Konsep Pembelajaran Jarak Jauh
KONSEP PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara daring, luring, atau kombinasi keduanya tanpa kontak secara langsung.
Tujuan dari kurikulum pendidikan nasional adalah kompetensi. Empat kemampuan yang menandai penguasaan kompetensi pada peserta didik adalah mampu menalar, mandiri, ujian bermakna, dan siap mengatasi tantangan.
Tujuan pembelajaran jarak jauh:
1) Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19.
2) Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19.
3) Mencegah penyebaran dan penularan Covid-19.
4) Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali.
Prinsip pelaksanaan pembelajaran jarak jauh:
1) Keselamatan dan Kesehatan lahir batin seluruh warga satuan pendidikan.
2) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
3) Pembelajaran jarak jauh berfokus pada pendidikan kecakapan hidup.
4) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan.
5) Pemberian tugas bervariasi tergantung daerah, satuan pendidikan, serta minat peserta didik.
6) Hasil belajar diberikan umpan balik dan melakukan pola komunikasi interaktif,
Pendekatan pembelajaran jarak jauh:
1) Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) menggunakan gawai dan aplikasi pembelajaran.
2) Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) menggunakan televisi, radio, modul pembelajaran, bahan ajar cetak, dll.
Strategi pembelajaran 5M adalah cara mewujudkan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan melibatkan orang tua maupun komunitas.
Tujuan dari strategi 5M adalah mendorong kolabolasi antara guru, orang tua, dan peserta didik. Strategi pembelajaran 5M meliputi:
1) Memanusiakan hubungan
Praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru, peserta didik, dan oarng tua. Memanusiakan hubungan dengan orang tua dapat dilakukan dengan mengetahui profil, kondisi orang tua termasuk pengumpulan infromasi terkait waktu yang paling tepat untuk mendampingi proses belajar anak sehingga tercipta suasa yang kondusif untuk belajar. Guru dan orang tua dapat berdiskusi tentang cara belajar anak, kebiasaan anak di rumah, latar belakang keluarga, perkembangan dan proses belajar peserta didik, serta pekerjaan orang tua. Guru harus menghindari aturan tugas yang sulit dipahami orang tua dan peserta didik, memaksakan kecepatan dalam mengumpulkan tugas, dan menuntut orang tua untuk mendampingi anak secara penuh.
2) Memahami konsep
Praktik pembelajaran yang memandu peserta didik bukan sekedar menguasai konten tetapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks. Orang tua dapat memandu pembelajaran anak yang bukan hanya sekedar menguasai konten tetapi menguasai kompetensi yang dapat diterapkan dalam beragam konteks. Guru dan orang tua dapat berdiskusi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan di rumah dan tujuan pembelajaran. Guru harus menghindari memberi tugas sekedar latihan soal dan hindari menyalin tugas dari buku cetak.
3) Membangun keberlanjutan
Praktik pembelajaran yang memandu peserta didik mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik. Orang tua dapat memandu anak mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik. Misalnya, memberikan umpan balik atau respon terhadap hal-hal yang dilakukan oleh anak dalam pembelajaran di rumah. Orang tua dan anak dapat berdiskusi tentang apa yang sudah dipelajari, tantangan/kesulitan yang dihadapi, dan strategi untuk mengatasi kesulitan. Guru harus menghindari memberi tugas tanpa umpan balik, memberi reward untuk keberhasilan, dan memberi tugas sebagai sumatif tanpa formatif.
4) Memilih tantangan
Praktik pembelajaran yang memandu peserta didik menguasai keahlian melalui proses yang berjenjang dengan pilihan tantangan yang bermakna. Orang tua memastikan bahwa anak dapat menguasai keahlian dengan berbagai cara yang sesuai dengan profilnya. Orang tua dapat memberikan pilihan media dan cara untuk belajar atau melakukan tugas dan menyusun jadwal belajar bersama anak. Guru harus menghindari pemberian tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah dan hindari memberi tugas sesuai kurikulum tanpa keterkaitan dengan lingkungan sekitar.
5) Memberdayakan konteks
Praktik pembelajaran yang memandu peserta didik melibatkan sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus kesempatan berkontribusi terhadap perubahan. Orang tua dapat mendorong anak untuk terlibat mengenali komunitasnya. Orang tua juga merupakan akses belajar anak yang cukup relevan dalam proses belajar di rumah. Orang tua dapat berdiskusi dengan anak mengenai peristiwa atau persoalan yang sedang terjadi di sekitar tempat tinggalnya, menghubungkan pembelajaran dengan konteks komunitas terdekat, dan orang tua dapat menjadi narasumber untuk topik-topik yang relevan, misalnya terkait pekerjaan orang tua. Guru harus menghindari mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan banyak orang, melihat hanya dari satu sumber atau buku teks, dan memberi tugas yang sama untuk semua peserta didik.
Sumber: Bimtek Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19, 2020.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://fastrans22.blogspot.com/2020/10/konsep-pembelajaran-jarak-jauh-pjj.html