6 Tahun Menganggur Gelar Sarjana Komputer Menjadi Produsen Dan Mengedarkan Uang Palsu Di Samarinda
(CASMAIR) - Polisi membongkar praktik pencetakan dan distribusi uang yang dipalsukan. MT (31), pengabaian pascasarjana sepeda motor di salah satu kampus di Samarinda, ini adalah Kalimantan, dinamai mencurigakan. Saya diputuskan untuk mengedarkan uang palsu karena saya 6 menganggur.
MT ditangkap pada hari Minggu (28/11) kemarin di Venta Center dan pembelian kompleks HP kompleks HP Segiri, setelah ia membayar pembelian HP pemalsuan mencurigakan Rp 50 ribu. Pedagang seluler memberi tahu polisi.
Cukup yakin. Ketika mereka meyakinkan, polisi menemukan uang palsu di tubuh mereka. Pergerakan polisi dengan cepat menjarah rumahnya di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Di rumah MT, petugas yang disita di antara printer lain, lebih tipis, potongan kertas siap dicetak, uang palsu Rp 50 ribu senilai Rp 1,8 juta, sebesar Rp 50 ribu sebesar Rp 50 ribu Rp. 5,85 juta, serta memotong pisau. Mereka semua dibawa ke markas polisi kota Samarinda.
"Telah mencetak dan mengedarkan uang palsu ini sejak 2019. Berapa banyak tayangan dan sirkulasi, tidak ingat," kata Kepala Kota Samarinda, AKP, menciptakan Sonithe Gulo, di Kantor Jalan Bhayangkara, Senin (29/11).
Diketahui bahwa aktor MT adalah gelar sarjana dalam sistem informasi komputer. Karena itu pengetahuan Internet, karenanya, ketentuan ini mencetak uang palsu. Tujuannya adalah posisi dan tempat-tempat lain yang hanya membutuhkan pembayaran kecil, dan bukan untuk pembayaran skala besar.
"Sementara itu, dia (MT) hanya mempelajari uang palsu di Samarinda," kata Creator.
Creati masih ditularkan, MT dinamai mencurigakan. Peneliti menjebaknya dengan UU No. 07/2011 pada mata uang.
"Orang tuanya sudah tahu kecurigaan MT ini, dan telah mengingatkannya berulang kali. Printer dilemparkan ke kolam, tetapi diambil lagi oleh MT dan diperbaiki. Alasan untuk tersangka (uang palsu) adalah tekanan ekonomi, itu belum mungkin. Saya bekerja. Meskipun dia adalah seorang sarjana, "jelas Gulo.
Sementara MT, pada kenyataannya, ia menegaskan bahwa dia tidak ingat jumlah uang palsu yang dicetak dan digunakan untuk belanja sehari-hari. Hampir setiap hari, melewati uang palsu dari Rp50 ribu untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Termasuk kredit dan biaya internet.
"Saya lulus pada tahun 2015. Ya, saya belum bekerja sejauh ini," kata Mt.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.casmair.com/2021/11/casmair-polisi-membongkar-praktik.html