Video Mencekam Langit Muaro Jambi Siang Seperti Malam Begini Kronologinya Menurut Pengakuan Warga
Video amatir warga menjadi viral di media sosial lantaran merekam dampak bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.
Banyak video beredar yang memperlihatkan langit siang di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi berubah warna menjadi merah menyala seperti sudah memasuki waktu senja.
Dalam keterangan video yang tersebar di jagad maya itu, fenomena langit merah di Provinsi Jambi terjadi pada Sabtu (21/9/2019) siang kemarin.
Dikutip TribunPalu.com dari TribunJambi.com berikut kumpulan video suasana langit merah dampak bencana kabut asap:
View this post on Instagram
A post shared by Tribun Jambi (@tribunjambi) on Sep 20, 2019 at 11:43pm PDT
Video yang berdurasi 30 detik itu merekam suasana di wilayah Kumpeh, Muarojambi yang memerah pada pukul 12.00 WIB Sabtu (21/9/2019) kemarin.
Video yang diunggah akun ofisial TribunJambi.com ini pun menuai komentar warganet.
Pasalnya, dalam video ini banyak warganet mengira bahwa hasil rekaman ini merupakan diedit dengan menggunakan efek filter.
“Efek kamera kah?” tulis @ehsanardian.
“Gak perlu efek bun,,,otentik aja lah,,,” @diannorma7207.
“Yakin bukan efek kamera?” @luqman_nur_jafar.
View this post on Instagram
A post shared by Tribun Jambi (@tribunjambi) on Sep 21, 2019 at 12:46am PDT
TribunJambi.com pun mengunggah sebuah video kiriman warganet.
Dalam video tersebut, tampak kondisi jalan yang lenggang saat keadaan langit memerah pada pukul 12.00 WIB.
Dalam video ketiga, terlihat para anggota TNI Polri ikut membantu pemadaman karhutla di Muarojambi.
Video tersebut kiriman dari Kasdim yang berada di lokasi kejadian.
Kobaran api pun ditunjukkan oleh si perekam yang sudah melahap area perkebunan.
“Ini kita lihat api, sudah mulai membakar kebun dari PT BEP,” ujar anggota TNI yang terekam dalam video tersebut.
Terdengar pula suara gemuruh yang sangat kencang yang terjadi akibat suara kobaran api.
“Sangat luas sekali, nah itu suara gemuruh-gemuruh itu adalah suara kebakaran seperti suara pesawat ataupun suara gemuruh hujan,” lanjutnya.
Ia pun juga membeberkan kendala pemadaman, yakni ketersediaan masker yang bisa memberikan asupan oksigen lantaran asap sudah sangat pekat.
“Sekarang kendala kami di sini adalah masker, masker yang mempunyai oksigen karena asapnya tebal sekali,” tutupnya dalam video tersebut.
Ini sore bukan malam. Ini bumi bukan planet mars. Ini jambi bukan di luar angkasa. Ini kami yang bernafas dengan paru-paru, bukannya dengan insang. Kami ini manusia butuh udara yang bersih, bukan penuh asap.
Lokasi : Kumpeh, Muaro Jambi #KabutAsap #KebakaranHutanMakinMenggila pic.twitter.com/ZwGMVhItwi
— Zuni Shofi Yatun Nisa (@zunishofiyn) September 21, 2019
Video dari sumber lain, memperlihatkan betapa mengerikannya suasana langit merah di wilayah Kumpeh, Muarojambi.
Video ini diunggah oleh akun Twitter @zunishofiyn pada Minggu (21/9/2019).
“Ini sore bukan malam. Ini bumi bukan planet mars. Ini jambi bukan di luar angkasa. Ini kami yang bernafas dengan paru-paru, bukannya dengan insang. Kami ini manusia butuh udara yang bersih, bukan penuh asap.
Lokasi : Kumpeh, Muaro Jambi #KabutAsap #KebakaranHutanMakinMenggila,” tulis @zunishofiyn.
Kronologi Kejadian
Dikutip dari Kompas.com warna langit berubah sekitar pukul 10.42 WIB hingga 14.00 WIB pada Sabtu (21/9/2019) kemarin.
“Saya dapat kiriman video dari sepupu saya, Ummu Ria, jam 10.42 WIB udah mulai merah langitnya, kak. Azan dzuhur udah mulai gelap,” ungkap seorang warga Kabupaten Muarojambi, Mardiana, saat dihubungi Kompas.com.
Saat langit mulai memerah, warga menyalakan lampu kendaraan dan rumah-rumah.
Sementara itu, Ummu Ria mengatakan, perubahan warna langit terjadi secara bertahap.
“Kemarin masih kuning langitnya, mulai tadi pagi kuning agak pekat. Terus agak ke siang sampai dzuhur agak kemerahan,” ujar Ummu saat dikonfirmasi terpisah, Sabtu (21/9/2019).
Menurut Ummu, langit di daerah yang lokasinya dekat dengan titik api berwarna gelap.
“Untuk daerah yang dekat titik kebakaran itu sudah gelap, bukan merah lagi, udah nampak malam, padahal masih jam 11 siang,” kata dia.
Penyebab fenomena langit merah di Jambi dijelaskan oleh Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo Soetarno.
Agus mengungkapkan bahwa warna merah terjadi karena pergerakan kabut asap dari titik api atau hotspot.
“Warna merah tersebut merupakan kabut asap yang bergerak dari hotspot yang ada di provinsi bagian selatan Provinsi Riau,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/9/2019) malam.
Menurutnya, titik api ini sudah ada sejak pertengahan Agustus 2019.
Fenomena langit merah di Jambi juga tidak disebabkan oleh tingginya suhu atau pengaruh api.
Hal ini dijelaskan oleh astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo.
Saat dikonfirmasi terpisah Kompas.com, Sabtu (21/9/2019), Marufin menjelaskan, “Ini nampaknya fenomena Hamburan Rayleigh. Hamburan Rayleigh itu hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak.”
Marufin mengungkapkan bahwa fenomena ini umum dijumpai.
Pasalnya, fenomena Rayleigh menjadi penyebab langit berwarna biru pada siang hari dan memerah kala senja atau fajar.
“Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal,” ujar Marufin.
“Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya),” kata dia.
Sehingga, hanya menyisakan panjang gelombang panjang (spektrum merah dan sekitarnya) yang dapat menerus sampai ke permukaan bumi.
Hal itulah yang membuat langit tampak berwarna kemerahan seperti yang terlihat di Muaro Jambi.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/video-mencekam-langit-muaro-jambi-siang-seperti-malam-begini-kronologinya-menurut-pengakuan-warga/