Aneh Kapten Vincent Curiga Sebab Sriwijaya Air Jatuh Bukan Karena Cuaca
Pilot dan vlogger Kapten Vincent Raditya memberikan analisa terkait penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Dari pandangannya, dia menduga bukan karena alasan cuaca. Lantas apa?
Lebih jauh Kapten Vincent menyatakan jika faktor cuaca diperkirakan sangat kecil untuk membuat Sriwijaya jatuh dalam insiden kemarin. Walaupun sebelum kejadian, pesawat bernomor lambung SJ 182 itu disebutkan sempat delay karena hujan ringan yang turun.
“Penerbangan kan terjadwal, ada schedulenya. Itu sudah bagian dari sehari-hari (Pilot). Jadi saya kira bukan itu penyebabnya,” kata dia disitat live di Breaking Prime News, Senin 11 Januari 2021.
Umumnya untuk mengantisipasi faktor cuaca, sejatinya tiap pilot sudah membaca prediksi-prediksi. Misal bagaimana kondisi cuaca yang dilalui termasuk potensi-potensi selama perjalanan.
“Biasanya sudah ada prediksi, kita juga bisa lihat di mana sel-sel aktif (hujan). Kan kita punya radar untuk menghindarinya,” katanya.
Kapten Vincent lantas heran jika cuaca disebut jadi biang kerok penyebab jatuh-nya Sriwijaya.
“Kalau faktor cuaca, kenapa pesawat lain fine-fine saja. Karena kan banyak di saat bersamaan juga terbang. Saya mungkin salah, tetapi sepengetahuan saya, cuaca bukan suatu hal (penyebab), kecuali masuk ke dalam sesuatu (cuaca) yang ekstrem,” katanya.
Vincent: Usia pesawat Sriwijaya Air tak masalah
Pada kesempatan itu, Kapten Vincent juga memberikan pandangannya soal pernyataan pengamat penerbangan Alvin Lie soal usia pesawat dapat mempengaruhi faktor.
Kata Kapten Vincent dia sepakat dengan Alvin Lie, kalau usia tak bisa dijadikan tolak ukur pesawat Sriwijaya jadi mudah masalah, seperti yang jatuh pada Sabtu kemarin.
“Bahwa memang tidak ada korelasi. Kalau untuk layak terbang itu kita selalu mengacu pada catatannya. Kalau manufaktur itu menyatakan layak untuk terbang, tidak ada alasan pesawat itu untuk ada di grounded, maka pesawat itu legal untuk terbang.”
“Jadi enggak ada alasannya dengan pesawatnya umurnya tua. Layak terbang adalah mengacu pada dokumen yang itu isinya soal kerusakan pesawat. Selama di dalam itu, enggak ada masalah. Aman,” katanya lagi.
Kapten Vincent sendiri mengaku sudah menelusuri satu per satu kronologi peristiwa jatuhnya Sriwijaya Air. Baginya, semua pada awalnya berjalan normal. Termasuk soal kemiringan pesawat dan sebagainya saat take off.
Akan tetapi, dia merasa aneh memang jika kemudian pesawat justru mengalami stall, sampai akhirnya menukik tajam ke laut. Andaipun soal hilangnya sistem kendali, dia tak mau bicara lebih jauh. Sebab dia tak memiliki data yang akurat mengenai hal ini.
Yang pasti, kata dia, saat itu pesawat tengah alami stall. Stall adalah pengurangan koefisien angkat yang dihasilkan oleh foil sebagai angle of attack yang bertambah.
Kondisi ini biasa rawan terjadi saat awal-awal penerbangan. Dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver –biasanya berputar.
“Kemungkinan stall. Dia (sang pilot) lagi berusaha recovery. Itu yang harus kita cek. Saya lihat pesawat itu drop, walau berusaha menormalkan, tetapi di ketinggian seperti itu (menurun drastis), kayaknya tidak mungkin.”
Sejauh ini dia masih merasa aneh dengan kondisi tersebut. Namun yang pasti, katanya, Sriwijaya SJ 182 lantas menukik tajam ke laut dengan kecepatan 660 kilometer per jam dan dengan beban 60 ton.
Dengan kecepatan segitu dan beban demikian, dipastikan kerasnya air bakal memecah semuanya.
Walau dengan segala kejadian di atas, Kapten Vincent tetap berharap agar calon penumpang pesawat tak khawatir dengan keselamatan penerbangan.
“Enggak perlu khawatir, regulator pasti menjaga keselamatan kita. Karena sebenarnya pesawat melewati screening yang ketat secara intens,” katanya.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.bagibagi.info/2021/01/aneh-kapten-vincent-curiga-sebab.html