Saat Peluit Utang Era Jokowi Ditiup Nyaring



Berita Islam 24H - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepertinya menginjak pedal gas kuat-kuat sejak dilantik pada 2014 lalu. Mengawali masa bakti bersama Jusuf Kalla (JK), ia memangkas subsidi energi dari sebesar Rp246,49 triliun pada APBN 2014 menjadi Rp64,67 triliun pada 2015

Pijakan awal Pemerintahan Jokowi itu dinilai berani. Namun, dalihnya adalah mengubah ekonomi berbasis konsumsi menjadi produksi.
Di sisi lain, ia jor-joran membangun infrastruktur. Sebut saja tol laut, Trans Jawa, Trans Sumatra, Trans Papua hingga tenaga listrik. Cita-citanya adalah konektivitas di seluruh wilayah di Tanah Air.
Memang, tidak bisa dipungkiri, pembangunan infrastruktur kentara di era Pemerintahan Jokowi. Pun demikian dengan tumpukan utang. Ini yang kemudian menjadi sorotan oleh lawan politiknya.

Calon Presiden Prabowo Subianto, lawan politik Jokowi, menyebut utang pemerintah naik terus. "Sekarang, naiknya Rp1 triliun tiap hari," ujarnya dalam acara bedah buku bertajuk Paradoks Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu (1/9).
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan, utang Pemerintahan Jokowi selama empat tahun melesat 69,75 persen. Pada kuartal ketiga 2014, sebulan sebelum Jokowi dilantik, posisi utang mencapai Rp2.601,71 triliun. Lalu pada kuartal ketiga tahun ini, posisi utang tembus Rp4.416,37 triliun.
Pada pembukaan nota keuangan RAPBN 2019, Agustus lalu, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengkritik tumpukan utang pemerintah. Ia menyebut posisi utang pemerintah di luar batas kewajaran, karena rasionya sudah menembus 30 persen terhadap PDB.
Tak hanya itu, ia juga mencermati beban pembayaran pokok dan bunga utang yang mencapai Rp400 triliun atau setara enam kali anggaran dana desa. "Pola utang tak aman dengan rasio seperti ini," terang Zulkifli.
Sontak, Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons. Secara nominal, ia membenarkan utang memang meningkat. Tapi, dia mengingatkan pertumbuhan pembiayaan APBN melalui utang cenderung negatif. Pada 2015, pertumbuhan pembiayaan APBN lewat utang mencapai 49 persen. Angka ini turun drastis jadi negatif 9,7 persen pada 2018.
Selain itu, dia meyakini pengelolaan utang dilakukan dengan hati-hati. Hal itu tercermin dari penyaluran utang untuk kegiatan produktif, antara lain pengurangan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, dan perbaikan program pendidikan dan kesehatan.
Prinsip pengelolaan utang yang hati-hati tersebut dibuktikan dengan peringkat investasi yang didapuk dari banyak lembaga pemeringkat internasional. Sejauh ini peringkat surat utang RI mendapat predikat investment grade dengan prospek stabil dari Fitch Ratings.
Sementara, Moody's mengganjar surat utang RI dengan positif. Dengan kata lain, ada peluang peningkatan peringkat.

"Pemerintah mendapat perbaikan rating menjadi 'investment grade' dari semua lembaga pemeringkat dunia sejak 2016 lalu. Jadi, siapa yang lebih berkompeten menilai kebijakan fiskal dan utang pemerintah wajar atau tidak?" imbuh Sri Mulyani.
Begitu pula halnya dengan pembayaran kembali pokok utang. Buktinya, beban pelunasan utang pemerintah setiap tahun kian menipis. Sebab, defisit APBN setiap tahunnya selalu menurun, dari 2,59 persen dari PDB pada 2015, dan diproyeksikan menjadi 1,83 persen dari PDB untuk 2018.
Sebanyak 31,5 persen pembayaran pokok utang untuk melunasi Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) yang bertenor kurang dari satu tahun.
Selain itu, ia menjelaskan pembayaran pokok utang saat ini merupakan warisan dari pemerintahan masa lalu. Ia merinci pembayaran pokok utang tahun ini sebesar Rp396 triliun, sekitar 44 persen di antaranya merupakan utang yang dibuat sebelum 2015 lalu.
Kemampuan Bayar Utang
Pembelaan Sri Mulyani boleh dibilang ada benarnya. Sebab, meski nominal utang terus meningkat, rasionya terhadap PDB menyempit. Data Kementerian Keuangan melansir rata-rata rasio utang terhadap PDB selama Pemerintahan Jokowi berkisar 27,99 persen. Sementara, rata-rata rasio utang 10 tahun sebelum Jokowi menjabat berada di posisi 30,15 persen.
Namun, Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengingatkan perbaikan rasio utang belum tentu mengindikasikan peningkatan kemampuan pembayaran utang. Cara paling jitu untuk mengukur kemampuan bayar utang pemerintah adalah dengan membandingkan penerimaan pajak, bukan PDB.
Ambil contoh, pada 2012 lalu, rasio pembayaran bunga dan cicilan terhadap penerimaan pajak mencapai 26 persen. Namun, empat tahun setelahnya, rasio pembayaran bunga dan cicilan terhadap penerimaan pajak tembus 32 persen. Artinya sebanyak 32 persen penerimaan pajak dihabiskan untuk membayar utang.
"Di sinilah indikasi kemampuan bayar utang Indonesia terlihat turun," jelasnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, sambung Bhima, komposisi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh investor asing yang dapat diperdagangkan mencapai 43,37 persen

Besarnya kepemilikan investor asing terhadap SBN ini mengartikan bahwa risiko utang pemerintah semakin tinggi. Misal, ketika gejolak pasar modal terjadi, maka dana asing akan mengalir deras keluar.
Makanya, meski rasio utang terhadap PDB masih dalam batas aman, ia menyebut bukan berarti risikonya minim. Contohlah Jepang, yang rasio utang terhadap PDB menyentuh 230 persen. Namun, 70 persen surat utang negaranya digenggam oleh warga negaranya sendiri.
"Jadi, ketika ada syok, uangnya hanya berputar-putar di Jepang," ungkap Bhima

Sebagai obat penawar, ia mendorong pemerintah untuk menggenjot penerimaan pajak. Hitung-hitungan Bhima menyebut setidaknya rasio pajak terhadap PDB harus di atas 14 persen agar kemampuan bayar utang RI ciamik. Saat ini, rasio pajak baru berkisar 10,7 persen.
Obat penawar lainnya, yakni menggemukkan porsi investor domestik di dalam SBN. Sehingga, sentimen eksternal tak buru-buru bikin arus dana mengalir deras keluar.
"Kalau disimpulkan, memang kondisi utang saat ini sudah lampu kuning. Sudah waspada," tegas Bhima. [b-islam24h.com / cnn]

Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://www.b-islam24h.com/2018/10/saat-peluit-utang-era-jokowi-ditiup.html

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Jawaban Jawaban Kubu Jokowi Saat Dikritik Tajam Sandiaga Uno

Jawaban Jawaban Kubu Jokowi Saat Dikritik Tajam Sandiaga Uno

papar berkaitan - pada 23/10/2018 - jumlah : 202 hits
Sandiaga kerap mengkritik pemerintahan Jokowi Namun kubu Jokowi tak tinggal diam Kritik tajam Sandi mendapat balasan Berikut ini ulasan kritik tajam Sandi dibalas kubu Jokowi
Reaksi Pemerintah Jokowi Saat Pertemuan Imf World Bank Dikritik Buang Buang Anggaran

Reaksi Pemerintah Jokowi Saat Pertemuan Imf World Bank Dikritik Buang Buang Anggaran

papar berkaitan - pada 9/10/2018 - jumlah : 263 hits
Tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandiaga menyerukan kepada pemerintah agar mengurangi biaya penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF dan World Bank yang akan berlangsung bulan Oktober ini
Di Era Jokowi Pos Lintas Batas Indonesia Jadi Objek Wisata Negara Tetangga

Di Era Jokowi Pos Lintas Batas Indonesia Jadi Objek Wisata Negara Tetangga

papar berkaitan - pada 24/10/2018 - jumlah : 190 hits
Jadi setelah dibangun warga negara tetangga itu ke perbatasan kita foto foto kemudian kembali lagi banyak yang seperti itu sekarang Padahal dulunya kebalik kata Tjahjo
Mengintip Program Pengentasan Kemiskinan Sejak Era Presiden Soeharto Hingga Jokowi

Mengintip Program Pengentasan Kemiskinan Sejak Era Presiden Soeharto Hingga Jokowi

papar berkaitan - pada 26/10/2018 - jumlah : 175 hits
Erani menuturkan setiap kepemimpinan memiliki cara untuk menekan kemiskinan meskipun hasilnya tidak selalu sama Sebab selain efektivitas program jumlah penduduk juga menjadi penghalang dalam memberantas kemiskinan Kemiskinan yang sekarang p...
Era Jokowi Jk Masyarakat Terdepan Tak Lagi Beli Bbm Harga Rp 100 000 Per Liter

Era Jokowi Jk Masyarakat Terdepan Tak Lagi Beli Bbm Harga Rp 100 000 Per Liter

papar berkaitan - pada 24/10/2018 - jumlah : 245 hits
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Igansius Jonan mengatakan masyarakat di daerah yang telah terdapat lembaga penyalur BBM satu harga saat ini membeli BBM jenis solar subsidi Rp 5 150 per liter dan Premium Rp 6 450 per liter
Di Era Jokowi Sektor Ekonomi Kreatif Jadi Tujuan Terpopuler Pencari Kerja

Di Era Jokowi Sektor Ekonomi Kreatif Jadi Tujuan Terpopuler Pencari Kerja

papar berkaitan - pada 23/10/2018 - jumlah : 201 hits
Kepala Bekraf Triawan Munaf menjelaskan ekonomi kratif berhasil menjadi model baru dalam membangkitkan kekuatan ekonomi Sebab sektor ini sangat dekat dengan para generasi milenial
Menteri Rini Banggakan Proyek Bumn Era Jokowi Di Pertemuan Imf World Bank

Menteri Rini Banggakan Proyek Bumn Era Jokowi Di Pertemuan Imf World Bank

papar berkaitan - pada 9/10/2018 - jumlah : 232 hits
Konektivitas darat juga telah meningkat dengan cepat Dalam waktu kurang dari empat tahun panjang jalan tol telah meningkat dari 794 kilometer menjadi 1 254 kilometer berkat kolaborasi antara BUMN dan swasta investor sektor
Soal Isu Global Politikus Demokrat Bandingkan Presiden Jokowi Dengan Era Sby

Soal Isu Global Politikus Demokrat Bandingkan Presiden Jokowi Dengan Era Sby

papar berkaitan - pada 13/10/2018 - jumlah : 250 hits
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan Make Indonesia Great Again yang dilontarkan Capres Prabowo Subianto merujuk kepada keinginan untuk mengembalikan keperkasaan NKRI yang terti...
Di Era Jokowi Jk Jumlah Bioskop Naik 2 Kali Lipat Dan Penonton Tembus 42 Juta

Di Era Jokowi Jk Jumlah Bioskop Naik 2 Kali Lipat Dan Penonton Tembus 42 Juta

papar berkaitan - pada 23/10/2018 - jumlah : 180 hits
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyebut bahwa industri perfilman dalam empat tahun ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat Hal ini terlihat dari jumlah penonton yang melonjak drastis
Panduan Lengkap Tentang Brand Perlindungan Pendaftaran Dan Penegakan

Falling Trees Reveal Nation S Rotting Roots

Apa Nasib Veteran Tentera Malaysia

Mudahnya Jadi Cikgu Sekolah

Why The Us Can T Win The Trade War With China And Shouldn T Try

Hukum Baca Quran Dan Berzikir Tanpa Wuduk

More Than Genetics How Life Experiences Shape Our Health

Nicol David Wanita Asia Pertama Digelar Ratu Skuasy Dunia



Biodata Syad Mutalib Pelakon Drama Berepisod Aku Bukan Ustazah TV3 Bunga Salju Astro Ria

Info Dan Sinopsis Filem Vina Sebelum 7 Hari 2024 Adaptasi Kisah Benar Kini Di Pawagam Malaysia

Biodata Founder Leeyanarahman Nur Liyana Abdul Rahman Yaana Yana Lee Usahawan Tudung Yang Terkenal Bersama Suaminya

Biodata Zubir Khan Penyanyi Lagu Yennode Macha Macha Macha Pemuda Bertangan Kudung Yang Menginspirasikan

Info Penuh Senarai Peserta Juri Hadiah Cara Undi The Hardest Singing Show Astro Ria Sooka Program Realiti Mingguan Terbaru Malaysia


Kerajaan Pahang Sumbang Rm8 000 Kepada Keluarga Allahyarham Konstabel Muhamad Syafiq

Road And Track A Lithe Bmw R80 Restomod By 46works

Mitarashi Dango

Anak Lelaki Cenderung Ada Autisme 4 Kali Ganda Dari Perempuan Dr Say Kongsi Faktanya

Uyaina Arshad Selamat Bersalin Anak Kedua Alhamdulillah Kedatangan Anakanda Kedua Yang Dikasihi

Ini Isi Pembahasan Presiden Jokowi Dengan Gubernur Jenderal Australia