Metode Penanggalan Kalender Jawa Sultan Agung
Metode Penanggalan Kalender Jawa Sultan Agung
Kalender bukanlah suatu ajaran keagamaan, namun suatu acuan / tetenger yang dipakai sebagai perhitungan masa, terutama kalender Jawa, karena kalender Jawa karya Sultan Agung Mataram ini bisa dipertanggungjawabkn secara logika dan matematika.
Hemm... Santri pun mulai nggeladrah dan bertanya. "Gus, terus maksud dari Tanggalan Jowo di gowo, Tanggalan Arab di garap, Tanggalan Barat diruwat, maksudnya gimana?", tanyanya.
Akhirnya jawabnya pun nggeladrah, ngomong ra nggenah. Jawab : "Karena semua umat manusia yang mengikuti Kalender Masehi Goblog Kabeh. Termasuk yang njawab juga. Karena telah mengakui tahun masehi. Artinya wong Sak ndunyo Gemblo Kabeh. Selamanya akan Gemblo semua sebelum Kalender Masehi di Ruwat Ruwat.
Kalender Masehi dihitung dari Kelahiran Yesus 25 Desember.Lhoooo ini gemblo yang pertama.
Aku punya injil saat belajar Kristologi dulu. Dalam satu kitab terdiri 4 injil didalamnya. Ada Markus, lukas, matius dan yohanes. Dari ke empat injil itu yang bicara tentang kelahiran Yesus cuma Matius dan Lukas. Lhaaa keduanya beda, yang satu bilang Yesus lahir pada zaman pemerintahan Augustus dan yang satunya lagi bilang Yesus lahir pada zaman pemerintahan Herodus. Mana yang benar? ya emboh...
Tapi Baik Matius maupum Lukas sama-sama cerita kalau saat Yesus Lahir itu pada malam hari saat bintang-bintang gemerlapan dan penggembala kambing sedang menggembalakan kambingnya di malam hari.
Kesimpulannya Yesus tidak lahir di bulan Desember, karena pada bulan Desember adalah titik balik dari musim dingin ke musim semi. Artinya saat musim salju berarti tidak ada Bintangnya donk.... Hehehe... Jadi Yesus tidak lahir pada bulan Desember.
Katanya lagi, Yesus lahirnya di bawah Pohon Cemara ya? Ini Gemblo yang ke dua.
Yesus (dalam bahasa Ibrani) adalah nama lain dari Nabi Isa As. Dia adalah Putra Maryam, lahir di Betlehem (Baitul Lahmi). Ibu kota yang berpropinsi di Galilea bagian Yudea di Palestina.
Lha Palestina itu sejak zaman telek gak enak sampai sekarang bahkan sampai besuk telek jadi enak, Pohon Cemara tidak akan pernah bisa hidup dan tumbuh disana bro. Di sana itu yang hidup adalah Pohon Kurma bukan cemara. Jadi adalah bohong jika Yesus lahir dibawah pohon Cemara.
Haaa yang benar adalah Serat Sastra Jendra (Al-Qur'an), bahwa Yesus lahir di bawah pohon kurma, yang jika satu ujung tangkainya ditarik atau dipetik maka buahnya akan rontok semua. Lha jika buah kurma dipetik terus pada berguguran, itu nggk ada lain kecuali pas saat musim panas ther ther... Ini artinya Yesus lahir pada musim panas.
Maka benar Baik Matius maupun Lukas bercerita kalau penggembala kambing sampai-sampai menggembalakan kambingnya di malam hari, karena kalau di siang hari mereka gak kuat menahan panasnya terik matahari, panase ther ther poll... Gitu lorrr..
Kesimpulannya Kalender Masehi / Kalender Barat yang sangat kita hafal itu ternyata Kalender yang diragukan kebenarannya dan kita semua menganggapnya benar. Yo wis ben, wis kadung salah kawitane je. Maka orang-orang jawa kuno dulu berpesan bahwa kalender barat harus di ruwat, harus dibenahi dulu biar bener. Hehehe...
Kalau Kalender Jawa Sultan Agungan Ini yang jadi pedoman
Saat tahun 1625 Masehi, Sultan Agung mulai ukrek. Ngijir, merumus dan merombak Kalender jawa yang tadinya menganut garis edar matahari menjadi garis edar rembulan, sehingga sama dengan Hijriyah, yakni mengacu pada rembulan / qomariyah. Dan kemudian ditetapkan saat itu tahun 1627 sebagai tanggal 1 Syuro bertepatan dengan hari Jum'at legi.
Dalam ijirannya mk setiap 15 Windu (8th x 15) turah satu. Shg setiap 120 tahun sekali bergeser maju satu hari.
Mk sejak itu Pakem Kalender berbunyi A Ju Gi (Tahun Alif bulan Suro jatuh pada Jumat Legi) itu th 1627 M dan berlaku sampai 1647 M. Kalender A Ju Gi Expired pd 1647 M
Pada 120 tahun kemudian Pakemnya harus maju sehari menjadi Tahun Alif 1 Suro Jatuh pada hari Kamis Kliwon. Sehingga 1627 + 120 = 1747 Jadinya Th 1747 s.d 1867 M Tahun Alif 1 Suro Jatuh pada hari Kamis Kliwon (A Kem Won. Tahun Kalender A Kem Won Expired pada tahun 1867 M
Berikutnya 1867 + 120 = 1987 dimajukan satu hari lagi menjadi Rebo Wage. Jadinya tahun 1867 s.d 1987 M. Tahun Alif 1 Suro Jatuh pada hari Rabu Wage (A Bo Ge)Kalender A Bo Ge Expired pada 1987 M
Berikutnya 1987 + 120 = 2107 dimajukan satu hari lagi menjadi Seloso Pon. Jadinya Tahun 1987 s.d 2017 M Tahun Alif 1 Suro jatuh pada hari Selasa Pon (A Sa Pon. Kalender A So Pon Expired pada 2107 M
Jadi pada saat ini tahun 2019, maka pakem Kalender Sultan Agungan memasuki Rumus A Sa Pon tahun Alif 1
Suro Jatuh pada hari Selasa Pon dan berlaku selama 15 Windu / 120 tahun yang dimulai dari tahun 1987 M.
Gitu lorrr...Nah saat ini sedang berjalan Tahun Be. Maka tahun Be dalam Konsep Rumus Asapon, maka 1 Syawal 1440 H akan Jatuh pada Hari Rebo Legi.
Oleh karena itu kemarin tanggal 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Rebo Legi, 5 Juni 2019
Lha trus untuk tahun 2020 gimana? Tanggal 1 Syawal 2020 karena Sudah tahun Wawu, maka 1 Syawal 1441 H/ 2020 akan jatuh pada Hari Minggu Kliwon
Makanya lorrr... jika sekarang ini masih ada orang yang pakai Kalender A Bo Ge ( Tahun Alif 1 Suro Jatuh pada Rebo Wage) itu yo Gemblo namanya. Salah Fatal. Harus diingatkan, biar nggak malu dan malu-maluin sebagai orang Jawa... Gitu...
Demikian sekilas Info atas pertanyaan Santri
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2019/06/metode-penanggalan-kalender-jawa-sultan.html