Melihat Sederet Manuver Poyuono Yang Terpental Dari Waketum Gerindra


 

Arief Poyuono kini telah terpental dari posisi waketum Gerindra usai kepengurusan partai periode 2020-2025 diumumkan. Selama duduk di posisi waketum, Poyuono kerap melontarkan pernyataan kontroversial.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengumumkan susunan kepengurusan partai pimpinan Ketum Prabowo Subianto itu untuk periode 2020-2025. Nama Habiburokhman masuk jajaran wakil ketua umum, sementara Arief Poyuono terpental dari posisi waketum.


 


Alasan terdepaknya Poyuono dari kepengurusan mulanya dikaitkan dengan kebiasaan Arief membuat kegaduhan. Gerindra tak secara langsung mengaitkan hal ini.


"Nggak juga (tidak masuk struktur pengurus partai karena kerap buat gaduh). Tapi memang kalau kita ada di dalam struktur, ya, tidak boleh manuver-manuver sendiri, karena, bagaimanapun semua tindak-tanduk kita akan dikaitkan dengan institusi," kata juru bicara Gerindra, Habiburokhman, kepada wartawan, Minggu (20/9/2020).


Selama menjabat, Arief Poyuono memang kerap melontarkan pernyataan kontroversial yang kemudian diklarifikasi oleh Gerindra. Berikut ini daftar kontroversi Poyuono:


Menyebut AHY 'Boncel'


Pada 2018, Arief Poyuono menjuluki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai 'anak boncel' seusai putra SBY tersebut masuk bursa cawapres untuk Prabowo Subianto. Menurut dia, julukan itu disematkannya karena AHY dinilai masih 'miskin' pengalaman di dunia politik.


"Saya menyebut dia itu anak 'boncel', nggak punya pengalaman. Konteksnya kan ada pertanyaan mengenai Prabowo dipasangkan dengan AHY. Saya bilang, sangat tidak mungkin kalau militer sama militer. Kedua, AHY itu kan belum punya pengalaman, masih 'boncel' dalam politik," ujar Arief saat dimintai konfirmasi, Senin (23/7/2018).


Kendati demikian, Poyuono menyebut AHY memang punya potensi untuk menjadi pemimpin besar di masa yang akan datang. Menurutnya, AHY mesti ditempa terlebih dahulu agar lebih kuat.


Akibatnya, Poyuono pun disidang di hadapan Majelis Kehormatan DPP Gerindra. Anggota Majelis Kehormatan DPP Gerindra Habiburokhman menyatakan Poyuono telah ditegur karena ucapannya. Poyuono sendiri telah ditegur Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.


"Intinya kami akan selesaikan masalah pernyataan Pak Arief secara baik-baik. Teguran kepada beliau setahu saya sudah disampaikan. Hal yang biasa bagi kami di Gerindra kalau ada salah langsung diberikan teguran untuk menjaga disiplin dan tertib partai," kata Habiburokhman.


Usir Demokrat dari Koalisi


Arief Poyuono juga pernah meminta PD keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo-Sandiaga. Poyuono meminta Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY tak bersikap seperti serangga undur-undur.


"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi saja pakai mencla-mencle segala," ucap Poyuono, Minggu (12/5/2018).


Menurut Poyuono, Demokrat juga dinilai tak memberikan kontribusi pada suara Prabowo-Sandi. Dia melihat kehadiran Demokrat justru menurunkan suara pasangan 02 itu.




PKI Dimainkan Kadrun


Arief Poyuono kembali menuai kontroversi karena sebuah wawancara yang ditayangkan di YouTube dan menyinggung isu 'PKI dimainkan kadrun'. Poyuono mengatakan rekan-rekan separtainya gagal paham menilai video tersebut, karena dia tak membawa nama partai. Tagar #TenggelamkanGerindra sempat menjadi trending topic di Twitter gara-gara Poyuono.


"Mereka itu semua politisi gagal paham, sok tahu, dan otaknya kayak kadrun-kadrun menilai video wawancara YouTube saya di kanal Bangsa. Saya dalam wawancara di kanal Bangsa jelas-jelas menyatakan diri saya sebagai Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN. Kedua, saya membuat rekaman di kantor FSP BUMN Bersatu dan berlatar belakang Bendera Serikat Pekerja," kata Poyuono, Sabtu (20/6).


Poyuono pun lagi-lagi harus menghadapi sidang. Gerindra menyebut Poyuono harus bertanggung jawab atas pernyataannya itu.


"Sidang Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra dalam perkara dengan teradu Saudara Arief Poyuono akan digelar hari ini dengan protokol anti-penularan COVID-19," kata Pimpinan Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra, Habiburokhman, Selasa (23/6/2020).


Memakai 'Gerindra' Saat Pengurus Demisioner
Poyuono kerap mengatribusikan jabatan waketum Gerindra dalam membuat pernyataan kontroversial ketika posisi pengurus sudah demisioner. Salah satu kritikan tersebut amat bertentangan dengan sikap Gerindra.


Pihak yang Bawa Nama Gerindra Tak Benar
Elite Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menegaskan kepengurusan Partai Gerindra sebelum pengumuman masih bersifat demisioner. Menurutnya, hanya pernyataan juru bicara yang masih bisa mengatasnamakan Partai Gerindra. Diduga, Dasco menyoroti manuver Poyuono yang mengkritik Anies Baswedan.


"Nah oleh karena itu segala sesuatu atau orang yang menamakan pengurus DPP adalah tidak benar karena kepengurusan DPP dinyatakan demisioner kecuali jubir partai yang masih bisa mengatasnamakan Partai Gerindra," ujar Dasco, Kamis (10/9).




Senggol Isu HAM Prabowo


Jelang pengumuman kepengurusan, Poyuono menilai Prabowo harus mempersiapkan diri dengan matang jika ingin maju di Pilpres 2024. Dia berpendapat bahwa Gerindra perlu 'membersihkan' nama Prabowo dari tuduhan pelanggaran HAM 1998.


"Mumpung masih ada waktu panjang. Partai harus mengupayakan kekuatan hukum tetap yang menyatakan Prabowo Subianto bersih dan tidak terlibat dalam kerusuhan Mei 1998 yang berbau SARA dan tidak terlibat dalam penculikan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang sampai saat ini masih hilang," kata Poyuono, dalam keterangannya, Rabu (16/9/2020).


Meski sudah demisioner, Poyuono masih mengaku sebagai Waketum Gerindra dalam menyampaikan pendapatnya tersebut.


Menurut Poyuono, kekalahan Prabowo dalam dua pilpres sebelumnya, 2014 dan 2019 lantaran kasus pelanggaran HAM yang sering dimunculkan. Isu itu memang selalu berembus di setiap gelaran pilpres, di mana Prabowo menjadi salah seorang kontestan.


"Sebagaimana telah terjadi, pada pilpres dan pemilu tahun 2014 dan 2019, isu terkait kasus penculikan dan pembunuhan aktivis 1998 berembus kencang. Lalu juga kerusuhan Mei, yang disebut-sebut didalangi oleh Prabowo Subianto. Ada juga fitnah bahwa dia adalah pelaku utama kerusuhan Mei," ujar Poyuono.


"Dia dituding melakukan kejahatan-kejahatan yang sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia dalang dan pelaku penculikan dan pembunuhan para aktivis, kan belum ada pengadilannya. Setiap pemilu, setiap pilpres, selalu dibuka kasus penculikan, kasus kerusuhan Mei, bahwa diduga dalangnya Prabowo," imbuhnya.


Habiburokhman lantas kembali bersikap menanggapi Poyuono. Anggota Komisi III DPR RI itu mengatakan Arief Poyuono merupakan orang yang tidak mengerti soal hukum.


"Arief bukan orang hukum jangan maksa bicara soal hukum. Sejak dulu dia kalau soal hukum konsultasinya ke saya. Dia juga kan mantan klien saya," kata Habiburokhman pada Kamis (17/9/2020).


Habiburokhman sendiri mengaku pernah menjadi pengacara Poyuono. Salah satu kasus Poyuono yang pernah ia tangani, yakni kasus gugatan dari staf eks Menteri BUMN, Soegiharto.


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://www.bagibagi.info/2020/09/melihat-sederet-manuver-poyuono-yang.html

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Ditendang Prabowo Dari Kepengurusan Gerindra Poyuono Saya Kembali Ke Habitat Saya

Ditendang Prabowo Dari Kepengurusan Gerindra Poyuono Saya Kembali Ke Habitat Saya

papar berkaitan - pada 21/9/2020 - jumlah : 263 hits
Arief Poyuono angkat bicara usai namanya tidak lagi masuk dalam kepengurusan baru DPP Partai Gerindra periode 2020 2025 Menurutnya tidak hanya dirinya yang tidak masuk struktural melainkan ada politikus Gerindra lain yang juga tidak lagi me...
Keponakan Prabowo Diangkat Sebagai Waketum Gerindra

Keponakan Prabowo Diangkat Sebagai Waketum Gerindra

papar berkaitan - pada 15/9/2020 - jumlah : 151 hits
Keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto Rahayu Saraswati Djojohadikusumo ditunjuk untuk menempati posisi wakil ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra periode 2020 2025 Elite Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membenark...
Ini Struktur Kepengurusan Dpp Gerindra 2020 2025

Ini Struktur Kepengurusan Dpp Gerindra 2020 2025

papar berkaitan - pada 20/9/2020 - jumlah : 284 hits
Partai Gerindra mengumumkan struktur kepengurusan pimpinan pusat periode 2020 2025 yang dipimpin Ketua Umum Prabowo Subianto Pengumuman struktur disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani
Gerindra Tidak Menentang Keputusan Dki Psbb Tapi

Gerindra Tidak Menentang Keputusan Dki Psbb Tapi

papar berkaitan - pada 14/9/2020 - jumlah : 244 hits
Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah penyangga pada Pembatasan Sosial Berskala Besar total di DKI Jakarta akan menjadi kekuatan besar dalam melawan pandemi Covid 19 Begitu kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Rani Ma...
Dasco Tegaskan Sk Kepengurusan Gerindra Belum Keluar

Dasco Tegaskan Sk Kepengurusan Gerindra Belum Keluar

papar berkaitan - pada 11/9/2020 - jumlah : 252 hits
Dasco menekankan tak benar bila ada pihak yang mengatasnamakan pengurus Gerindra Sejak kongres tanggal 8 Agustus lalu sampai sekarang katanya kepengurusan dewan pimpinan pusat Partai Gerindra dalam keadaan demisioner
Wakapolri Berencana Berdayakan Preman Awasi Protokol Kesehatan Legislator Gerindra Baik Adanya

Wakapolri Berencana Berdayakan Preman Awasi Protokol Kesehatan Legislator Gerindra Baik Adanya

papar berkaitan - pada 13/9/2020 - jumlah : 288 hits
Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono berencana memberdayakan preman pasar untuk membantu pengawasan protokol kesehatan di masyarakat Terkait hal itu anggota Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra Habiburokhman meyakini niat dari Gatot baik ad...
Busyro Muqoddas Demokrasi Semakin Sakit Terpental Dan Krisis Jiwa Gara Gara Dinasti Politik

Busyro Muqoddas Demokrasi Semakin Sakit Terpental Dan Krisis Jiwa Gara Gara Dinasti Politik

papar berkaitan - pada 10/9/2020 - jumlah : 305 hits
Sistem demokrasi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dinilai semakin berpenyakit Hal ini ditandai dengan para calon kepala daerah yang muncul karena dinasti Begitu kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas dalam d...
Arief Poyuono Jangan Jangan Psbb Anies Untuk Menggulingkan Jokowi

Arief Poyuono Jangan Jangan Psbb Anies Untuk Menggulingkan Jokowi

papar berkaitan - pada 13/9/2020 - jumlah : 1642 hits
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil keputusan menarik rem darurat atau kembali menerapkan penerapan sosial berskala besar secara ketat atau PSBB total Keputusan tersebut memang cukup mengagetkan karena ibukota kembali ke PSBB keta...
Sederet Alasan Kenapa Makin Dewasa Seorang Cewek Makin Sederhana Pula Gayanya

Sederet Alasan Kenapa Makin Dewasa Seorang Cewek Makin Sederhana Pula Gayanya

papar berkaitan - pada 22/9/2020 - jumlah : 308 hits
Makin bertambah umur bukan trendi lagi yang jadi prioritas Yang penting mah praktis
Apa Kuasa Myeg Ke Atas Worldcoin

Petua Kesihatan Untuk Orang Yang Sudah Berusia

Major Projects Will Make Sarawak An Asian Economic Force Says Premier

Police Arrest Two Over Fight Between Football Fans At Lrt Station

Kural Vista A Luxurious Waterfront Villa By Saota On Palm Jumeirah Dubai

Kawal Alergik Bila Alahan

Indah Delvia Tacilak Di Nan Rami Chord

Merry Christmas 2024


echo '';
Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Curang Tanpa Niat Slot Megadrama Astro Ria

5 Insiden Jalan Sesak Yang Berlaku Lebih 24 Jam Durasinya

Senarai Lagu Tugasan Konsert Minggu 6 Gegar Vaganza 2024 Musim 11

Keputusan Markah Peserta Konsert Minggu 5 Gegar Vaganza 2024 Musim 11

10 Filem Drama Seram Melayu Berhantu Terbaru 2024 2025 Mesti Tonton


How To Plan A Stress Free Family Vacation

Wan Rosdy Insentif Kecemerlangan Pendidikan Kerajaan Pahang Sedia Peruntukkan Sebanyak Rm1 Juta

Keropok Ikan Tamban Trengganu Nipis Dan Sedap

Tapau Mfc Fried Chicken

Yuzu Cha

Usah Terikut Ikut Provokasi Pihak Tertentu Pertikai Pelantikan Tun Musa