Sejarah Pemberian Nama Jembatan Tol Kapuas Pontianak
Diantara beberapa nama tempat yang cukup dikenal di kota Pontianak, ternyata Jembatan Kapuas masuk dalam kategori tersebut. Akan tetapi dari hasil interview dengan sejumlah tamu yang datang ke Pontianak (pada saat itu masih sering menerima tawaran jasa paket wisata kota Pontianak) ternyata mereka merasa penasaran dengan adanya jembatan ini karena namanya adalah Jembatan Tol Pontianak.
Di judul tulisan ini, sengaja Blogger Borneo menggunakan nama perpaduan antara Jembatan Tol dan Jembatan Kapuas ditambahkan dengan kata Pontianak sehingga jadilah Jembatan Tol Kapuas Pontianak agar kelihatan transisi perubahan namanya.
Jembatan Tol Kapuas Pontianak
Pernah beberapa kali kesempatan, para tamu yang dibawa (notabene rata-rata berasal dari Jakarta) langsung merasa kaget begitu melewati “Jembatan Tol” karena tidak sesuai ekspektasi mereka yang menganggap bahwa Jembatan Tol dimaksud sama seperti di Jakarta.
Sebenarnya Blogger Borneo sendiri sempat heran kenapa jembatan yang cukup dikenal di kota Pontianak ini diberi nama dengan Jembatan Tol, padahal ketika melewatinya tidak ada biaya yang harus dibayar alias gratis. Lagipula tidak tampak juga gerbang tol di sepanjang jalur naik maupun jalur turun jembatan.
Merasa penasaran, maka Blogger Borneo mencoba mencari informasi mengenai sejarah Jembatan Tol Kapuas Pontianak. Alhamdulillah informasi mengenai sejarah Jembatan Tol Kapuas Pontianak ini dapat diperoleh dari laman Wikipedia Indonesia.
Definisi Jembatan Tol
Memang jika dilihat berdasarkan informasi di Wikipedia Indonesia, yang dimaksud dengan Jembatan Tol adalah sebuah jembatan dimana yang melewati di atasnya harus membayar. Sejarah praktik pemungutan pada jembatan kemungkinan bermula bahwa dahulu orang harus membayar ketika menumpang perahu penyeberangan sungai.
Yang kita ketahui bersama bahwa kota Pontianak memiliki satu titik penyeberangan melalui jalur air yaitu Dermaga Bardan Nadi di samping Taman Alun Kapuas Pontianak. Selain itu, masyarakat Pontianak dulunya juga lebih mengenal transportasi penyeberangan melalui Sungai Kapuas ketimbang menggunakan jalur darat.
Sepertinya ketika zaman terus berkembang dimana penggunaan jalur transportasi sungai mulai berkurang, maka penggunaan jalur darat mulai menjadi pilihan. Di saat inilah keberadaan jembatan penyeberangan mulai dipikirkan.
Sejarah Pembangunan Jembatan
Masih di laman situs yang sama, terdapat informasi mengenai Jembatan Kapuas I (dulunya dikenal dengan nama Jembatan Tol) meskipun hanya berupa gambaran umum saja.
Jembatan Tol Kapuas Pontianak, membentang sepanjang 420 meter dengan lebar 6 meter. Jembatan yang menghubungkan pusat kota Pontianak dengan beberapa kabupaten lainnya di Kalimantan Barat ini dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan oleh Presiden Soehart dua tahun kemudian.
Jembatan ini dibangun dengan nilai proyek sebesar 6,06 miliar rupiah. Waktu awalnya, para pengguna jembatan ini diharuskan membayar tarif setiap kali menyeberang. Menurut informasi yang diperoleh dari orang tua, dulunya memang terdapat pos pembayaran tiket di jalur sebelum naik dan turun jembatan.
Setelah beberapa tahun berselang, sekitar tahun 1990-an biaya tiket naik jembatan ini dibebaskan karena sudah dianggap sebagai jalur utama dan tidak ada jalur alternatifnya. Sejak saat itu hingga sekarang jembatan penyeberangan yang dulunya diberi nama Jembatan Tol ini sudah bebas dilalui oleh para pengendara dan kini namanya sudah diganti menjadi Jembatan Kapuas I Pontianak. (DW)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bloggerborneo.com/sejarah-pemberian-nama-jembatan-tol-kapuas-pontianak/