Ketahanan Hbv Pada Monyet Dunia Lama Berbanding Jangkitan Dalam Manusia
Mikroskopi cryo-elektron membantu kita memahami mengapa virus hepatitis B (HBV) tak dapat masuk ke dalam sel kunjungi di macaque, sehingga memperdalam pengetahuan kita tentang dinamika virus.
Tim peneliti dari Universitas Sains Tokyo (Jepang), yang dipimpin oleh Koichi Watashi, menemukan mengapa monyet Dunia Lama, seperti macaque yang suka mencari kepiting, secara alami kebal terhadap HBV, sementara manusia dan simpanse tidak. Kajian ini menunjukkan perbedaan pada residu asam amino penting yang berperan dalam penempelan dan masuknya HBV ke dalam sel hati, membuka jalan untuk mencari cara agar kita bisa melawan infektivitas HBV pada manusia.
HBV adalah penyebab utama penyakit hati kronis, dan infeksinya terbatas pada spesies tertentu. Meski monyet dan simpanse bisa terinfeksi, monyet Dunia Lama menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada infeksi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan ini terkait dengan perbedaan pada reseptor di membran sel hati, yakni sodium taurocholate co-transporting polypeptide (NTCP), yang berperan dalam memasukkan HBV ke dalam sel hati manusia. Watashi dan timnya sebelumnya telah memecahkan struktur NTCP manusia (hNTCP). HBV menempel pada hNTCP melalui daerah preS1, tetapi tidak dapat menempel pada NTCP macaque (mNTCP) meskipun keduanya memiliki kesamaan urutan hingga 96%.
Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan penularan virus di spesies ini, Watashi dan timnya menggunakan mikroskopi cryo-elektron untuk memecahkan struktur mNTCP dan membandingkannya dengan hNTCP. Mereka menemukan bahwa ada perbedaan di residu asam amino penting untuk pengikatan HBV. Salah satu perbedaan utama adalah penggantian glisin dengan arginin di posisi 158, yang berada jauh dari lokasi pengikatan asam empedu. Pergantian ini membuat sisi rantai arginin yang besar menghalangi pengikatan preS1 ke dalam kantong asam empedu di NTCP. Untuk virus dapat masuk ke dalam sel hati, dibutuhkan asam amino dengan rantai sisi lebih kecil, seperti glisin di hNTCP.
Mikroskopi Cryo-EM Ungkap Elemen Struktur Baru dalam Kompleks Protein Silia Kunci
Para ilmuwan menangkap kompleks protein yang bertanggung jawab untuk mengangkut molekul sinyal ke silia dengan detail tanpa preceden.
Membahas temuan ini, Watashi menjelaskan bahwa timnya “mengenali mode pengikatan NTCP-preS1 di mana dua situs fungsional terlibat dalam hNTCP. Sebaliknya, mNTCP kehilangan kedua fungsi pengikatan karena hambatan spasial dan ketidakstabilan dalam keadaan pengikatan preS1.”
Watashi melanjutkan, “Monyet-monyet ini mungkin berevolusi untuk mengembangkan mekanisme pelarian dari infeksi HBV tanpa mengubah kapasitas transportasi asam empedu mereka. Analisis filogenetik menunjukkan pemilihan positif yang kuat di posisi 158 NTCP, mungkin karena tekanan dari HBV. Evolusi molekuler semacam ini untuk menghindari infeksi virus telah dilaporkan terjadi pada reseptor virus lainnya.”
Tim ini juga melakukan lebih banyak eksperimen di lab dan simulasi, menemukan bahwa lisin di posisi 86 juga sangat penting untuk menstabilkan ikatan NTCP-preS1 dan memungkinkan infeksi. Monyet memiliki asparagin di posisi ini yang ikut berkontribusi pada ketahanan terhadap HBV.
Kajian ini menambah pemahaman kita tentang dinamika virus, menunjukkan bagaimana evolusi alami dapat melindungi spesies tertentu dari penyakit dan membuka jalan untuk senyawa anti-HBV.
“Pembangunan senyawa anti-HBV berbasis asam empedu sudah berjalan dan hasil kami akan berguna untuk merancang inhibitor masuknya HBV,” tutup Watashi.
Source link
The post Ketahanan HBV pada Monyet Dunia Lama berbanding Jangkitan dalam Manusia appeared first on Edisi Viral Plus.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://plus.edisiviral.com/ketahanan-hbv-pada-monyet-dunia-lama-berbanding-jangkitan-dalam-manusia/