Petani Kalau Di Beginiin Terus Ya Lama Lama Tamat Rimayatnya
Di negara yang berdaulat petanilah yang menentukan harga komoditasnya. Di negara tidak berdaulat REGULATOR yang menentukan harga.
Selama pemerintah “tidak faham” fungsinya terhadap produksi maka yang terjadi petani terjajah. Di negera yang berdualat (rakyat yang berdaulat bukan pemerintah atau penguasanya) maka petani yang menentukan ( hulu) yang menentukan harga komoditas. Bahkan bukan market atau hilir yang menentukan harga.
Bertemunya hulu dan hilir ini mekanismenya “saling butuh” dan saling percaya di kondisi seperti ini pemerintah kerja apa? hampir tidak ada. Lalu kalau masalah hilir terlalu kuat ( baca mafia) muncul , inilah tugas pemerintah untuk turun tangan. Itu kalau pemerintahnya perduli dan faham.
Jadi selama penguasa atau pejabat turun tangan mengatur pasar, mengatur produksi pasti karena ada “mafia” yang memainkan pejabat dan pasar. sudah 7 presiden regulatornya coba atur bahkan impor di gedein, bukannya selesai masalahnya jadi runyam mah iya. Jadi bisa dong di simpulkan pemerintah hingga saat tidak berdaya alias impoten dengan mafia pangan.
Ok, kita lupakan pertanian sebentar. banyak yang ngak "nyandak" pejabatnya sama beginian, urusan petani penentu harga. kita lanjut.
Ada lagi yang penting untuk kita cermati selain impor hasil tani dari Tiongkok oleh agne tiongkok yaitu sebentar lagi di tahun 2030 dimana tidak sampai 9 tahun lagi dunia akan ter-disrup dengan pertumbuhan asia.
Apa faktanya? Di tahun 2030
1. 60% populasi dunia adalah asia
2. 60% middle class income population adalah asia
3. 70% Artificial inteligen menguasai dunia manufaktur di asia
4. 60% GDP dunia dari asia. ( bertumbuh 35-60% dalam 15 tahun kedepan, dari 38% an saat ini)
Asia bergeraknya di pimpin oleh saudi dengan visi 2030 nya, china dengan visi 2025nya, india dengan visi 2025nya, singapura, vietnam, thailand, korea selatan dengan visi 5 & 6 G nya, jepang dengan blockchainnya, ( yang semua di set sejak 10-20 tahun yang lalu).
Indonesia mau bermain dimana? Masih sebagai negara importir kah? Atau masih jadi negara “korban produksi negera lain”? atau mau jadi pemain global dengan mulai produksi?
Sampai saat ini selama 6 tahun terakhir kita akhirnya nyender ke Tiongkok, dan entah berapa lama lagi tiongkok berkuasa. Kalau masih dia-dia lagi yang berkuasa ya karena parlemen di kuasai bisa tambah 5 tahun lagi tiongkok berkuasa, sampai 3 periode sampai 2029.
Sedap banget berkuasa itu emang ya, kuku tajam mereka menancap dalam. Semua jadi era baru. Indonesia quasi teritori tiongkoknya menjadi abadi, seperti niat mereka tahun 49 yang gagal, tahun 65 juga gagal akhirnya sejak beberapa tahun ini dapat juga.
Selamat buat Tiongkok yang akhirnya dapat indonesia dan selamat kepada mereka yang memilih untuk indonesia tetap di bawah tiongkok ekonominya.
Disisi lain, ada agen IMF yang menjerat tangan berdaulat menjadi terpasung dalam bernegara. Tugas beliau dikabinet sederhana, pokoknya bagaimana caranya indonesia harus ngutang.
Walau kita kritik habis habisan akan kebijakan negara selalau berhutang, namun mereka punya penangkis yang cantik selain buzzerp memberondong di sosmed terhadap para pengkritisi ada satu lagi yang mereka pakai yaitu kaum akademisi yang isi dikepalanya kalau printing money itu inflasi. Ilmu palsu ekonomi. Padahal printing money bikin inflasi adalah jawaban di generalisir.
Untuk itu, kepada mereka yang pinter itu coba kita tanya pertanyaan sederhana kemereka yang mengatakan printing money bakal inflasi. Pertanyaan begini, kalau hutang ke IMF atau negara lain syaratnya adalah kita punya jamiman atau kolateral.
Apa kolateralnya? Terserah yang punya uang. Kalau tiongkok minta souverign garantee nya sumber daya alam. kalau IMF ya pontensi kecil untuk mengembalikan dolar. Seklai lagi, semakin kecil potensi mengembalikan pinjaman amerika suka.
Lalu kita tanya pakai akal sehat, pakai nurani bersih. Kalau koleteral tadi yang buat jaminan pinjem uang, kita pakai buat printing money rupiah kita bisa ngak? Nah lu pusing psuing lu jawabnya.
Oleh : Bp. Mardigu Wowiek_
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.bagibagi.info/2021/02/petani-kalau-di-beginiin-terus-ya-lama.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+bagibagi%2FcFXc+%28bagibagi.info%29