Berpenghasilan 3 Kali Lipat Membuat Bankir Ini Banting Stir Jadi Petani
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengaku salut dan bangga pada Kadek Surya Prasetya Wiguna dari Bali, yang beralih profesi dari bankir menjadi petani untuk mengembangkan perusahaan yang didedikasikan pada petani di kampung halamannya, Kabupaten Tabanan, dengan mendirikan Chau Chocolates Bali Factory & Agro Tourism pada 2014, dengan cara membeli hasil pertanian, khususnya kakao di atas harga pasar.
“Saya dulu bankir, tapi saya sekarang bertani. Ternyata penghasilannya tiga kali lipat lebih tinggi,” kata Kadek Surya PW saat menceritakan pengalaman plus keberhasilannya di hadapan Mentan Amran Sulaiman dan para pejabat eselon satu Kementan saat bertemu 30 teladan sektor pertanian 2019 di Jakarta, Sabtu (17/08/2019)
Kelembagaan Ekonomi Petani
Menurutnya, sama seperti dilansir dari laman Berita2Bahasa.Com, Sabtu (17/08/2019), Cau Chocolates didirikan sebagai “korporasi petani” melalui Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dengan tujuan untuk mengembangkan kakao menjadi coklat siap konsumsi dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi kakao petani Tabanan.
Untuk jaringan pemasaran, produk coklat yang dihasilkan ini sebagian besar diantaranya disalurkan melalui restoran Cau Chocolates Food and Gift, sebuah resto dengan gaya modern dan homey di kawasan Kartika Plaza No 1 Kuta pada 14 Februari 2018.
Mendengar penuturan Kadek Surya PW yang lolos verifikasi dan validasi Tim Verval Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP Kementan), Mentan Amran Sulaiman mengapresiasi capaian Cau Chocolates sebagai KEP berprestasi 2019 bersama dengan beberapa koperasi lain, antara lain:
Koperasi Produsen Primadona dari Kabupaten Situbondo, Jawa Timur;
KEP Rimbo Jaya, Seluma, Bengkulu;
Koptan Agroinovasi Bhakti Bersama, Sanggau, Kalimantan Barat; dan
KSU Mata Hati, Serang, Banten.
Menteri Pertanian berharap pada Kadek Surya PW dan para pelaku usaha pertanian di seluruh Indonesia, ke depan lebih berorientasi pada bisnis untuk mengembangkan produk turunan dan bukan lagi produk mentah lantaran harga jualnya lebih murah ketimbang setelah diolah menjadi komoditas pertanian siap konsumsi.
Pemerintah khususnya Kementan selaku regulator produksi pangan nasional mengharapkan petani mendukung ekspor komoditas pertanian, bukan sekadar bertani untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kelebihannya produksi dijual ke pasar. Jangan lagi seperti itu, apabila seluruh petani sukses maka lebih banyak generasi milenial yang tertarik ke pertanian,” kata Amran Sulaiman menjelaskan.
Dalam momen ini, tampak hadir juga Sekjen Kementan Momon Rusmono, Kepala BPPSDMP Kementan Prof (R) Dedi Nursyamsi, Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy, Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono, Kepala Barantan Ali Jamil, Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati.
Menjadi Mentor Sekaligus Motivator
Sekjen Kementan Momon Rusmono mengingatkan para penerima penghargaan sektor pertanian 2019 tampil sebagai mentor dan motivator bagi pelaku sektor pertanian lainnya untuk mendukung pembangunan pertanian nasional.
“Penghargaan ini jangan dilihat dari nilai uangnya, tapi makna yang terkandung di dalamnya. Keteladanan mengemban misi menjadi contoh bagi yang lain,” kata Momon Rusmono, mantan Kepala BPPSDMP Kementan.
Prof (R) Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP Kementan mengingatkan bahwa pemberian penghargaan merupakan apresiasi dari pemerintah dan diharapkan dapat memotivasi petani, penyuluh dan petugas pertanian lainnya di lapangana guna meningkatkan kinerja, terutama dalam menyongsong Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
30 Teladan Nasional Sektor Pertanian
30 teladan nasional sektor pertanian dari tujuh kategori berasal dari 26 provinsi terdiri atas lima petani berprestasi, lima unit Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), lima unit KEP, lima penyuluh pertanian teladan, lima unit balai penyuluhan pertanian (BPP) berprestasi, tiga dosen Polbangtan berprestasi, dan dua unit pusat pelatihan pertanian pedesaan swadaya (P4S) berprestasi.
“Selain mendapatkan plakat, maka kepada petani dan penyuluh teladan mendapatkan tabungan masing-masing 20 juta, sementara Gapoktan, KEP dan BPP masing-masing 10 juta. Dosen berprestasi peringkat pertama mendapat 20 juta, peringkat kedua 17 juta dan 5 juta untuk peringkat tiga, sementara P4S berhak atas tabungan masing-masing 10 juta. (ADV)
Sumber:
http://www.berita2bahasa.com/mb2b/berita/08/2120178-bankir-pilih-bertani-mentan-salut-pada-pendiri-kep-berprestasi-2019-dari-bali
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bloggerborneo.com/berpenghasilan-3-kali-lipat-membuat-bankir-ini-banting-stir-jadi-petani/