Yaa Allah Andai Aku Umar 10153
وَاِذَا قُرِئَ الۡقُرۡاٰنُ فَاسۡتَمِعُوۡا لَهٗ وَاَنۡصِتُوۡا لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.
(QS. Al-A’raf:204)
Kenapa Fathimah Tak Pernah Meriwayatkan Hadis? Ternyata Ini SebabnyaRusman Siregar Selasa, 10 Maret 2020 - 20:32 WIB
Sayyidah Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha (Rha) adalah orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Foto Ilustrasi/Ist
Sayyidah Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha (Rha) adalah orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad shallalallahu 'alaihi wa sallam (SAW). Namun, putri tercinta Rasulullah SAW ini tidak pernah meriwayatkan Hadis Nabi. Sementara sang suami Ali bin Abi Thalib RA banyak meriwayatkan hadis. Apa sebab?
Menurut dai yang juga Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat, kedekatan seseorang dengan Rasulullah SAW tidak ada kaitannya dengan jumlah hadis yang mereka riwayatkan. Bukankah kita jarang mendengar hadis yang diriwayatkan Abu Bakar Ash-Shiddiq? Demikian juga dengan riwayat Umar dan Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhum?
Dengan alasan yang hampir mirip, hal sama juga terjadi pada diri putri tercinta Rasulullah, Fatimah radhiyallahu 'anha. Meski tergbilang sangat dekat, tidak lantas punya banyak Hadis Nabi yang diriwayatkan.
Zakat Menanti Ramadhan, Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
Benarkah Kiamat akan Datang 15 Ramadhan Tahun Ini?
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian tetapi (seperti) bertelanjang (pakaiannya terlalu minim, tipis, ketat, atau sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian." (HR. Muslim No. 3971)
Untuk diketahui, hakikat meriwayatkan hadis baru bisa diajarkan manakala Nabi SAW sudah wafat. Kalau Nabi masih hidup, maka yang mengajarkannya tentu Rasulullah SAW. Penyebab sahabat tidak banyak mengajarkan hadis karena mereka dibebani kesibukan yang menjadi tanggung jawabnya. Bisa juga karena usianya tidak panjang.
Ahlul bait dan sahabat yang wafat ketika Nabi SAW menghadap Ilahi, salah satunya Fatimah Az-Zahra yang wafat hanya berselang beberapa bulan setelah wafatnya Rasulullah. Tentu saja beliau tidak sempat banyak meriwayatkan hadis. Beliau hidup tidak lama setelah Nabi wafat.
Para sejarawan menyebutkan puteri Nabi wafat hanya berselang 5 bulan dari Rasulullah. Inilah yang menyebabkan umat Islam saat ini jarang menerima hadis yang diriwayatkan oleh Fathimah. Keadaan Fatimah ini berbeda dengan keadaan istri Rasulullah SAW, Aisyah radhiyallahu 'anha. Beliau hidup hingga tahun 57, atau 58 atau 59 Hijriyah.
Beliau pun menjadi rujukan hal-hal terkait kehidupan rumah tangga Nabi. Dan beliau juga banyak meriwayatkan hadis yang bersifat teknis sebagaimana halnya sahabat Abu Hurairah RA.
Selain Fathimah, Sahabat terdekat Nabi yaitu Abu Bakar radhiallahu anhu (RA) juga jarang meriwayatkan hadis. Padahal, Abu Bakar adalah manusia yang paling mengerti tentang diri Rasululllah SAW, dibanding semua orang. Lalu mengapa Abu Bakar jarang meriwayatkan hadis?
Jawabannya sederhana, karena jarak kewafatan antara Nabi tidak terlalu lama. Abu Bakar wafat berselang 2 tahun setelah Rasulullah SAW wafat. Sementara dalam waktu dua tahun itu, Abu Bakar disibukkan dengan berbagai macam persoalan di internal umat Islam. Maka wajar saja jika beliau tak sempat mengajarkan hadis.
Keseharian Abu Bakar pascawafatnya Rasulullah SAW adalah hari-hari tersibuk. Beliau adalah khalifah, di mana beliau punya kewajiban meneruskan memimpin dunia Islam, yang sedang mengalami berbagai tekanan dari dalam maupun dari luar. Inilah jawaban kenapa kita jarang menerima hadis dari Fathimah maupun Abu Bakar.
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Sumber:
Kenapa Fathimah Tak Pernah Meriwayatkan Hadis? Ternyata Ini...
وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَجَعَلَهُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰـكِنۡ يُّدۡخِلُ مَنۡ يَّشَآءُ فِىۡ رَحۡمَتِهٖؕ وَالظّٰلِمُوۡنَ مَا لَهُمۡ مِّنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ
Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zhalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong. (QS. Asy-Syura:8)
Umar Masuk Islam, Makkah Gempar dan Kaum Musyrikin Ketakutan (1)
Rusman Siregar Selasa, 10 Maret 2020 - 05:15 WIB
Ilustrasi Umar bin Khattab, khalifah kedua setelah Abu Bakar As-Shiddiq dalam film serial 'Omar'. Foto Ilustrasi/tangkapan layar Film 'Omar'
Kisah masuk Islamnya Umar bin Khatthab (Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar As-Shiddiq) tak pernah bosan untuk diceritakan. Keislamannya membawa berkah dan kemuliaan bagi kaum muslimin yang tengah menghadapi tekanan berat dari kaum musyrikin Makkah.
Ketika Umar radhiallahu 'anhu (RA) bersyahadat di depan Nabi Muhammad shalllallahu 'alaihi wa sallam (SAW), penduduk Makkah gempar. Kaum musyrikin tiba-tiba ketakutan dan merasa terpojok. Allah Ta'ala dengan segala kebesaran-Nya menguatkan dakwah Islam dengan keberadaan sosok Umar yang gagah dan bijaksana.
Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury menceritakan kisah Umar yang mengagumkan ini dalam Sirah Nabawiyah yang bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum. Di tengah panasnya situasi Makkah kala itu, seberkas cahaya terang datang menyinari jalan. Keislaman Umar bin Khatthab benar-benar membawa perubahan besar bagi Kota Makkah.
Pahala Syahid Bagi yang Berdiam Diri di Wilayahnya
Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (2)
Umar masuk Islam pada bulan Dzulhijjah, tahun ke-6 dari kenabian, yaitu tiga hari setelah Sayyidina Hamzah memeluk Islam. Rasulullah SAW pernah berdoa untuk keislamannya sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Ibnu Umar dan juga hadis Ath-Thabrani dari Ibnu Mas'ud dan Anas bahwa Nabi bersabda: "Ya Allah, kokohkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua orang yang paling Engkau cintai, Umar bin Khaththab atau Abu Jahal bin Hisyam."
Ternyata, yang paling dicintai oleh Allah adalah Umar. Allah memasukkan Islam ke dalam hatinya secara perlahan. Sebelum memeluk Islam, Umar memang dikenal dengan watak yang keras dan kepribadian yang temperamental. Dia memiliki harga diri yang tinggi. Banyak kaum muslimin merasakan beragam penganiayaan yang dilakukannya terhadap mereka.
Menurut Muhammad Al-Ghazali, secara lahiriyah apa yang menghinggapi perasaannya sangat kontras. Antara keharusan menghormati tatanan adat yang dibuat nenek moyangnya, dan kekaguman mental baja kaum muslimin dalam menghadapi berbagai cobaan demi menjaga akidah mereka. Berbagai keraguan pun menyelimuti dirinya. Sebagai seorang terkemuka di Makkah, dia beranggapan bahwa apa yang diseru oleh Islam bisa saja lebih agung dari selainnya.
Kisah Umar Masuk Islam
Kisah keislaman Umar bermula dari tindakannya pada suatu malam bermalam di luar rumahnya. Lalu dia pergi menuju Masjidil Haram dan masuk ke dalam tirai Ka'bah. Saat itu Nabi SAW tengah berdiri melakukan salat dan membaca Surah Al-Haqqah. Pemandangan itu dimanfaatkan oleh Umar untuk mendengarkannya dengan khusyuk, sehingga membuatnya terkesan dengan kalam Ilahi tersebut.
Ketika itu Umar berkata, "Demi Allah, ini (benar) adalah (ucapan) tukang syair sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy!' Kemudian Nabi SAW membaca: "Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya." (Al-Haqqah: 40-41).
Lantas Umar berkata pada dirinya, "Ini adalah (ucapan) tukang tenung. Lalu Nabi SAW meneruskan bacaannya: "Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam," (Al-Haqqah: 42-43). Hingga sampai pada akhir surat tersebut, ketika itulah Islam memasuki relung hati Umar.
Inilah awal benih-benih Islam merasuk ke dalam hati Umar bin Khaththab. Tetapi, fanatisme terhadap tradisi dan kebanggaan akan nenek moyangnya mengalahkan hakikat yang dibisikkan oleh hatinya. Akhirnya, dia tetap giat melawan Islam, tanpa menghiraukan kata hati kecilnya.
Suatu hari Umar keluar sambil menghunus pedang hendak membunuh Rasulullah SAW. Ketika itu, dia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah An-Nahham Al-Adawi (dalam riwayat lain disebutkan, seseorang dari suku Bani Zahrah atau seseorang dari suku Bani Makhzum). Orang itu berkata, "Hendak ke mana engkau, wahai Umar?" Dia menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad." Orang itu berkata lagi, "Kalau Muhammad engkau bunuh, bagaimana engkau akan merasa aman dari kejaran Bani Hasyim dan Bani Zahrah?"
Umar menjawab, "Menurutku, sekarang ini engkau sudah menjadi penganut As-Shabiah (sebutan terhadap pengikut agama Islam) dan keluar dari agamamu". Orang itu berkata kepadanya, "Maukah aku tunjukkan padamu yang lebih mengagetkanmu lagi, wahai Umar? Sesungguhnya saudara (perempuan) dan iparmu juga telah menjadi penganut As-Shabiah dan meninggalkan agama mereka berdua yang sekarang ini!"
Mendengar itu, Umar langsung berangkat mencari keduanya dan saat sampai di tengah-tengah mereka, dia menjumpai Khabbab bin Al-Aratt membawa lembaran Al-Qur'an bertuliskan, "Thaha" dan membacakannya untuk keduanya. Ketika Khabbab mendengar gerak-gerik Umar, dia menyelinap ke bagian belakang rumah, sedangkan saudara perempuan Umar menutupi lembaran Al-Qur'an tersebut.Ketika mendekati rumah, Umar mendengar bacaan Khabbab. "Apa gerangan suara bisik-bisik yang aku dengar dari kalian?" Keduanya menjawab, "Tidak, hanya sekadar perbincangan di antara kami." Dia berkata lagi, "Tampaknya, kalian berdua sudah menjadi penganut ash-Shabiah (sebutan terhadap pengikut Islam)."
Iparnya berkata, "Wahai Umar! Bagaimana pendapatmu jika kebenaran itu berada pada selain agamamu?" Mendengar itu, Umar langsung melompat ke arah iparnya itu lalu menginjak-injaknya dengan keras. Lantas saudara perempuannya datang dan mengangkat suaminya menjauh darinya, namun dia justru ditampar oleh Umar, sehingga darah mengalir dari wajahnya (dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan bahwa dia memukulnya, sehingga memar terluka).
Saudaranya berkata dalam keadaan marah, "Wahai Umar! Jika kebenaran ada pada selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad adalah Rasulullah."
Ketika Umar merasa putus asa dan menyaksikan kondisi saudaranya yang berdarah, dia menyesal dan merasa malu, lalu berkata, "Berikan yang ada di tangan kalian ini kepadaku dan bacakan untukku!" Saudaranya itu berkata, "Sesungguhnya engkau itu najis, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya melainkan orang-orang yang suci; oleh karena itu, berdiri dan mandilah!"
Kemudian dia berdiri dan mandi, lalu mengambil kitab tersebut dan membaca: "Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia berseloroh, "Sungguh nama-nama yang baik dan suci." Kemudian dia melanjutkan dan membaca: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaha: 14).
Dia berseloroh lagi, "Alangkah indah dan mulianya kalam ini! Kalau begitu, tolong bawa aku ke hadapan Muhammad!" Saat Khabbab mendengar ucapan Umar, dia segera keluar dari persembunyiannya sembari berkata, "Wahai Umar, bergembiralah karena sesungguhnya aku berharap engkaulah yang dimaksud dalam doa Rasulullah pada malam Kamis: "Ya Allah, kokohkanlah Islam ini dengan salah Al-Khaththab atau Abu Jahal bin Hisyam."
(Bersambung)
(rhs)
Sumber:
Umar Masuk Islam, Makkah Gempar dan Kaum Musyrikin Ketakutan...
Kumpulan Artikel Tentang Rasulullah SAW - SINDOnews Kalam
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:Surat Al Fatihah (Pembukaan)Surat Al Baqarah (Sapi Betina)Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)Surat An Nisa' (Wanita)Surat Al Ma'idah (Hidangan)Surat Al An'am (Binatang Ternak)Surat Al A'raf (Tempat Tertinggi)Surat Al Anfal (Rampasan Perang)Surat At Taubah (Pengampunan)Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)Surat Hud (Nabi Huud A.S.)Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)Surat Ar Ra'd (Guruh)Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)Surat An Nahl (Lebah)Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)Surat Al Kahfi (Gua)Surat Maryam (Maryam)Surat Thaha (Thaahaa)Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)Surat Al Hajj (Ibadah Haji)Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)Surat An Nur (Cahaya)Surat Al Furqaan (Pembeda)Surat Asy Syu'ara' (Penyair)Surat An Naml (Semut)Surat Al Qashash (Cerita)Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)Surat Luqman (Luqman)Surat As Sajdah ((Sujud)Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)Surat Saba' (Kaum Saba')Surat Fathir (Pencipta)Surat YaasiinSurat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)Surat ShaadSurat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)Surat Asy Syuura (Musyawarah)Surat Az Zukhruf (Perhiasan)Surat Ad Dukhaan (Kabut)Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)Surat Al Fath (Kemenangan)Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)Surat QaafSurat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)Surat Ath Thuur (Bukit)Surat An Najm (Bintang)Surat Al Qamar (Bulan)Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)Surat Al Hadid (Besi)Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)Surat Al Hasyr (Pengusiran)Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)Surat Ash Shaff (Barisan)Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)Surat Ath Thalaaq (Talak)Surat At Tahrim (Mengharamkan)Surat Al Mulk (Kerajaan)Surat Al Qalam (Pena)Surat Al Haqqah (Kiamat)Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)Surat Al Jin (Jin)Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)Surat Al Insaan (Manusia)Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)Surat An Naba´ (Berita Besar)Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)Surat 'Abasa (Bermuka Masam)Surat At Takwir (Menggulung)Surat Al Infithar (Terbelah)Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)Surat Al Fajr (Fajar)Surat Al Balad (Negeri)Surat Asy Syams (Matahari)Surat Al Lail (Malam)Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)Surat At Tiin (Buah Tin)Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)Surat Al Qadr (Kemuliaan)Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)Surat Al Zalzalah (Goncangan)Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)Surat Al 'Ashr (Masa)Surat Al Humazah (Pengumpat)Surat Al Fiil (Gajah)Surat Quraisy (Suku Quraisy)Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)Surat An Nashr (Pertolongan)Surat Al Lahab (Gejolak Api)Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)Surat Al Falaq (Waktu Subuh)Surat An Naas (Manusia)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2020/04/yaa-allah-andai-aku-umar-10153.html