5 Tahun Lamanya Misem Hidup Dalam Ancaman Akan Dibunuh Anak Dan Cucu Cucunya
Hati siapa yang tidak sedih melihat anak-anaknya saling membunuh?
Seperti itulah yang dirasakan Misem, yang tak mampu berbuat apa-apa karena trauma dan takut dibunuh oleh cucu dan anak perempuannya.
Kesedihan itu dia tanggung selama 5 tahun, mungkin dalam hatinya berdoa semoga prahara yang menimpa keluarganya segera berakhir atau sampai akhir hayatnya.
Misem, orang tua dan nenek dari keempat korban pembunuhan satu keluarga meski mengetahui pada pembunuhan itu hanya diam membisu.
Padahal hatinya hancur, marah dan memendam rasa takut mengingat kejadian paling mengerikan dalam hidupnya.
“Penyelidikan terbaru bahwa sebenarnya Misem sempat dibekap Irvan dan Putra,” kata Kanit Reskrim III Polres Banyumas, Ipda Rizki Adhiansyah Wicaksono, Kamis (29/10/2019).
Saat pembunuhan yang terjadi pada pukul 14.00 hingga menjelang magrib, 9 Oktober 2014, Misem sempat mengetahui perbuatan para tersangka.
Bahkan saat itu Misem nyaris juga dibunuh dan dirinya sudah dibekap oleh kedua tersangka yakni Irvan dan Putra.
Misem yang kala itu sebenarnya sudah dipindahkan ke rumah Minah sempat mendengar tangisan dan teriakan para korban.
Karena penasaran adanya tangisan dan teriakan, Misem menjadi curiga dan akhirnya masuk melalui pintu samping untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Namun ketika masuk melalui pintu samping, diketahui oleh tersangka Irvan.
“Pada saat ketahuan itulah Misem dibekap hingga membuat gigi dari Misem copot satu,” imbuhnya.
Karena syok dan dibekap oleh Irvan, Misem akhirnya pingsan dan kemudian dibawa oleh Irvan dan Putra.
“Pada saat itu sempat terjadi debat antara Irvan dan Putra yang mana Irvan menginginkan agar Misem juga ikut dibunuh. Namun tersangka Saminah menolak, sebab dia merasa, Misem adalah ibunya,” katanya.
Misem yang kala itu tidak menyaksikan pembunuhan tersebut, tetapi karena pernah disekap dan diancam Misem tidak mau menyampaikan hal tersebut kepada keluarganya sendiri, yaitu Edi.
“Ancamannya kala itu, Misem akan dibunuh juga oleh Irvan dan Putra. Namun Putra juga menolak karena berpikiran apabila semua keluarga itu hilang akan menimbulkan kecurigaan semua orang,” imbuhnya.
Ruang tengah kala itu sudah banyak darah, yaitu selepas membunuh Sugiyono dan Supratno.
Misem akan masuk melalui pintu samping, lalu ketahuan oleh Irvan dan Putra hingga akhirnya dibekap dan ditutup matanya lalu dimasukkan dalam kamar.
Ketika Misem sudah sadar dari pingsan, ketiga tersangka, yaitu Saminah, Irvan, dan Putra mengancam kepada Misem agar tidak bercerita kepada siapapun termasuk anaknya Edi.
Selama lima tahun itu Misem hidup dalam ancaman akan dibunuh.
Para tersangka mengatakan, kalau sampai menyampaikan kejadian tersebut maka Misem ikut dihabisi.
Misem selama ini tahu ada pembunuhan di dalam rumahnya, tetapi tidak tahu jika keempat korban pembunuhan tersebut dikubur di belakang rumahnya sendiri.
“Misem tahunya mayat-mayat itu sudah dibuang, sehingga waktu menyuruh orang membersihkan kebun belakang yang terdapat kerangka-kerangka tersebut, Misem benar-benar tidak tahu,” jelasnya.
Setelah pra-rekonstruksi itulah fakta baru terungkap jika sebenarnya Misem tahu ada pembunuhan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan yang menghebohkan itu melibatkan tersangka Saminah alias Minah (53), bersama tiga anak kandungnya yaitu Sania Roulita, Irvan Firmansyah, dan Achmad Saputra alias Putra.
Sedangkan korban pembunuhan adalah saudara kandung Minah, antara lain Supratno atau Ratno (56), Sugiyono alias Yono (51), Hari Setiawan dan alias Heri (46).
Satu korban lainnya adalah Fifin Dwi Loveana alias Pipin (27, anak kandung Ratno).
Motifnya, rebutan tanah warisan Misem, ibu kandung korban dan tersangka, yang tinggal di samping rumah Minah.
Jenazah para korban ditemukan secara tidak sengaja di halaman belakang rumah Misem, ketika Rasman (tetangga Misem) membersihkan lokasi tersebut, Sabtu (24/8/2019) lalu, atas permintaan pemilik rumah.
Keempat Kerangka Diserahkan Keluarga
Unit Reserse Kriminal Polres Banyumas menyerahkan keempat kerangka jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Banyumas kepada pihak keluarga, Kamis (29/8).
Kerangka jenazah yang sudah dimasukkan keranda diserahkan kepada Edi Pranoto (49) yang merupakan anak keempat Misem, dan Winarti (53) ibunda dari Pipin.
Keempat kerangka jenazah (Supratno, Sugiyono, Heri, dan Pipin) yang sebelumnya di tempatkan di ruang kedokteran Forensik RS Margono Soekarjo Purwokerto, sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan. Keempat kerangka jenazah akan dibawa ke rumah duka terlebih dahulu.
“Pemeriksaan secara forensik sudah selesai. Akan tetapi untuk lebih lengkapnya menunggu hasil DNA, karena melalui DNA yang memastikan bahwa keempat jenazah adalah para korban tersebut,” ujar Rizki.
Sampel DNA yang diambil sendiri adalah dari Misem dan Winarti (ibu dari Pipin) selaku mantan istri dari korban Supratno.
Kondisi psikologis Misem sendiri masih sedih, namun karena sudah terbiasa ditinggal anak-anaknya selama 5 tahun, sudah beranjak pulih.
“Misem sudah cukup tenang, tadi meminta agar jenazahnya yang awalnya akan langsung dimakamkan, mampir dulu kerumahnya. Karena untuk melihat yang terakhir kalinya,” imbuhnya.
Rencananya keempat kerangka korban pembunuhan akan dimakamkan di pemakaman Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/5-tahun-lamanya-misem-hidup-dalam-ancaman-akan-dibunuh-anak-dan-cucu-cucunya/