Ancaman Penyakit Dibawa Nyamuk Meningkat Dengan Suhu Global Harvard Gazette
Cuaca sejuk musim gugur tiba, menandakan akhir musim nyamuk yang sudah mulai memudar. Tahun ini, kita melihat sedikit peningkatan kasus virus West Nile dan encephalitis kuda timur (EEE).
Berita baiknya, nyamuk penyebar penyakit ini lebih suka menggigit burung ketimbang manusia, jadi penyakit-penyakit ini relatif jarang terjadi. Namun, dengan pemanasan global, musim nyamuk diperkirakan akan diperpanjang selama beberapa bulan, dan lebih buruk lagi, spesies nyamuk yang lebih suka menggigit manusia sedang bergerak ke utara.
Menurut studi terbaru, pada tahun 2050, musim nyamuk di AS bisa diperpanjang hingga dua bulan lebih lama akibat musim gugur yang lebih panjang dan musim semi yang lebih awal.
CDC melaporkan ada 880 kasus virus West Nile di AS tahun ini, yang merupakan penyakit yang paling umum ditularkan oleh nyamuk di daratan AS. Sedangkan EEE lebih jarang, hanya ada 13 kasus di tujuh negara bagian tahun ini. Meski jarang, kedua penyakit ini bisa sangat mematikan.
Kebanyakan kasus memang ringan atau tidak menunjukkan gejala, tetapi satu dari 150 kasus West Nile bisa menjadi parah—seperti yang dialami Anthony Fauci, mantan kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular—sementara satu dari sepuluh kasus parah berakhir dengan kematian. Untuk EEE, rata-rata 30 persen dari kasus yang tercatat setiap tahun berujung pada kematian, dan tujuh dari kasus yang diketahui tahun ini sudah fatal.
Musim gugur yang lebih sejuk membantu meredakan wabah EEE. Di awal Oktober, pejabat kesehatan publik Massachusetts menurunkan peringatan risiko EEE dari tingkat kritis ke moderat di daerah yang paling parah terkena dampak. Namun, risiko untuk West Nile tetap tinggi atau moderat di banyak bagian negara bagian tersebut. Para ahli menjelaskan bahwa cuaca dingin saja tidak menghentikan penularan; nyamuk tetap aktif sampai mati karena embun beku, yang belakangan ini terjadi lebih lambat.
Studi menunjukkan bahwa musim nyamuk di AS bisa meningkat dua bulan di masa depan. Dengan lebih banyak bulan yang hangat dan basah, ada semakin banyak genangan air untuk tempat berkembang biak nyamuk, yang berarti lebih banyak nyamuk. Matthew Phillips, peneliti di Harvard Medical School, mengatakan, “Anda memiliki lebih banyak gigitan, lebih banyak tempat tinggal, lebih banyak bulan aktif, dan lebih banyak tempat untuk berkembang biak. Ini semua berpotensi menyebabkan populasi yang lebih besar.”
Profesor Flaminia Catteruccia di Harvard Chan School. Foto oleh Dylan Goodman.
Contohnya, pada bulan Desember 2021 yang sangat panas, CDC mencatat 30 kasus virus West Nile, dan bahkan di Boston yang dingin, tren ini sudah terlihat dengan adanya penyakit yang dibawa oleh kutu, seperti anaplasmosis dan babesiosis, yang biasanya didiagnosis di musim panas, kini terlihat di tengah musim dingin.
Ada juga spesies baru yang mulai menyebar ke utara, seperti Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk ini, yang cukup suka menggigit manusia, dapat membawa berbagai penyakit virus, termasuk West Nile dan EEE. Diperkirakan oleh peneliti Kanada, kedua spesies ini bisa mencapai Pantai Barat dan perbatasan Kanada pada tahun 2080.
Bukan hanya itu, Aedes aegypti terkenal lebih efektif menyebarkan penyakit seperti Zika dan Dengue. Namun, untuk ancaman jangka pendek, kedua ahli penyakit ini khawatir pada Aedes albopictus, yang sudah mulai muncul dan dikenal sebagai penyebar virus yang handal. Flaminia Catteruccia, ahli nyamuk di Harvard T.H. Chan School of Public Health, mengingatkan kita, “Ini baru saja terlihat di Massachusetts dan sangat baik dalam mentransmisikan virus.”
Sebuah ancaman lama yang mungkin muncul kembali adalah malaria. Pada tahun 2023, terjadi wabah malaria di Florida, Texas, dan Maryland yang tidak dapat ditelusuri berasal dari negara endemik malaria. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat malaria pernah mengakibatkan lebih dari 600.000 kematian di 85 negara pada tahun 2022. Catteruccia menyebut bahwa Anopheles, nyamuk yang menjadi vektor malaria, sudah banyak ditemukan di AS, tetapi biasanya lebih suka menyerang hewan daripada manusia.
Dengan pola penyakit yang terus berubah, Phillips menekankan bahwa pemahaman kita tentang epidemiologi penyakit ini juga perlu diupdate. Dokter tidak boleh langsung mengesampingkan kemungkinan pasien menderita penyakit yang biasanya muncul di musim panas, meski sedang musim dingin. “Perubahan iklim mengubah epidemiologi penyakit yang dibawa oleh nyamuk,” jelasnya. “Dulu kita kenal dengan penyakit ini di musim panas, sekarang sudah muncul di musim dingin. Ini saatnya kita lebih cermat dalam memantau pergerakan penyakit dan memahami pola baru ini.”
Source link
The post Ancaman Penyakit Dibawa Nyamuk Meningkat Dengan Suhu Global — Harvard Gazette appeared first on Edisi Viral Plus.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://plus.edisiviral.com/ancaman-penyakit-dibawa-nyamuk-meningkat-dengan-suhu-global-harvard-gazette/