Nukilan Ayah Cinta Yang Dijual Murah

---

Anakku,Kota besar itu sering kelihatan indah dari jauh, penuh dengan lampu dan warna, seolah-olah bintang-bintang turun ke bumi. Tetapi bila engkau melangkah dekat, kau akan dapati banyak bintang itu hanyalah neon palsu. Ada yang menyinari malam dengan tubuh dan suara manja, seolah-olah dunia boleh dibeli dengan sekeping senyum.
Ada yang mengaku dirinya escort, ada pula yang lebih licik — scammer part-time dengan wajah polos dan kata manis. Apa pun nama yang mereka pilih, hakikatnya tetap sama: cinta mereka hanyalah sewa, tubuh mereka hanyalah mata wang.
Mereka menjaga tubuh dengan penuh obsesif, berjam-jam di gimnasium, seolah-olah otot tegang dan kulit mulus mampu menipu takdir. Tetapi, anakku, virus tidak pernah peduli pada kecantikan. HIV tidak kenal solekan, sifilis tidak tunduk pada senyuman. Racun itu tidak bertanya sama ada engkau pekerja tetap atau hanya part-time. Sekali hinggap, ia menjadi teman seumur hidup.


Anakku,Ada yang hidupnya umpama pepatah lama — kais pagi makan pagi, kais malam menjual diri. Mereka kejar wang untuk tampak bergaya: kereta sewa dipamer sebagai harta, telefon mahal sebagai simbol maruah, tas tiruan sebagai lambang status. Namun bila sakit menjemput, semua kilauan itu hilang, tinggal tubuh yang lemah dan hati yang kosong.
Ada pula yang berdalih: “Ini cuma sambilan.”Sambilan? Seperti menjual cinta di hujung minggu, lalu kembali menjadi gadis polos pada hari Isnin? Ingatlah, anakku — racun dalam darah tidak pernah faham istilah cuti atau sambilan.
Ayah tidak menulis ini untuk menakutkanmu, tetapi untuk menyelamatkanmu. Jangan biarkan cinta murah yang dibungkus rapi memperdayakanmu. Kerana cinta sejati tidak pernah dijual, dan tubuh bukanlah tiket menuju bahagia.


Anakku,Jika engkau ingin mengenal cinta, carilah pada yang setia mendoakanmu dalam sujudnya, bukan pada yang menilai cintanya dengan harga sejam.




.

---