7 Pelajaran Berharga Dari Kisah Cinta Habibie Dan Ainun
Hasri Ainun Besari atau yang akrab disapa Ainun merupakan istri dari mantan Presiden Indonesia, B.J. Habibie.
Eyang Habibie, yang merupakan ahli dalam bidang pesawat terbang ini, dikenal sangat romantis dan mencintai istrinya yang juga merupakan seorang dokter.
Selama lebih dari 40 tahun, keduanya hidup bersama dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
Tak heran, kisah cinta keduanya juga diabadikan dalam sebuah film berjudul “Habibie dan Ainun”.
Pada tahun 2010, saat Ainun meninggal dunia karena kanker ovarium yang dideritanya, Habibie begitu berduka karena kehilangan orang yang sangat dikasihinya tersebut.
Kisah cinta mereka tentu memberikan beberapa pelajaran berharga bagi kita semua.
1. “Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun”
Eyang Habibie menjelaskan betapa kita sebagai lelaki harus selalu bertanggung jawab atas setiap keadaan yang terjadi terhadap orang yang sangat kita cintai.
2. “Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi masa depan adalah milik kita”
Ungkapan cinta dari Habibie untuk Ainun memberikan pelajaran bahwa menjalani kehidupan bersama dengan orang yang kita cintai memang harus siap untuk menghadapi suka dan duka bersama di masa depan. Komitmen berdua adalah senjata utama dalam hubungan.
3. “Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup”
Di sini Habibie ingin menyampaikan bahwa antara logika dan perasaan cinta harus berjalan beriringan, tidak boleh pincang sebelah.
4. “Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun”
Kebahagiaan bukan datang dari sosok yang sempurna. Dan sosok yang sempurna memang tak pernah ada.
Tapi bahagia datang dari bagaimana kita menemukan seseorang yang selalu membuat kita merasa spesial dibanding siapa pun, kan?
5. “Antara saya dan Ainun, adalah dua raga namun dalam satu jiwa”
Ungkapan dari Habibie ini membuktikan bagaimana ia sangat mencintai istrinya lebih dari siapa pun.
Sampai-sampai seolah mereka adalah satu jiwa dalam dua badan.
6. “Mau ganteng atau tidak, kalau hatinya tidak satu frekuensi, bagaimana?”
Jadi, fisik bukan indikator utama dalam mencintai seseorang. Karena bagaimanapun yang terpenting adalah hati kan?
7. “Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan secara abadi di relung hati”
Ini adalah ungkapan cinta yang diungkapkan Habibie saat ia kehilangan Ainun tahun 2010 silam.
Bahkan, di sebelah makam Ainun juga sengaja dia kosongkan karena Habibie ingin saat ia sudah meninggal nanti tidak ingin jauh dari istri yang sangat dicintainya tersebut.
Kisah cinta yang indah banget, ya? Yuk, tiru resep cinta dari eyang Habibie.
Sumber: idntimes.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/7-pelajaran-berharga-dari-kisah-cinta-habibie-dan-ainun/