, takes on the “evil empire.” They received billions in arms between 1981 and 1988 from the United States alone. Add additional support form Saudi Arabia, under American encouragement…
American operatives went about the Muslim world recruiting for the jihad in Afghanistan, because the U.S. saw it as an opportunity to mobilize the Muslim world against communism. That opportunity was exploited by recruiting mujahideen in Algeria, Sudan, Egypt, Yemen, and Palestine. From everywhere they came. They received training from the CIA. They received arms from the CIA. I have argued in some of my writings that the notion of jihad as “just struggle” had not existed in the Muslim world since the tenth century until the United States revived it during its jihad against the Soviet Union in Afghanistan.
Since then, almost every Islamic militant, including those in Israel, Algeria, and Egypt… has been trained in Afghanistan. The CIA people call it “Islamic blowback.”
These are aspects that the American media is not willing to touch on. The New York Times’ foreign affairs columnist are neither qualified nor would they want to be qualified to comment on these realities.
“Eqbal Ahmad was that rare thing, an intellectual unintimitated by power or authority…Perhaps the shrewdest and most original anti-imperialist of Asia and Africa.” -Edward W. Said
Source: IslamicityThe demonisation of Islam, its roots – The Third Force
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2019/01/emang-masalah-buat-loe-9004.html