Tjakrabirawa Si Elite Penjaga Presiden Sukarno Yang Terseret G30s Pki


Tak ada yang aneh pagi itu, 14 Mei 1962. Sejumlah umat Islam memadati lapangan Istana untuk melaksanakan salat Idul Adha.
Ikut pula dalam rombongan jemaah Idul Adha Presiden Sukarno dan sejumlah menteri negara. Khusuk dan tenang.
Di tengah kekhusuan salat, tak dinyana, tiba-tiba: Dor..dor..! rentetan tembakan terdengar dari seorang pria, tepat di arahkan kepada Presiden Sukarno.
Beruntung, rentetan tembakan tersebut meleset. Tak satu pun yang mengenai Sukarno. Tembakan justru menyasar Ketua DPR GR Zainul Arifin yang ikut salat Idul Adha.
Dengan gerak cepat, Presiden Sukarno pun diamankan dan meninggalkan kerumunan jemaah salat Idul Adha di Istana.
Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Sukarno, Ajun Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo dalam buku “H. Mangil Marto Widjojo: Kesaksian Tentang Sukarno 1945-1967” menyebutkan, penembakan Sukarno di Istana saat Idul Adha sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya.
Sehari sebelum kegiatan, pihaknya mendapat info akan ada percobaan pembunuhan kepada presiden Sukarno. Dia pun memeriksa agenda Presiden Sukarno.
Hasilnya, potensi percobaan pembunuhan sangat mungkin terjadi saat Salat Idul Adha di Istana. Sebab, acara tersebut terbuka dan banyak diikuti orang.
“Pintu istana akan dibuka, semua orang bisa masuk, asal menunjukan undangan. Bentuk undangannya sangat sederhana, distensil hingga memang gampang sekali dipalsukan,” cerita Mangil di buku tersebut.
Bukan kali pertama Sukarno mengalami percobaan pembunuhan. Sang proklamator telah beberapa kali mengalami hal yang sama. Kondisi ini membuat khawatir Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Dia pun mengusulkan agar dibentuk resimen khusus untuk mengawal dan menjaga keselamatan presiden dan keluarganya.
Awalnya, Sukarno menolak. Dia beralasan pengawalan dirinya saat itu sudah lebih dari cukup. Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang menjaganya saat itu, dirasa sudah cukup bekerja dengan maksimal.
Namun, Jenderal Nasution tak menyerah. Dia terus membujuk hingga akhirnya Sukarno seteuju dengan p embentukan pasukan khusus pengaman presiden.
Tepat di hari ulang tahun Sukarno ke-61 pada 6 Juni 1962 pasukan pengawal khusus presiden pun dibentuk. Namanya: Tjakrabirawa.
“Pada hari kelahiranku di tahun 1962, dibentuklah pasukan Tjakrabirawa. Satu pasukan khusus dengan kekuatan 3.000 orang yang berasal dari keempat angkatan bersenjata. Tugas pasukan Tjakrabirawa adalah melindungi presiden,” kata Soekarno dikutip dari buku Sukarno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
Bukan sembarang pasukan, Tjakrabirawa menjadi pasukan elite saat itu. Personelnya berasal dari empat matra terbaik.
Angkatan Darat mengirimkan Batalyon Banteng Raiders, Angkatan Laut mengirim Korps Komando Operasi (KKO), Angkatan Udara mengirim Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Polisi mengirim Resimen Pelopor. Total pasukan berjumlah 3.000 personel.
Nama Tjakrabhirawa sendiri merupakan pilihan Sukarno. Tjakrabirawa adalah senjata sakti milik tokoh pewayangan Kresna. Semboyannya adalah Dirgayu Satyawira yang artinya pasukan setia berumur panjang.
Pasukan Tjakrabirawa dibagi menjadi 4 Batalyon (I – IV). Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali).
Sebagai pasukan elite pengawal presiden, Tjakrabirawa mempunyai beragam keistimewaan. Ishak, salah satu mantan pasukan Tjakrabirawa dengan pangkat terakhir sersan satu mengisahkan, bergabung dalam pasukan Tjakrabirawa menjadi dambaan tiap matra TNI saat itu.
Ishak menyatakan, perbedaan pasukan Tjakrabirawa dengan pasukan biasa terlihat dari gaji. Ishak mengaku gajinya saat itu sebagai prajurit dengan pangkat sersan satu adalah Rp 14 ribu sebulan.
“Kalau saya mengawal Presiden Sukarno, kadang bonus yang saya dapat juga Rp 14 ribu. Dari situ saja sudah kelihatan bedanya,” ujar Ishak kepada Liputan6.com di Purbalingga pada 4 Oktober 2017 lalu.
Selain bonus-bonus, menurut Ishak, fasilitas anggota Pasukan Tjakrabirawa juga sangat berbeda dengan kesatuan lainnya.
Misalnya, secara berkala memperoleh seragam baru dan kaus baru. Bahkan, istri yang baru dinikahinya pun memperoleh jatah biaya sewa rumah jika tak hidup bersama di asrama.
“Istri saya waktu itu kan baru menikah sebulan. Belum saya ajak ke Jakarta. Masih di sini, tinggal di rumah mertua. Itu mendapat jatah biaya sewa rumah,” kata dia.
Fasilitas istimewa itu, menurut Ishak, membuat iri pasukan lainnya. Belum lagi, jatah logistik bulanan yang berbeda dengan kesatuan lainnya. “Ya, mungkin (bikin iri),” ucapnya, pendek.
Kunjungan-kunjungan kepresidenan juga memungkinan Ishak dan anggota Tjakrabirawa lainnya menikmati berbagai fasilitas kelas satu hotel berbintang dengan makanan-makanan lezatnya. Sesuatu yang langka pada zaman itu.
Berbanding terbalik dengan fasilitas yang diperolehnya, kesatuan-kesatuan ABRI -sebutan TNI- lainnya amat memprihatinkan. Sepatu misalnya, kata Ishak, bisa jadi hanya punya sepasang. Begitu pula seragam, yang tak mesti tiap tahun ganti.
Maklum, kala itu kondisi ekonomi Indonesia memang buruk. Itu menyebabkan negara tak mampu memberikan jaminan hidup yang layak untuk para tentara.
“Jadinya sering bentrok. Bentroknya nggak seperti jaman sekarang. Dulu beneran tembak-tembakan. Nggak satu dua orang, bisa satu unit itu,” tutur Ishak.
Dikutip dari merdeka.com, Sukarno mengaku puas dengan kinerja pasukan Tjakrabirawa. Meski untuk itu dia harus meninggalkan kebiasaannya blusukan ke tempat-tempat umum tanpa pengawalan.
“Kalau aku kunjungan kenegaraan, Tjakrabirawa menempatkan orangnya di seberang jendela tempatku menginap. Bahkan ketika aku sedang berada di istana, dua orang senantiasa berada di dekatku. Satu kompi menjaga di sekeliling istana, yang lain berjaga-jaga di luar kota,” kata Sukarno.
Terseret G30S dan Dibubarkan
Dalam sejarahnya, resimen ini dipimpin oleh ajudan senior presiden, yakni Kolonel Sabur. Dia menjadi komandan pertama Resimen Tjakrabirawa setelah pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal. Sementara Kolonel Maulwi Saelan menjadi wakilnya.
Maulwi Saelan mengisahkan, sosok Sukarno sangat dekat dengan para pengawalnya. Soekarno hapal dengan anggota Tjakrabirawa yang biasa bertugas di sampingnya. Sukarno juga penuh kejutan. Hubungan dengan para pengawal sangat cair dan dekat.
Saelan mencotohkan saat pengawalan ke Italia. Saat itu rombongan sedang melintas di sebuah pantai. Tiba-tiba Sukarno secara mendadak memerintahkan seluruh rombongan berhenti.
“Ternyata Bung Karno ingin makan es krim di sebuah restoran. Maka kita semua berhenti untuk makan es krim. Semua duduk bersama di satu meja. Semua ramai menyambut Bung Karno. Ada yang bilang kalau Bung Karno ikut Pemilu di Italia pasti menang,” kenang Saelan.
Sayangnya, tak seperti harapan Sukarno, Tjakrabirawa ternyata tak berumur panjang. Keterlibatan pasukan ini dengan gerakan 30 September (G30S) dengan menculik sejumlah jenderal, membuat satuan elite ini hanya seumur jagung.
Adalah Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Letkol Untung Syamsuri. Dia membawa sebagian pasukan Tjakrabirawa yang menjadi anakbuahnya terlihat dalam gerakan 30 September.
Seperti dikutip dari Merdeka.com, Petrik Matanasi, penulis buku, “Tjakrabirawa” menyatakan, Untung memanfaatkan hari ulang tahun ABRI yang jatuh pada 5 Oktober untuk menggalang kekuatan pada 30 September 1965.
Dalam peringatan HUT ABRI, dia ditunjuk sebagai pengatur parade pasukan. Posisi ini membuat dia punya kesempatan mengontak bekas anak buahnya di Kodam Diponegoro.
Untung mendengar selentingan isu akan adanya aksi dewan jenderal oleh sejumlah jenderal yang tidak loyal pada presiden dan merencanakan kudeta pada 5 Oktober.
Pasukan G30S dibagi dalam tiga kelompok yakni Pasopati, Bimasakti dan Pringgodani dan dipimpin perwira dari Tjakrabirawa, anak buah Untung.
Pasopati dalam penculikan membunuh langsung tujuh Jenderal AD yang akan diculik. Sebelumnya ada 8 Jenderal yang akan diculik.
Namun satu nama, Brigadir Jenderal Ahmad Soekendro karena sedang melawat ke China. Satuan Pasopati terdiri dari 250 anggota Tjakrabirawa.
Namun menurut Petrik, ada masalah kecil yang datang saat itu. Pasukan elit dari Pasukan Gerak Tjepat ternyata tak ada. Jumlah semula yang 1.150 orang menyusut menjadi 900 orang saja.
Akhirnya untuk menculik para Jenderal itu tersedia 130 hingga 140 prajurit yang akan terlibat dalam penculikan.
Tepat 1 Oktober 1965 dini hari, rombongan pasukan ini pun berarak membelah Jakarta. Mereka menuju Menteng, dimana rumah para jenderal berada. Sebagian lagi ke Kebayoran Baru, rumah Jenderal DI Panjaitan.
Dan, revolusi berdarah pun berlangsung dinihari ini. Sekaligus menjadi titik kelam perjalanan pasukan Tjakrabirawa sebelum akhirnya dibubarkan 28 Maret 1966.
Sumber: liputan6.com


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://islamidia.com/tjakrabirawa-si-elite-penjaga-presiden-sukarno-yang-terseret-g30spki/

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Jadi Perisai Sang Ayah Ade Irma Suryani Harus Merenggang Nyawa Akibat Kekejaman G30s Pki

Jadi Perisai Sang Ayah Ade Irma Suryani Harus Merenggang Nyawa Akibat Kekejaman G30s Pki

papar berkaitan - pada 30/9/2019 - jumlah : 248 hits
Apakah Anda masih ingat apa itu G30S PKI G30S atau Gerakan 30 September merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa or...
Kenapa G30s Pki Gagal Dalam Waktu Singkat

Kenapa G30s Pki Gagal Dalam Waktu Singkat

papar berkaitan - pada 30/9/2019 - jumlah : 126 hits
Hanya dalam waktu dari 24 jam Soeharto memutarbalikkan situasi
Presiden Trump Ejek Aktivis Iklim Greta Thunberg Di Twitter

Presiden Trump Ejek Aktivis Iklim Greta Thunberg Di Twitter

papar berkaitan - pada 25/9/2019 - jumlah : 170 hits
Presiden Amerika Serikat Donald Trump lontarkan komentar bernada sindiran untuk aktivis iklim Greta Thunberg Selasa Ejekan disampaikan Trump melalui Twitter setelah aktivis 16 tahun itu memberikan pidato di PBB
Presiden Jokowi Lantik Dedy Ermansyah Jadi Wagub Bengkulu

Presiden Jokowi Lantik Dedy Ermansyah Jadi Wagub Bengkulu

papar berkaitan - pada 25/9/2019 - jumlah : 92 hits
Presiden Joko Widodo melantik Wakil Gubernur tepilih Dedy Ermansyah sebagai Wakil Gubernur Bengkulu di Istana Negara Jakarta Senin Dedy terpilih jadi wagub berdasarkan hasil voting anggota DPRD Provinsi Bengkulu
4314 Pelantikan Jawahar Ali Sebagai Presiden Presma Petanda Baik Kempen Sppz Ppim Bernama 25 09 2019

4314 Pelantikan Jawahar Ali Sebagai Presiden Presma Petanda Baik Kempen Sppz Ppim Bernama 25 09 2019

papar berkaitan - pada 26/9/2019 - jumlah : 421 hits
KUALA LUMPUR 25 Sept Pelantikan Datuk Jawahar Ali Taib Khan sebagai Presiden Persatuan Pengusaha Restoran Muslim Malaysia yang baharu merupakan petanda baik kepada kempen Sokong Peniaga Pembayar Zakat Pengerusi Persatuan Pengguna Islam Mala...
Wiranto Soal Demo Rusuh Tujuan Akhirnya Gagalkan Pelantikan Presiden Terpilih

Wiranto Soal Demo Rusuh Tujuan Akhirnya Gagalkan Pelantikan Presiden Terpilih

papar berkaitan - pada 26/9/2019 - jumlah : 177 hits
Wiranto menilai saat demo berubah menjadi situasi ricuh ada peran kelompok yang sudah mengambil alih Sehingga aksi tersebut tidak murni lagi
Hari Ini Saya Berjalan Jalan Ramai Tak Puas Hati Dengan Presiden Jokowi

Hari Ini Saya Berjalan Jalan Ramai Tak Puas Hati Dengan Presiden Jokowi

papar berkaitan - pada 24/9/2019 - jumlah : 209 hits
Baru baru ni Ohmedia ada di Twitter ada Retweet satu perkongsian video dari Presiden Indonesia Pak Jokowi yang dilihat berada di sekitar Istana Bogor bersama cucunya Jan Ethes Jokowi menaikkan video terbabit pada Sabtu lepas yang hanya ingi...
Timbul Tenggelam Pasal Penghinaan Presiden

Timbul Tenggelam Pasal Penghinaan Presiden

papar berkaitan - pada 23/9/2019 - jumlah : 174 hits
Penafsiran terhadap pasal penyerangan harkat dan martabat Presiden dan Wakil Presiden dikhawatirkan melahirkan banyak interpretasi Termasuk bisa menjerat kebebasan pers
Court Allows Forfeiture Of Rm1 1mil From Illegal Deposit Taking Scheme Investors

Wanita Mca Calls On Govt To Tackle Brain Drain Generate Job Opportunities

Keningau Fa Buat Kejutan Gol Awal

Gsk Raya Open House Dan Minggu Imunisasi Sedunia

The Dab 1a A Limited Edition Electric Production Motorcycle From France

Muda Slams Pro Israel Us Professor S Remark At Local Varsity Talk

Beli Rak Rempah 3 Tingkat

Nearly 500 Lawsuits Filed Against Sabah Govt Hajiji



Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Puaka Cuti Semester Slot Lestary TV3

Biodata Rozana Rozek TV Youtuber Resipi

8 Istilah Jerman Yang Kita Rakyat Malaysia Kerap Gunakan

Biodata Aizat Saha Pelakon Drama Berepisod Racun Rihanna TV3 Personaliti TikTok

Kenapa Platipus Haiwan Yang Membuatkan Saintis Merasa Hairan


Fostering Critical Thinking In Our Children

Pantang Larang Berbincang Buat Tafsiran Sendiri Ayat Ayat Al Quran Yang Dipegang Kuat

Golden Lounge International Kuala Lumpur International Airport An Overview

Karakteristik Generasi Z Memahami Cara Mereka Mendapatkan Informasi

Pertama Kali Guna Servis Cuci Karpet

Kmum Dakwa Insiden Syarahan Pro Israel Disengajakan