Info Hadith Nabi Muhammad Pohon Sa Adan
HADITH NABI MUHAMMAD POHON SA'ADAN
Seperti digambarkan pohon Sa'adan yang diriwayatkan sebagai titian Sirat di dalam hadis. Dengan gemetaran dan penuh ketakutan setiap daripada kita membayangkannya.
Pohon Sa'dan yang bagaikan Sirat.
Membuat hilang semua nafsu dunia.
Bagaimana diri ini akan melalui titian sirat kelak?
Jalanan yang gelap dipenuhi besi-besi pengait dan kawat tajam berduri yang siap merobek siapa saja yang melewatinya.
Jalan yang licin lagi menggelincirkan.
Dibawahnya sudah menunggu neraka Jahannam dengan api yang menyala-nyala.
Hanya bisa dilewati oleh mereka yang memiliki cahaya keimanan dan amal yang diredhai
Wahai diri
Lebih baik kau diuji di dunia sebagai pembersih diri.
Lebih baik kau disakiti di dunia agar terangkat derajatmu.
Lebih baik kau lelah di dunia agar bisa beristirahat kelak di akhirat.
Ingatlah bahwa waktu yang sekejap mata di dunia ini akan menentukan tempatmu yang abadi di akhirat.
"Kemudian didatangkan jambatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya:
“Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) jambatan itu?”.
Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa'adan … " (Muttafaqun ‘alaih).
"Dan dibentangkanlah jambatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”.
Pada Sirat itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya?”
Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullah. Maka ia seperti duri pohon Sa’dan,
tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah.
Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka." (HR. Bukhari)
Kredit : Shuq Faqat al-fansuri.akuanakpahang.blogspot.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://akuanakpahang.blogspot.com/2019/11/info-hadith-nabi-muhammad-pohon-saadan.html