Egois Itu Barah Hati 10225
Merdeka > Politik
Hilangkan Ego Politik Dalam Penanganan Corona
Minggu, 19 April 2020 16:31 Reporter : Bachtiarudin Alam
Menko Luhut rapat via video conference. ©Istimewa
Merdeka.com - Silang pendapat dan kebijakan di lingkungan pemerintah terjadi dalam penanganan pandemi Covid-19. Terbaru saat Plt Menteri Perhubungan (Menhub) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengeluarkan kebijakan ojek online tetap diperbolehkan mengangkut penumpang. Kebijakan ini bertolak belakang dengan aturan Menteri kesehatan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Perbedaan pendapat juga terjadi antara pemerintah pusat dan daerah.
Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai perbedaan kebijakan dan 'saling jegal' kebijakan ini menunjukkan buruknya komunikasi pemerintah dalam upaya mengatasi penderitaan rakyat akibat Covid-19.
"Pertama, menunjukkan buruknya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, karena terlihat dalam membuat kebijakan antar kedua belah pihak tidak terkoordinasi dengan baik," ujar Ubed saat dihubungi merdeka.com, Minggu (19/4). Ubed menduga komunikasi yang buruk itu terjadi karena ego politik antara masing-masing elite politik.
"Biasanya ego politik pemerintah pusat itu lebih disebabkan karena ada kepentingan oligarki ekonomi dan oligarki politik yang menghantui mereka," ungkapnya. Akibat komunikasi yang buruk, berdampak pada kebingungan masyarakat. Perbedaan kebijakan membuat masyarakat dirugikan. "Misalnya urusan ketidakjelasan terminal bis, kereta KRL dihentikan atau tidak untuk beroperasi. Itu kan membuat bingung masyarakat berangkat kerja atau tidak. Kebingungan itu tentu berdampak pada rencana harian masyarakat, terutama kondisi ekonomi mereka," katanya.
Dia menyarankan kepada pemerintah pusat maupun daerah lebih baik memastikan jaminan kebutuhan dasar masyarakat dan hilangkan ego politik satu sama lain. "Tentu yang harus dilakukan adalah hilangkan ego politik berbalut kepentingan oligarki diantara mereka. Dan mulailah berkoordinasi dengan baik sebelum membuat kebijakan. Malu dong sama kami rakyat yang berkoordinasi dengan baik membantu meringankan beban rakyat kecil," tuturnya [noe]
Sumber:
Hilangkan Ego Politik Dalam Penanganan Corona | merdeka.com
Saturday, 18 April 2020
"Saya Dah Jadi Macam Bibik Dalam Rumah Sendiri.." - Isteri Luah Rasa Kesal, Suami Angkut Mak Ayah Tinggal Bersama
Salam semua. Di musim Covid-19 ini benar-benar menguji para suami isteri yang terperuk kuarantin di rumah. Makin senang gaduh, makin senang cari pasal.
Al kisah suami saya, entah kenapa dia boleh angkut mak ayahnya dari kampung datang ke Kuala Lumpur. Di awalan perancangan saya dah beritahu,
"Jangan dibawa orang tua datang ke sini. Elok-elok dah duduk di kampung, awak bawa ke sini kang kene Covid-19 menyesal tak guna."
Tetapi nasihat tak diendahkan. Kesudahannya saya stuck dengan mak ayah dia di rumah kami sendiri apabila RMO dikuatkuasakan. Dah macam ada RMO dalam rumah sendiri.
Saya sepatutnya work from home jadi terbantut apabila mertua saya langsung tidak membantu. Ingatkan bolehlah tolong tengokkan anak bila suami on call, eh tidak. Anak menangis pun saya yang handle
Di dapur pun langsung tidak membantu. Handphone melekat di tangan masing-masing. Tengok apa tak tahulah. Orang tua main Facebook, aduhaiii buruk benar perangai. Kalau tak main handphone, tengok Netflix, tak pun tidur. Maklumlah WiFi free. Remote TV macam dah jadi milik mereka, sampaikan anak-anak saya nak tengok kartun kegemaran pun tak merasa. Sedihnya rasa macam orang asing dalam rumah sendiri
Bila saya dah siap masak, berpeluh-peluh hidang. Laju masing-masing meluru ke meja makan. Siap tanya, "Eh hidangan ni dah dibuat tiga hari lepas". Allahu dalam hati saya, dah lauk itu je yang ada dalam peti. Saya masak untuk satu hari terus yakni makan tengah hari sekalilah makan malam. Means hidangan tu banyak jadi pandai-pandailah berjimat untuk makan malam sekali
Sudahlah tidak membantu di dapur, pinggan mangkuk pun saya yang basuh, lauk makan malam pula dihabiskan. Saya nak suap anak makan malam terkejut tengok tak ada langsung lauk ditinggalkan. Orang mungkin boleh cakap, apa susah masak sajalah lauk lain. Yaaaa, memang boleh masak. Tapi takkanlah saya nak menggoreng lauk lain di waktu jam 8 malam tu. Masa itulah nak kupas sayur ikan ayam pula ke
Kecewanya saya rasa. Saya sendiri pun tak dapat nak makan malam sebab kehabisan lauk. Suami mana tanya, saya dah makan ke belum. Yang dia pasti mak ayahnya ada sekali makan di meja bersamanya
Suami pula seolah-olah macam buat bodoh langsung tak fikir perasaan penat lelah saya di dapur, di rumah, di bilik. Mak ayah dia bukanlah tua mana. Saya masih menghormati mereka. Tapi kalau dah cawan minuman manis sendiri bersepah depan TV, dalam bilik, atas meja makan, saya naik fedup. Nak dibiarkan nanti kang anak-anak pula terpecahkan cawan. Keropok makan bersepah atas karpet sekadar dipandang saja.
Allahuuu bila nak tamat Covid-19 ni. Saya letih, saya jadi tak ikhlas dalam membuat semua benda. Baju-baju mereka semua saya basuh dan sidaikan. Saya dah seperti bibik baru dalam rumah sendiri. Saya keletihan sehingga saya tak mampu nak ukirkan senyuman. Sehinggakan suami saya marahkan saya disebabkan muka ketat saya too obvious macam tak sukakan mak ayahnya. Memang tak pandai saya nak menipu riak wajah ni. Kalau saya tak suka, baik saya masak lauk untuk diri sendiri dan anak-anak saja
Suami siap maki saya dalam WhatsApp. Siap larang lepas ni saya tak dibenarkan lagi berjumpa mak ayah saya sendiri. Diugutnya saya dilarang ke rumah parents sendiri atas sikap dingin saya. Memang tak boleh ke mana-mana pun saya ni, ada kawalan pergerakan kan? Makanya saya cuma buat video call sajalah dengan parent sendiri untuk lepaskan rindu.
Suami saya mungkin nampak bagus di mata parents dan adik beradik dia tapi bukan dengan isteri dan anak-anaknya. Hanya saya yang tahu baik buruk suami. Mak mertua saya sanjung tinggi suami. Kononnya sanggup ambil mereka dari kampung di musim-musim Covid-19 ini. Tapi isteri dan anak-anak ibarat:
"Lantak kau situ. Yang penting mak ayah aku ade depan mata untuk aku tengok."
Habis saya yang masih ada parents dia halang pula. Kenapa wujud suami macam ni dalam dunia? Ya dia anak yang bagus, tapi dia bukan suami dan ayah yang baik untuk saya dan anak-anak. Ya allah pulihkanlah Covid-19. Aku terlalu penat Ya Allah 😭
Maaf atas tulisan yang agak panjang tapi inilah luahan hati saya
Sumber: Kisah Rumah Tangga via The Reporterfrom Sehinggit Media https://ift.tt/3ctUpM1
via Merah Hati CintakuMerah Hati Cintaku: "Saya Dah Jadi Macam Bibik Dalam Rumah Sendiri.." - Isteri Luah Rasa Kesal, Suami Angkut Mak Ayah Tinggal Bersama
Larangan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelum Ramadhan
Ada ilmu yang mesti diperhatikan sebelum melaksanakan puasa Ramadhan. Ada larangan yang berisi perintah untuk tidak berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan. Karena ada yang punya tujuan melaksanakan puasa sebelum itu untuk hati-hati atau hanya sekedar melaksanakan puasa sunnah biasa.
Hadits yang membicarakan hal ini disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom hadits no. 650 sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
لاَ تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan kecuali seseorang yang punyakebiasaan puasa, maka bolehlah ia berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Dalil ini adalah larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan karena ingin hati-hati dalam penentuan awal Ramadhan atau hanya ingin melaksanakan puasa sunnah biasa (puasa sunnah mutlak).
2- Larangan di sini adalah larangan haram, menurut pendapat lebih kuat karena hukum asal larangan demikian sampai ada dalil yang menyatakan berbeda.
3- Dikecualikan di sini kalau seseorang yang punya kebiasaan puasa tertentu seperti puasa Senin Kamis, atau puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak puasa), kalau dilakukan satu atau dua hari sebelum Ramadhan, maka tidaklah mengapa.
4- Begitu pula dikecualikan jika seseorang ingin melaksanakan puasa wajib, seperti puasa nadzar, kafaroh atau qodho’ puasa Ramadhan yang lalu, itu pun masih dibolehkan dan tidak termasuk dalam larangan hadits yang kita kaji.
5- Hikmah larangan ini adalah supaya bisa membedakan antara amalan wajib (puasa Ramadhan) dan amalan sunnah. Juga supaya kita semakin semangat melaksanakan awal puasa Ramadhan. Di samping itu, hukum puasa berkaitan dengan melihat hilal (datangnya awal bulan). Maka orang yang mendahului Ramadhan dengan sehari atau dua hari puasa sebelumnya berarti menyelisihi ketentuan ini.
6- Ada hadits yang berbunyi,
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُومُوا
“Jika sudah mencapai separuh dari bulan Sya’ban, janganlah kalian berpuasa.“ (HR. Abu Daud no. 2337). Hadits ini seakan-akan bertentangan dengan hadits yang sedang kita kaji yang menyatakan larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan. Artinya, puasa sebelum itu masih boleh meskipun setelah pertengahan Sya’ban. Dan sebenarnya, hadits ini pun terdapat perselisihan pendapat mengenai keshahihannya. Jika hadits tersebut shahih, maka yang dimaksudkan adalah larangan puasa sunnah mutlak yang dimulai dari pertengahan bulan Sya’ban. Adapun jika seseorang punya kebiasaan puasa seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau ingin menyambung puasa Sya’ban karena separuh pertama melakukannya, begitu pula karena ingin mengqodho’ puasa Ramadhan, maka seperti itu tidaklah masuk dalam larangan berpuasa setelah pertengahan Sya’ban.
7- Islam memberikan batasan dalam melakukan persiapan sebelum melakukan amalan sholih seperti yang dimaksudkan dalam hadits ini untuk puasa Ramadhan.
Semoga sajian singkat di sore ini bermanfaat bagi pengunjung Rumaysho.Com sekalian sebagai persiapan ilmu sebelum Ramadhan. Wallahu waliyyut taufiq.
Referensi:
-Fathu Dzil Jalali wal Ikrom bi Syarh Bulughil Marom, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, 7: 18–27.
-Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Marom, Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 5: 7–8.
-Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/3447-larangan-berpuasa-satu-atau-dua-hari-sebelum-ramadhan.htmlSumber:
Larangan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelum Ramadhan – Check Porsi Haji App.
Jangan Berlebihan dalam Beragama
Berlebihan dalam beragama ditentang oleh Rasulullah SAW sendiri.
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW masuk ke dalam masjid. Tiba-tiba, beliau mendapati ada seutas tali yang menjulur antara dua tiang.
Beliau kemudian bertanya, “Tali apa ini?”
Seorang sahabat menjawab, “Itu tali milik Zainab. Jika ia merasa lelah berdiri dalam shalat, maka digunakannya tali itu untuk berpegangan.”
Lepaskan tali itu,” perintah Nabi SAW, “hendaknya kalian shalat dalam keadaan baik, dan jika lelah, maka sebaiknya tidur.”
Dari kisah itu, Rasulullah SAW memberi peringatan dan teguran kepada siapapun Muslim yang berlebih-lebihan dalam melaksanakan perintah agama. Dalam perkara shalat pun, Nabi SAW memberikan panduan. Hendaknya seseorang shalat dengan kadar kemampuannya.
\
Jabir bin Samurah, seorang sahabat Nabi SAW, pernah memberikan kesaksian ihwal shalatnya Nabi SAW. Kata dia, “Aku telah shalat bersama Rasulullah SAW. Shalat beliau itu sedang, dan khutbahnya juga sedang.”
Sedang yang dimaksudkannya ialah, bacaan beliau tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak kelewat pendek. Sedang berarti pertengahan antara kedua titik ekstrem tersebut. Maka, jangan berlebihan dalam beragama sampai-sampai bertindak di luar kewajaran.
Pernah suatu ketika, tiga orang lelaki datang bertamu ke rumah Rasulullah SAW. Waktu itu, Nabi SAW belum datang. Maka, ketiganya menanyakan tentang ibadah keseharian Nabi SAW kepada seorang istri beliau. Sesudah mereka mendapatkan jawaban, ada perasaan yang masih tersimpan. Bukankah Rasulullah telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah, baik yang lalu maupun yang akan datang?
“Kalau begitu,” kata si orang pertama, “aku akan shalat malam sepanjang malam.” “Aku akan puasa selamanya,” ujar orang kedua menimpali. “Adapun aku,” ujar orang ketiga, “aku akan menjauhkan diri dari perempuan dan tak akan menikah.”
Setelah Rasulullah SAW datang, beliau bertanya, “Kaliankah yang telah berkata begini begitu? Demi Allah, saya lebih takut kepada Allah dan lebih bertakwa ketimbang kalian. Saya berpuasa, tetapi juga berbuka. Saya shalat malam, tetapi saya juga tidur, dan saya menikah. Maka, siapa yang membenci sunnahku, ia bukan dari umatku.”
KHAZANAH REPUBLIKA
Sumber:
Jangan Berlebihan dalam Beragama – Check Porsi Haji App.
Malaysia belajar dari China tangani COVID-19
Mereka datang bukan untuk rawat, tapi kongsi pengalaman
Aqila 19/04/2020
PUTRAJAYA, 25 Syaaban 1441H, Ahad – Malaysia akan belajar daripada pengalaman China menangani wabak COVID-19 melalui lapan pakar perubatan dari negara itu yang tiba di Malaysia semalam.
Ketua Pengarah Kesihatan, Datuk Dr Noor Hisham Abdullah berkata, bukan hanya kejayaan yang akan dikongsi, malahan kaedah-kaedah yang gagal juga akan dibincang bersama antara pakar dari China dan pasukan perubatan Malaysia.
“Bukan saja perkara yang positif, ada perkara yang mereka buat tak berjaya, kita pun nak belajar perkara mereka yang tidak berjaya supaya kita tak mengulangi perkara yang telah mereka laksanakan tetapi tiada impak. “Mereka bukan datang untuk membantu kita merawat, (tetapi berkongsi pengalaman) sebab virus ni virus baharu.
“Apa yang mereka ada ialah sama ada berjaya atau tidak. Kedua-duanya penting untuk kita (belajar). Kalau berjaya mungkin kita akan teruskan usaha untuk guna kaedah mereka tetapi kalau tidak berjaya kita belajar daripada cara mereka laksanakan, kita jangan ulangi kaedah-kaedah yang tidak berjaya,” katanya dalam sidang media harian perkembangan COVID-19, di sini hari ini.
Dr Noor Hisham berkata, antara perkara yang akan dibincangkan bersama ialah isu perawatan pesakit di wad dan Unit Rawatan Rapi (ICU), isu penyelidikan, penggunaan teknik-teknik atau kaedah-kaedah tertentu sama ada antigen, antibodi dan sebagainya.
“Cara kita berdiskusi atau berbincang dengan mereka tu penting dan dapat menambahkan pengetahuan kita mengenai virus yang baharu, ramai antara kita tidak pasti lagi cara virus ni merebak, cara virus ini menyebabkan kelemahan tubuh dan isu-isu lain kerana mereka ada pengalaman sebab tempoh dua bulan mereka dah berhadapan dengan virus ini di Wilayah Hubei,” katanya.
Dalam perkembangan lain, Dr Noor Hisham berkata, Kementerian Kesihatan (KKM) akan bekerjasama dengan Majlis Keselamatan Negara (MKN) bagi memastikan setiap kesihatan pesalah yang melanggar Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) dan dimasukkan ke pusat tahanan sementara, terjaga bagi membendung penularan wabak COVID-19.
Terdahulu, Menteri Kanan (Keselamatan), Datuk Seri Ismal Sabri Yaakob mengumumkan sebanyak 11 pusat tahanan sementara bagi menempatkan pesalah PKP akan mula beroperasi Khamis ini. – Bernama
Sumber:
Malaysia belajar dari China tangani COVID-19 - Portal Islam dan Melayu | ISMAWeb
‘Hukum saya, bukan sukarelawan bantu orang miskin’
Mereka berpenat lelah, bekerja tanpa sebarang elaun
Aqila 19/04/2020
KEMAMAN, 25 Syaaban 1441H, Ahad – “Hukumlah saya jika didapati bersalah tetapi bukan sukarelawan yang bertungkus-lumus membantu menyampaikan bantuan kepada orang miskin ini.”
Demikian kata, Pengerusi Badan Perhubungan UMNO Negeri Terengganu, Datuk Seri Ahmad Said susulan dakwaan bahawa beliau dan beberapa orang lagi melanggar Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) Jumaat lepas.
Beliau berkata, Menteri Besar Terengganu, Datuk Seri Dr Ahmad Samsuri Mokhtar tiba di rumahnya ketika sukarelawan melakukan kerja-kerja untuk mengagihkan bantuan dan gambar beramai-ramai itu dirakam secara spontan.
“Menteri Besar hubungi saya menyatakan hasrat mahu datang ke rumah untuk membincangkan beberapa perkara berkaitan bantuan kepada rakyat dan kebetulan waktu beliau tiba itu, petugas sukarelawan DUN (Dewan Undangan Negeri) Kijal sedang menyusun barangan keperluan bantuan. “Mereka sangat teruja dapat peluang jumpa Menteri Besar dan terus rakamkan gambar… dalam keadaan itulah terlupa untuk jarakkan diri antara satu sama lain,” katanya kepada pemberita di sini hari ini.
Justeru, Ahmad berkata, beliau berharap rakyat Malaysia tidak ‘menghukum’ sukarelawan terbabit kerana mereka sanggup berpenat lelah, berhujan dan berpanas untuk bekerja tanpa sebarang elaun dalam memastikan rakyat tidak terputus bekalan barangan keperluan dapur.
Ahli DUN Kijal itu turut memohon maaf kepada rakyat Malaysia kerana tidak mengamalkan jarakan sosial dalam gambar yang tular. Beliau berkata, terdapat lebih 10,000 rumah dalam DUN Kijal dan beliau memutuskan agar bantuan itu diberikan kepada semua rumah secara berperingkat menggunakan khidmat sukarelawan untuk mengangkat beras, tepung dan gula.
“Sebenarnya pergerakan seramai 20 sukarelawan DUN Kijal ini sentiasa dalam makluman polis dan mereka bukanlah datang hantar bantuan itu beramai-ramai, sebaliknya berpecah ke kampung yang berbeza kerana ada laluan ke rumah penduduk tidak boleh menggunakan kenderaan biasa… jadi terpaksa gunakan motosikal.
“Setakat ini, kita dah agih untuk 6,000 rumah dan bakinya 4,000 rumah lagi sedang diusahakan kerana tidak mahu sukarelawan bekerja ketika berpuasa,” katanya.
Ahmad, yang juga bekas Menteri Besar Terengganu berkata, tidak timbul soal pilih kasih antara rakyat marhaen dan pemimpin politik dalam mematuhi peraturan sepanjang PKP kerana kebanyakan tangkapan membabitkan rakyat ialah kerana mereka keluar tanpa tujuan jelas sedangkan pemimpin politik perlu ‘bergerak’ demi memastikan kebajikan rakyat sentiasa diutamakan sepanjang tempoh itu. – Bernama
Sumber:
'Hukum saya, bukan sukarelawan bantu orang miskin' - Portal Islam dan Melayu | ISMAWeb
PUTAR BELIT HARAKAHDAILY, BERKATA YANG ANWAR TIDAK KATA
Bukan sekali Harakahdaily menyiarkan berita karut dan bukan sekali dua media lebai ini memadam beritanya. Bahkan, media ini nampaknya lebih teruk dari Utusan.
Membaca tajuk " Perakuan Buat Muhyidin, Iktiraf Kerajaan Sah", yang disiarkan oleh Harakahdaily, saya terus mencari ayat atau patah perkataan dari Anwar yang mengiktiraf kerajaan pintu belakang. Tiada. Apa yang ada adalah patah-patah perkataan dari Anwar seperti yang beliau nyatakan di dalam kenyataan medianya.
Namun, akibat busuknya hati maka ditokok tambah oleh Harakahdaily bahawa Anwar iktiraf kerajaan tanpa mandat rakyat. Bila Anwar berkata sedemikian? Adakah bertemunya Anwar dengan Muhyidin membawa maksud Anwar boleh terima kerajaan tanpa mandat rakyat? Bila Hadi bertemu Ayatollah Iran, maka Hadi iktiraf ajaran Syiah? Hadi bertemu Najib dulu, maka Hadi iktiraf rompakan dalam skandal 1MDB?
Anwar tidak pernah mengajar para penyokongnya melakukan huru-hara di dalam negara ini meskipun akal yang waras pasti setuju bahawa kerajaan PH jatuh kerana pengkhianatan yang disokong oleh Pas. Itu fakta. Adakah kamu mahu Anwar memgajak rakyat memberontak? Anwar tidak sebodoh itu.
Kalau Hadi pernah keluarkan " Amanat" di Banggol Peradung, menggelar Umno parti kapir kerana mengekalkan perlembagaan penjajah dan mengatakan "politik suku agama suku" sehingga tercetusnya tragedi Memali yang meragut belasan nyawa termasuk nyawa anggota polis hanya kerana perbezaan politik, Anwar tidak mempunyai hati perut seperti Hadi. Anwar tidak fanatik seperti Hadi.
Para penyokong PH yang masih setia dengan prinsip perjuangan telah biasa dizalimi dan dikhianati, namun mereka memilih untuk lawan secara anak jantan bukannya dengan emosi atau pemberontakan.
WFAUZDIN NS
Sumber:
Posted by AMIR Wartawan Rasmi LR at Sunday, April 19, 2020
WARTAWAN RASMI LAMAN REFORMASI: PUTAR BELIT HARAKAHDAILY, BERKATA YANG ANWAR TIDAK KATA
Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
Surat Al Fatihah (Pembukaan)Surat Al Baqarah (Sapi Betina)Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)Surat An Nisa' (Wanita)Surat Al Ma'idah (Hidangan)Surat Al An'am (Binatang Ternak)Surat Al A'raf (Tempat Tertinggi)Surat Al Anfal (Rampasan Perang)Surat At Taubah (Pengampunan)Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)Surat Hud (Nabi Huud A.S.)Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)Surat Ar Ra'd (Guruh)Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)Surat An Nahl (Lebah)Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)Surat Al Kahfi (Gua)Surat Maryam (Maryam)Surat Thaha (Thaahaa)Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)Surat Al Hajj (Ibadah Haji)Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)Surat An Nur (Cahaya)Surat Al Furqaan (Pembeda)Surat Asy Syu'ara' (Penyair)Surat An Naml (Semut)Surat Al Qashash (Cerita)Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)Surat Luqman (Luqman)Surat As Sajdah ((Sujud)Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)Surat Saba' (Kaum Saba')Surat Fathir (Pencipta)Surat YaasiinSurat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)Surat ShaadSurat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)Surat Asy Syuura (Musyawarah)Surat Az Zukhruf (Perhiasan)Surat Ad Dukhaan (Kabut)Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)Surat Al Fath (Kemenangan)Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)Surat QaafSurat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)Surat Ath Thuur (Bukit)Surat An Najm (Bintang)Surat Al Qamar (Bulan)Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)Surat Al Hadid (Besi)Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)Surat Al Hasyr (Pengusiran)Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)Surat Ash Shaff (Barisan)Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)Surat Ath Thalaaq (Talak)Surat At Tahrim (Mengharamkan)Surat Al Mulk (Kerajaan)Surat Al Qalam (Pena)Surat Al Haqqah (Kiamat)Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)Surat Al Jin (Jin)Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)Surat Al Insaan (Manusia)Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)Surat An Naba´ (Berita Besar)Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)Surat 'Abasa (Bermuka Masam)Surat At Takwir (Menggulung)Surat Al Infithar (Terbelah)Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)Surat Al Fajr (Fajar)Surat Al Balad (Negeri)Surat Asy Syams (Matahari)Surat Al Lail (Malam)Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)Surat At Tiin (Buah Tin)Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)Surat Al Qadr (Kemuliaan)Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)Surat Al Zalzalah (Goncangan)Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)Surat Al 'Ashr (Masa)Surat Al Humazah (Pengumpat)Surat Al Fiil (Gajah)Surat Quraisy (Suku Quraisy)Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)Surat An Nashr (Pertolongan)Surat Al Lahab (Gejolak Api)Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)Surat Al Falaq (Waktu Subuh)Surat An Naas (Manusia)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2020/04/egois-itu-barah-hati-10225.html