Tingkatan Muroqobah Thoriqoh Naqsyabandiyah
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
M U R O Q O B A H
__________________
Murâqabah memeiliki perbedaan dengan dzikir terutama pada
obyek pemusatan kesadaran (kosentrasinya). Kalau dzikir memikili obyek perhatian pada simbol, yang berupa kata atau kalimat, sedangkan murâqabah menjaga kesadaran atas makna, sifat, qudrat dan iradat Allâh Swt. Menurut KH. Ramli Tamim dalam kitabnya mengemukakan 20 macam Murâqabah Tharîqah Qâdiriyah wa Naqsyabandiyah, yaitu;
1. Murâqabah Ahadiyah, murâqabah ini adalah mawas diri atas sifat Maha esa Allâh Swt. Ajaran murâqabah ini ada dalam Tharîqah Qâdiriyah wa Naqsyabandiyah. Dalam mawas diri diimajinasikan datangnya pancaran karunia Allâh Swt. berasal dari enam arah, yaitu: atas-bawah, muka belakang, dan kanan-kiri. Sedangkan dalam Tharîqah Naqsyabandiyah Mujaddadiyah, murâqabah hati kesadaran dipusatkan dalam lima lathaif secara bertahap, yaitu:
2. Murâqabah Ma‟iyyah, Jenis murâqabah ini ada dalam kedua tharîqah induknya (Qâdiriyah dan Naqsyabandiyah). Akan tetapi dalam hal teknis lebih dekat dengan ajaran murâqabah yang ada pada Tharîqah Qâdiriyah. Murâqabah Ma‟iyah mawas diri akan makna kebersamaan Allâh Swt. dengan dirinya
3. Murâqabah Aqrabiyah, Arti dari murâqabah ini adalah memperhatikan dengan seksama dalam kontemplasi akan makna dan hal kedekatan Allâh Swt. Namanya sama dengan yang ada dalarn Tharîqah Naqsyabandiyah, sedangkan filosofinya lebih dekat dengan yang ada dalam Tharîqah Qâdiriyah
4. Murâqabah Wilayatul „Ulya, Murâqabah jenis ini hanya ada dalam ajaran Tharîqah Naqsyabandiyah. Walaupun menggunakan nama yang berbeda (terkadang juga disebut dengan nama yang sama), tetapi cara dan sasarannya sama. Sedangkan dalam Tharîqah Qâdiriyah jenis murâqabah ini terlaksana dalam murâqabah yang ketujuh (sama sasaran dan dalilnya)
5. Murâqabah Kamalatun Nubuwwah, Yaitu murâqabah atas qudrat Allâh Swt. yang telah menjadikan sifat-sifat kesempurnaan kenabian
6. Murâqabah Kamalatul Risalat, adalah kontemplasi atas Allâh Swt. dzat yang telah menjadikan kesempurnaan sifat kerasulan
7. Murâqabah Kamalatul Ulul Azmi, Adalah murâqabah atas diri Allâh Swt. yang telah menjadikan para rasul yang bertitel ulul azmi. Ketiga jenis murâqabah di atas tersebut hanya terdapat dalam ajaran Naqsyabandiyah Mujaddidiyah (NM)
8. Muraqabatul Mahabbah fi al-Dairat al-Khullat, Yaitu murâqabah atas Allâh Swt. dzat yang telah menjadikan hakikat Nabi Ibrahim sebagai khalilullah (kekasih Allâh Swt).
9. Muraqabatul Mahabbah fi al-Dairat al-Sirfa, Yaitu murâqabah atas Allâh Swt. yang telah menjadikan hakikat Nabi Musa As., yang sangat dikasihi, sehingga bertitel kalimullah
10. Murâqabah al-Dzatiyah al-Muntazibal bil Mahabbah, Yaitu murâqabah kepada Allâh Swt., yang telah menjadikan hakikat Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadikan kekasihnya yang asal dan dicampur dengan sifat pengasih
11. Murâqabah al-Mahbubiyah al-Sirfah, Yaitu murâqabah kepada Allâh Swt. yang telah menjadikan hakikat Nabi Ahmad yang memiliki sifat pengasih yang mulus. Keempat jenis murâqabah ini (no. 8, 9, 10, dan 11) merupakan pendalaman dari murâqabah ulul azmi yang ada dalam Tharîqah Naqsyabandiyah al-Mujaddadiyah
12. Murâqabah al-Hubb al-Sirfi, Yaitu murâqabah kepada Allâh Swt. yang telah mengasihi orang-orang mukmin (dengan tulus) yang cinta kepada Allâh Swt. , para malaikat, para rasul, para nabi dan wali, cinta pada para `ulamâ‟ dan kepada sesama mukmin. Murâqabah ini di dalam Tharîqah Naqsyabandiyah disebut dengan Murâqabah al-Mahabbah.
13. Murâqabah la Ta‟yin, Adalah Murâqabah akan hak Allâh Swt. yang tidak dapat dinyatakan dzat-Nya, oleh semua makhluk tanpa kecuali. Murâqabah jenis ini tidak terdapat dalam kedua tharîqah induknya. Akan tetapi tehnik dan sasaran dan murâqabah sudah tercakup di dalam murâqabah ahadiyah pada Tharîqah Naqsyabandiyah Mujaddidiyah.
14. Murâqabah haqiqatul Ka‟bah, Adalah murâqabah kepada Allâh Swt., dzat yang telah menciptakan hakikat ka‟bah sebagai kiblatnya orang yang bersujud kepada Allâh Swt.
15. Murâqabah haqiqatul Qur‟an, Murâqabah ini adalah mawas diri atas Allâh Sw
yang telah menjadikan hakikat al-Qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang merupakan ibadah bagi pembacanya.
16. Murâqabah haqiqatul Sirfah, adalah murâqabah atas Allâh Swt. yang telah mewajibkan kepada para hambanya untuk melakukan shalat, yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan
17. Murâqabah Dairat al-Ma‟budiyah al-Sirfah, Adalah murâqabah dengan berkontemplasi akan Allâh Swt. yang memiliki hak untuk disembah oleh semua makhluk-Nya
18. Murâqabah al-Mahabbah fi al-Dairat al-Ma, Yaitu murâqabah atas Allâh Swt. dzat yang telah menjadikan hakikat Nabi Ibrahim sebagai Khalîlullâh
19. Murâqabah al-Mahabbah fi al-Dairat, Yaitu murâqabah atas Allâh Swt. dzat yang telah menjadikan hakikat Nabi Musa As. Yang sangat dikasihi, sehingga bertitel Kalimullâh
20. Murâqabah al-Mahabbah fi al-Dairat al-Qaus, Ketiga jenis murâqabah ini adalah jenis mawas diri atas kecintaan kepada Allâh Swt. pada orang-orang yang beriman dan kecintaannya orang mukmin kepada Allâh Swt. Ketiganya merupakan pendalaman dan perincian atas murâqabah al-Aqrabiyah dan alMahabbah yang ada dalam Tharîqah Naqsyabandiyah.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://alifbraja.blogspot.com/2019/06/tingkatan-muroqobah-tarikat.html