Ubat Mata Dari Surah Yusuf
Prof Dr Abdul Basith Muhammad Sayyid, peneliti di National Research Center, Mesir, memperoleh dua paten internasional dari ubat titis mata untuk menangani katarak yang inspirasinya berasal dari Surah Yusuf
“Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.” (Yusuf [12]: 93).
Dikisahkan dalam Surah Yusuf: 84, setelah Nabi Ya’kub AS kehilangan anaknya, Yusuf AS, beliau terus-menerus menangis akibat menahan amarah terhadap anak-anaknya yang lain. Sampai-sampai hal itu menyebabkan matanya buta. Hal ajaib kemudian terjadi, yakni Nabi Ya’kub dapat melihat kembali setelah diusap dengan baju Nabi Yusuf.
Para pakar berusaha mendataburi kisah di atas sebagai inspirasi penemuan ubat mata. Salah seorangnya dilakukan oleh Prof Dr Abdul Basith Muhammad Sayyid, peneliti di National Research Center, Mesir. Basith memperoleh dua paten internasional dari ubat tetes mata untuk menangani katarak yang inspirasinya berasal dari Surat Yusuf.
Basith menerangkan bagaimana katarak boleh terjadi. Di lensa mata ada kapsul lensa yang berisi protein bernama alfa kristalin, beta kristalin, gamma kristalin, dan albumin. Denaturasi protein akan mengubah opasitas (kegelapan pandangan). Jika meningkat secara berkelanjutan, maka akan membuat cahaya tak dapat menembus lensa.
Senyawa albumin adalah bahan berwarna putih transparan dan dapat ditembus cahaya. Ketika albumin dipanaskan, maka akan terdenaturasi dan membuatnya berubah menjadi opaque (buram).
Menurut Basith, ada banyak penyebab katarak. Misalnya pukulan atau benturan langsung yang mengenai lensa di belakang kornea, paparan temperatur panas yang terus-menerus seperti pada tukang pembuat roti dan tukang besi, juga kerana faktor usia dan diabetes.
Mengapa kesedihan yang berlarut-larut dapat menyebabkan katarak? Menurut Basith, kesedihan itu meningkatkan jumlah adrenalin, lalu akan berimbas pada peningkatan kadar gula darah.
Penanganan katarak saat ini umumnya dengan operasi, baik dengan membuang bahagian opaque pada lensa ataupun menyisipkan lensa dari luar. Juga dengan ubat tetes untuk menunda opasitas.
Namun Basith memikirkan mengenai zat yang terdapat pada baju Nabi Yusuf AS. Setelah melalui serangkaian penelitian, akhirnya disimpulkan bahawa keringat yang melekat pada baju-lah yang menjadi wasilah kesembuhan Nabi Ya’kub AS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 52 komponen pada keringat. Salah satu komponen itu mengandung senyawa urea yang boleh merenaturasi lensa mata sehingga opasitas berkurang. Artinya, itu dapat mengubati katarak.
Dilakukanlah percobaan pada arnab, ternyata hasilnya positif. Kemudian Basith melakukan perawatan pada 250 pasien dengan memberi mereka ubat tersebut selama dua minggu dua kali sehari, tingkat keberhasilannya mencapai 99%. Penemuan ubat mata dari komponen keringat ini kemudian mendapat paten di Amerika Syarikat....baca SEMUANYA
Ada ubat mata lain yang berasal dari nabi, yaitu jamur truffle. Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid bahawasanya Rasulullah ﷺ bersabda, “Jamur truffle adalah bahagian dari manna, dan airnya adalah ubat mata.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Jamur truffle membiakkan diri dengan spora. Menurut Imam adz-Dzahabi dalam ath-Thibbun Nabawi, dahulu jamur truffle gurun adalah makanan Bani Israil ketika tersesat di padang pasir. Kedudukannya sama dengan roti, sementara salwa adalah lauk pauknya bersama manna yang seperti hujan gerimis berasa manis.
Abu Hurairah RA berkata, “Aku mengambil tiga atau empat atau tujuh jamur truffle, lalu aku memerasnya dan aku menyimpan airnya di botol dan aku jadikan celak seorang budak perempuan milikku, lalu ia sembuh.” (Riwayat at-Tirmidzi).
Berdasar penelitian, seperti yang dilakukan oleh Dr al-Mu`taz al-Marzuqi (dokter mata di Mesir), air jamur truffle dapat mencegah terjadinya fibrosis pada trakhoma mata. Hasil percobaan telah membuktikan bahawa air jamur truffle dalam pengubatan trakhoma mampu menurunkan secara signifikan pembentukan sel-sel limfatik yang dihasilkan dari peradangan sebagai penyebab opasitas kornea.
Trakhoma adalah peradangan mata menular kronis. Penduduk di wilayah Afrika, Arab, Mediterania, dan beberapa bagian lain di dunia mengalami kebutaan akibat penyakit tersebut. Jumlahnya bahkan mencapai lebih dari 25%. Trakhoma disebabkan oleh bakteria Chlamydia trachomatis. Bakteri ini juga bisa menyebabkan penyakit menular seksual chlamydia dan ditularkan dari seseorang yang telah terinfeksi.
Gejala trakhoma meliputi gatal dan sakit pada mata, pembengkakan mata, sensitif terhadap cahaya, keluarnya cairan berupa lendir atau nanah dari mata, meningkatnya detak jantung, disusul dengan komplikasi pada telinga, hidung, dan tenggorokan.
Dalam jurnal berjudul “Efficacy of the Desert Truffle Terfezia claveryi to Cure Trachoma Disease with Special Emphasis on its Antibacterial Bioactivity” diketahui bahwa jus truffle sangat efektif melawan fase ketiga penyakit trakhoma. Dari jurnal dan penelitian tersebut kemudian direkomendasikan untuk menambahkan terapi tetes jus truffle jenis Terfezia claveryi sebagai pengobatan tradisional pendukung untuk trakhoma.
Ada lagi bahan lain. Sesuai kaidah ath-Thibbun Nabawi, yang dapat digunakan sebagai pengobatan untuk mata spesifik sesuai dengan wilayah tempat tinggal adalah bunga telang (Clitoria ternatea L) dan boroco (Celosia argentea L).
Dalam jurnal berjudul “Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang dan Kombinasi dengan Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus L Benth)” dinyatakan bahwa air rendaman bunga telang dapat digunakan untuk obat tetes mata pada penderita mata merah atau konjungtivitis. Senyawa fenol dan delfinidin pada bunga telang diketahui efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab radang mata.
Sedangkan dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dijelaskan, untuk pemakaian luar, bunga boroco yang telah dicuci bersih dapat direbus. Setelah dingin, air rebusannya dapat digunakan untuk obat cuci mata. Rebusan biji boroco juga dapat digunakan untuk pengobatan radang kornea.
Biji boroco dapat berfungsi mengobati penyakit mata karena efek antiradang dan sifat astringennya pada radang konjungtiva mata. Namun yang perlu dicatat, jangan minum air rebusan boroco apabila mengalami glaucoma. Juga gunakan selalu air dengan standar kualitas air minum untuk merebus bahan alam, karena mata adalah organ yang sensitif dan vital. Demikian, semoga bermanfaat.*
Penulis adalah praktisi thibbun-nabawi. Artikel diambil dari Majalah Suara Hidayatullah
Hidcom
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.ustazcyber.com/2020/11/ubat-mata-dari-surah-yusuf.html