Pengajaran Dari Turki Erdogan 15 Tahun Terakhir Berkuasa
Recep Tayyip Erdogan menjadi kandidat incumbent dalam pilpres tahun ini (REUTERS/Umit Bektas)
CATATAN SANTAI IBNU HASYIM
SELAMA 15 tahun mendominasi pemerintahan Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan memiliki pencapaian yang tidak boleh dianggap remeh.
Berawal dari menjabat Perdana Menteri (PM) Turki, Erdogan mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang mengesankan banyak pihak. Erdogan bersama Parti Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang didirikannya tahun 2001, selalu memenangi pilihanraya sejak tahun 2002. Erdogan sendiri telah menjabat Perdana Menteri Turki selama tiga periode, mulai tahun 2003 dan berlanjut hingga tahun 2014. Sejak tahun 2014, Erdogan menang pilihanra dan menjadi Presiden Turki pertama yang dipilih langsung orang rakyat. Sebelumnya, Presiden Turki selalu dipilih oleh parlimen.
Seperti dilansir BBC dan The Economist, Sabtu (23/6/2018), Erdogan dan AKP berkuasa saat Turki dilanda inflasi kronik sejak tahun 2001. Namun di bawah Erdogan dan AKP, inflasi dapat dikendalikan dan pertumbuhan ekonomi tahunan Turki mencapai angka rata-rata 5 persen.
Turki menjadi negara manufaktur dan pengekspor yang kuat. Pada tahun 2011, angka pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 10 persen. Turki pun dijuluki sebagai 'Harimau Baru' kerana pertumbuhan ekonomi yang pesat di antara negara-negara anggota G20. Stabiliti ekonomi membuat Erdogan semakin populer.
Namun serangan teror yang melanda Turki dan gejolak politik, serta terjadinya krisis global, memicu perlambatan ekonomi di Turki sejak tahun 2009. Angka pengangguran bahkan sempat melonjak ke angka 13 persen pada tahun itu. Pertumbuhan perekonomian semakin melambat tahun 2014, saat Erdogan menjabat Presiden Turki. Sejak pertengahan tahun 2016, angka pertumbuhan ekonomi turun ke level 2.9 persen dan angka pengangguran naik di atas 10 persen.
Tidak hanya itu, nilai tukar mata uang Turki, Lira, juga semakin melemah sebanyak 20 persen sejak awal tahun. Inflasi naik ke level 12 persen dan suku bunga berada di angka 18 persen. Kendati demikian, Turki berhasil melunasi seluruh hutang ke Dana Moneter Internasional (IMF) tahun 2013. Seperti dilapor Hurriyet Daily News, hutang Turki ke IMF sebesar US$ 23.5 milion telah selesai dilunasi. Pelunasan dimulai tahun 2002. Untuk pertama kalinya dalam 19 tahun, Turki menjadi negara bebas hutang.
Di bawah Erdogan, Turki menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia dan terbesar ke-6 di Eropah. Produk Domestik Bruto (PDB) Turki pada tahun 2013 mencapai US$ 827 milion, atau naik drastik dari US$ 231 milion tahun 2002 saat Erdogan pertama menjabat PM Turki.
PDB per kapita atau pendapatan per kapita Turki meningkat tiga kali lipat dalam 11 tahun sejak tahun 2002, yakni dari angka US$ 3,500 menjadi US$ 10.815 di tahun 2013. Pendapatan perkapita Turki saat itu tercatat lebih besar dari dua negara Kesatuan Eropah, yakni Rumania dan Bulgaria.
Selain sektor ekonomi, pencapaian Erdogan lainnya juga terjadi di sektor pendidikan dan infrastruktur. Anggaran Kementerian Pendidikan meningkat dan tercatat yang tertinggi selama Erdogan menjabat PM Turki. Kemudian masa wajib belajar dinaikkan dari 8 tahun menjadi 12 tahun.
Untuk sektor infrastruktur, Erdogan membangun lebih banyak lapangan terbang dan jalanraya antara tahun 2002 hingga 2011. Turki yang tadinya hanya memiliki 26 lapangan terbang kini memiliki 50. Salah satunya yang terbaru di Istanbul, disebut Anadolu Agency, akan menjadi salah satu dari tiga lapangan terbesar di dunia. Tidak hanya itu, seperti dilapor Today's Zaman, untuk pertama kalinya Turki memiliki kereta cepat menghubungkan Ankara dengan Eskisehir, yang mulai beroperasi tahun 2009. Kereta cepat ini mampu melaju dengan kecepatan 250 km per jam.
Berkait isu Kurdi, etnik minoriti terbesar di Turki, Erdogan pernah mengambil keputusan bersejarah. Tahun 2012, untuk pertama kalinya bahasa Kurdi akan menjadi pilihan mata pelajaran di sekolah-sekolah Turki. Kepada parlemen Turki saat itu, seperti dilansir BBC, Erdogan menyebut hal ini sebagai 'langkah bersejarah'. Turki selama beberapa deka terakhir memerangi pemberontak Kurdi di wilayah tenggara negara itu. Banyak warga Kurdi yang menyerukan otonomi dan menuntut hak-hak budaya yang lebih baik.
Tahun 2013, Erdogan mencabut larangan hijab di tempat umum yang berlaku di Turki, lepas percobaan kudeta tahun 1997. Sebelumnya, setiap wanita berhijab di Turki dilarang masuk kampus, belajar medik dan hukum, juga menjadi anggota parlemen.
Itu sekurang-kurangnya antara pengajaran dari Turki.
Ibnu Hasyim
e-mail:
[email protected]Tel 011 33111321
27 Julai 2019
Lihat sebelum ini.
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012
E-Buku IH-111 C/Santai (Minda) IH Mulai Okt 2015
Lihat lagi..Ini Peluang Kerja Dan Jadi Usahawan. (1)Hanya 30 Hari, Dapat Kerja Dan Boleh Jadi Usahawan...(2)Pembelanjaran Gunting Rambut Secara Ringkas..(3)Dari Ambil Alih Kedai Gunting Bapa, Kini Jadi Juta...(4)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.ibnuhasyim.com/2019/07/pengajaran-dari-turki-erdogan-15-tahun.html