Ini Bukti Bukti Orang Nusantara Telah Bertemu Khalifah Umar Bin Khattab Untuk Belajar Agama Islam


Kita, setidaknya saya, belum pernah mendengar kabar ada orang Nusantara yang pernah belajar Islam langsung kepada Nabi atau sahabat Nabi. Tapi, bukan berarti tidak ada kemungkinan peristiwa itu terjadi. Mengapa?
Sebab, ada sejumlah data yang tercecer yang mengatakan bahwa ada orang Nusantara datang ke Jazirah Arab pada masa awal-awal pertumbuhan agama Islam. Kita bisa baca, misalnya, dalam kitab Ajayibul Hindi.
Dalam kita tersebut diceritakan bahwa seorang raja di Sarandib (Swarnadipa/Sumatera) mengirim utusan untuk menemui Nabi Muhammad untuk menanyakan tentang agama yang dibawanya.
Dikisahkan dalam kitab tersebut:
“Pada saat terdengar berita kemunculan Nabi Muhammad saw, masyarakat Sarandib dan sekitarnya mengirim seorang utusan yang cakap dan cerdas untuk menemui Nabi Muhammad saw, melihat kepribadiannya, dan sekaligus untuk mengetahui ajaran yang dibawa oleh sang Nabi. Kemudian utusan tersebut melakukan perjalanan ke sana dan tiba di Madinah pasca wafatnya Nabi Muhammad saw dan Khalifah Abu Bakar. Ia bertemu dengan khalifah kedua, Umar ibnu Khattab. Pada perjumpaan tersebut, utusan itu bertanya tentang Nabi dan risalahnya. Kemudian Umar memberikan jawaban kepada sang utusan Sarandib tersebut. Setelah dianggap cukup, sang utusan kembali dan wafat dalam perjalanan pulang menuju Sarandib, tepatnya di Daerah Makran (Irak). Akan tetapi sang utusan tidak sendirian, ia membawa asisten pribadi yang juga berasal dari daerah Sarandib. Kemudian sang asisten sampai ke negeri asalnya. Ia pun akhirnya menceriterakan kejadian-kejadian yang ia temui termasuk wafatnya Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar. Lalu ia menceritakan tentang khalifah pengganti, Umar ibnu Khattab, dan menjelaskan peringai sang khalifah, kerendah hatiannya, pakaian yang dikenakannya, tidur di masjid. Cerita yang dikisahkan sang asisten menarik simpati dan empati para pendengarnya hingga menginspirasi masyarakat Sarandib dan rajanya untuk mengikuti keteladan khalifah Umar ibnu Khattab dengan mengenakan pakaian biasa, mencintai kaum muslimin.” (Bozorg bin Syahriyar Ramahurmuz, Aja’ib al-Hind, 1883: 156)
Kisah di atas menyiratkan bahwa proses perjumpaan dan perkenalan agama Islam dengan masyarakat Nusantara adalah melalui masyarakat pribumi yang mendatangi daerah di mana turunnya agama Islam, Arab. Bukan sebaliknya sebagaimana teori-teori di atas, di mana kita didatangi oleh mubalig-mubalig dari luar, baik Arab, Cina, Persia, maupun India. Dan kejadian ini terjadi pada awal-awal kelahiran Islam.
Berkaitan dengan teori ini, penelitian S.Q. Fatimi tentang dua surat Maharaja kepada Khalifah Umar ibnu Abd Aziz layak untuk dijadikan pertimbangan. Dua surat tersebut terdapat dalam karya al-Jahiz, Kitab al-Hayawan. Isi surat tersebut adalah sebagai berikut:
Surat Pertama:
Haitam Ibn ‘Adi meriwayatkan dari Abu Ya’qub al-Taqafi dari Abd Malik ibn Umair, ia berkata: Saya melihat dalam Diwan Muawiyah –setelah kewafatannya- sepucuk surat dari raja Cina? Dalam surat tersebut tertulis: Dari Raja Cina –yang memiliki kendaraan seribu gajah, dinding istananya terbuat dari emas dan perak, yang membawahi ribuan kerajaan-kerajaan kecil, dan daerahnya diapit oleh dua sungai besar- untuk Muawiyah…
Surat Kedua:
Nuaim ibnu Hammad berkata, seorang raja dari Hindia? Melayangkan sepucuk surat kepada Khalifah Umar ibn Abd Aziz, di dalamnya tertulis : Dari raja diraja yang memiliki kendaraan seribu gajah, menguasai ribuan kerajaan kecil, daerahnya di kelilingi dua sungai besar yang mengairi tanaman gaharu, pala dan kapur, yang keharumannya menyebar ke seluruh penjuru dan tercium hingga dua belas Mil. Kepada Raja Arab –yang tidak menyekutukan Allah dengan apapun, Amma Ba’du..
Aku telah mengirimkan hadiah kepada tuan raja, dimana hadiah tersebut tidaklah bernilai, tidak lain hanyalah bentuk penghormatan kepada tuan raja. Aku bermaksud memohon kepadamu wahai tuan raja untuk mengutus seseorang yang akan mengajariku agama Islam dan menginformasikan batasan atau hukum Islam.
Salam..
Dalam penelitiannya atas dua surat tersebut, Fatimi menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kata “al-Shin” dan “al-Hind” dalam redaksi surat tersebut bukanlah Cina dan India, melainkan Indonesia.
Argumen ini didasarkan pada istilah “Maharaja”, di mana istilah itu pada masa tersebut adalah gelar untuk raja di Sumatera, tepatnya kerajaan Sriwijaya.
Ditambahkan lagi olehnya bahwa seribu ekor gajah adalah kendaraan kebesaran Sri Maharaja. (QS Fathimi,1963: 122-128)
Pada babak sejarah berikutnya, kontribusi Islam pribumi dalam menyebarkan dakwah ajaran Islam juga dikatakan oleh Mahmud Syakir dalam bukunya bertajuk, Al-Tarikh al-Islamy. Ia menuturkan:
Baca Juga:  Hijrahnya Malcolm X Telah diceritakan dalam berbagai buku-buku sejarah bahwa pedagang-pedagang dari Indonesia telah sampai ke Bagdad pada masa dinasti Abbasiyah di bawah tampuk kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid.
Ketika mereka kembali ke tanah airnya, di samping membawa keuntungan datangnya mereka juga membawa akidah-akidah Islam dan menyebarkannya ke masyarakat.
Teori pribumi ini memang masih membutuhkan data-data pendukung untuk menguatkan kevalidan atas teori ini. Data-data yang tercecer harus dicari dan dikumpulkan untuk menguatkan teori ini.
Terlepas dari masih diperlukannya data-data yang akurat untuk mendukung teori ini, kontribusi muslim pribumi dalam melakukan proses islamisasi di Nusantara tidak bisa diabaikan.
Hal tersebut sebagaimana dirumuskan dalam hasil seminar bertajuk “Masuknya Islam di Nusantara” di mana salah satu hasil seminar tersebut secara tegas menyatakan andil dan peran muslim pribumi dalam menyiarkan agama Islam.
Seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengambil tujuh kesimpulan;
Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (abad ketujuh/kedelapan Masehi) dan langsung dari Arab. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera; dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka Raja Islam yang pertama berada di Aceh Bahwa dalam proses peng-Islaman selanjutnya orang-orang Indonesia aktif mengambil bagian. Bahwa Mubaligh-Mubaligh Islam yang lama-lama itu selain sebagai penyiar agama juga sebagai saudagar. Bahwa penyiaran ajaran Islam itu di Indonesia dilakukan dengan cara damai. Bahwa kedatangan Islam ke Indonesia itu membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian Bangsa Indonesia. Bahwa sebuah Badan Penelitian dan Penyusunan Sejarah Islam di Indonesia yang lebih luas dan tetap harus dibentuk. Disarankan supaya Badan ini berpusat di Medan, sedang di tempat-tempat lain yang dipandang perlu, dibentuk pula cabang-cabangnya, teristimewa di Jakarta. (A. Hasymy, 1981: 7) Catatan:
Para sejarawan kerap berbeda pendapat mengenai maksud nama Sarandib ini. Keram Kevonian, dalam sebuah tulisannya berjudul Suatu Catatan Perjalanan di Laut Cina dalam Bahasa Armenia, memaparkan data-data seputar nama beberapa tempat yang digunakan dalam buku catatan perjalanan berjudul Nama Kota-Kota India dan Kawasan Pinggiran Persia. Di buku tersebut, salah satu nama tempat yang diuraikan Keram adalah Sarandib.
Menurutnya, dalam sumber berbahasa Armenia yang ditelitinya, nama Sarandib ini dalam bahasa Armenia ditulis Oske Getin atau Oskegetin, yang dalam bahasa Sansekerta bermakna Suvanabhumi atau Bumi Emas yang dapat dibandingkan dengan istilah Suvarnadvipa atau Pulau Emas, sebuah nama tempat yang pernah teridentifikasikan sebagai Ceylon akibat kekeliruan di antara trasnkripsi Bahasa Arab dalam istilah ini (سورنديب) dan istilah Sarandib (سرنديب) merupakan bentuk Arab-Persia nama-nama Sanskerta dan Sinhala pulaunya (Simhaladvipa dan Singhaladipa).
Kevan berpendapat bahwa kawasan tersebut adalah Pulau Sumatera yang menghasilkan emas dan yang dinamakan demikian dalam beberapa sumber seperti yang diketengahkan oleh Ferrand: teks Ramayana menyebutnya sebagai “Pulau Emas dan Perak”. (Baca selengkapnya dalam Keram Kevonian, Suatu Catatan Perjalanan di Laut Cina, dalam buku Lobu Tua Sejarah Awal Barus, editor Claude Gulliot (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2015) hlm.. 37-126


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://islamidia.com/ini-bukti-bukti-orang-nusantara-telah-bertemu-khalifah-umar-bin-khattab-untuk-belajar-agama-islam/

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
5 Hal Yang Membuat Umar Bin Khattab Ditakuti Setan Jin Dan Manusia Di Zaman Nabi

5 Hal Yang Membuat Umar Bin Khattab Ditakuti Setan Jin Dan Manusia Di Zaman Nabi

papar berkaitan - pada 19/11/2018 - jumlah : 306 hits
Nama Umar bin Khattab memang bukanlah sosok yang asing bagi umat Islam di seluruh dunia Dikenal sebagai Singa pada Pasir sosok garang itu dikenal sangat keras dan ahli memainkan pedang di antara kabilah kabilah Arab pada saat itu Sifat tega...
Islam Bukan Agama Yang Membebankan

Islam Bukan Agama Yang Membebankan

papar berkaitan - pada 7/12/2018 - jumlah : 356 hits
Kadang kadang Hana takut untuk tegur seseorang yang buat salah secara blatantly Bukan sebab malu bukan juga sebab manusia tersebut 3 kali ganda lagi gangster dari Hana P hohoho tapi sebab Hana takut takut dia anggap Islam ni agama yang memb...
Exco Agama Kedah Bertemu Skuad Badar

Exco Agama Kedah Bertemu Skuad Badar

papar berkaitan - pada 21/11/2018 - jumlah : 480 hits
Sidang Media selepas pertemuan bersama Skuad Badar dan Exco Agama Negeri Kedah YB Dato Dr Ismail Salleh
Wapres Jusuf Kalla Akan Bertemu Erdogan Mohammad Bin Salman Di Sela Ktt G20

Wapres Jusuf Kalla Akan Bertemu Erdogan Mohammad Bin Salman Di Sela Ktt G20

papar berkaitan - pada 30/11/2018 - jumlah : 165 hits
Terkait apa saja yang akan didiskusikan Wapres Jusuf Kalla belum mau membeberkan Namun seperti pada pertemuan banyak pemimpin negara salah satu tujuan pertemuan bilateral adalah mempererat hubungan hubungan kedua negara
Menteri Agama Ingatkan Jangan Terlalu Ekstrem Memahami Islam

Menteri Agama Ingatkan Jangan Terlalu Ekstrem Memahami Islam

papar berkaitan - pada 8/12/2018 - jumlah : 271 hits
Cara kita memahami dan mengamalkan nilai sekarang terjun pada pengamalan yang berlebihan atau ekstremis Sekarang ini fenomena selalu konservatif terlalu bebas tanpa bebas dan ada yang begitu liberal dalam memahami Islam kata Lukman
Kisah Khalifah Umar Dan Masuk Islamnya Penasihat Raja Bizantium

Kisah Khalifah Umar Dan Masuk Islamnya Penasihat Raja Bizantium

papar berkaitan - pada 19/11/2018 - jumlah : 200 hits
Maulana Jalaluddin Rumi dalam masterpricenya al Matsnawi mengisahkan bahwa pada suatu ketika seorang penasihat kekaisaran Byzantium dari Constantinople datang untuk menghadap khalifah Umar di Madinah Penasihat itu adalah seorang filsuf cend...
Polisi Ekonomi Umar Bin Abdul Aziz

Polisi Ekonomi Umar Bin Abdul Aziz

papar berkaitan - pada 5/12/2018 - jumlah : 286 hits
Semua sedia maklum pencapaian Khalifah Umar bin Abdul Aziz selepas mengambil alih pemerintahan dari Sulaiman bin Abdul Malik Walaupun tempoh pemerintahannya hanya bertahan selama 30 bulan tempoh tersebut merupakan tempoh paling makmur dalam...
Towards More Comprehensive Pension Reform

Big Bucks Top 10 Sellers From Bonhams Spring Stafford Sale

Berebut Kasih

Reaching Out

Kerana Wanita Melintas Penunggang Motosikal Berkuasa Tinggi Maut

Ask Your Idol About Ops Lalang Don T Be A Hypocrite Fahmi To Saddiq

How Much Longer For Mou On Allocations For Opposition Mps Says Syed Saddiq

Calon Pn Kuala Kubu Baru Ceo Syarikat Tutup



Info Dan Sinopsis Restu Drama Melayu Berepisod Platform Online iQIYI Malaysia

10 Istilah Hampir Serupa Bahasa Inggeris Yang Kita Keliru Penggunaannya

5 Trend Bodoh Netizen Yang Nampaknya Semakin Menjadi Jadi

Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Puaka Cuti Semester Slot Lestary TV3

Biodata Rozana Rozek TV Youtuber Resipi


Polis Jerman Sita Bugatti Rare Dalam Siasatan Berkait 1mdb

Jetama Taja Sabah Fc Rm5 Juta Musim Ini

Legoland Malaysia Resort Empowers Teachers And Students To Conquer The Legoland School Challenge 2024

Prk Kkb Pertandingan Parti Atau Pertandingan Kaum

Laporan Bank Dunia Mengeluarkan Isyarat Bahaya Terhadap Sistem Pendidikan Malaysia

Piza Potato Gnocchi Di The Spot By Chinoz Tiada Tandingan