Pembully Siswi Smp Di Purworejo Ternyata Sengaja Minta Aksinya Direkam Psikolog Merasa Bangga
Kasus bullying yang menimpa siswi di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo masih menjadi sorotan.
Dari perkembangan kasusnya, ketiga pelaku pembully telah ditetapkan menjadi tersangka.
Mereka diamankan kepolisian atas laporan dari salah seorang warga.
Kasus bullying tersebut berbuntut panjang ketika video tindak kekerasan yang dilakukan pelaku viral di jagat maya.
Diketahui video penganiayaan tersebut dilakukan pada Selasa (11/2/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, kronologinya adalah CA (16) sedang mengerjakan tugas bersama teman-temanya di ruangan kelas 8.
Lalu datanglah kakak kelas CA yakni TP (16) dan DF (15) ke dalam kelas membawa sapu.
TP kemudian meminta uang sebesar Rp 2.000 kepada korban CA.
Permintaan itu ditolak oleh CA dengan menjawab 'ojo' (jangan).
Selama ini CA kerap diminta uang oleh TP dan DF.
Kemudian TP dan DF memukuli CA dengan tangan dan gagang sapu.
Bahkan mereka juga menendang CA hingga ia mendapatkan luka lebam di pinggangnya.
Selain TP dan DF, penganiyaan juga dilakukan oleh UHA (15) yang awalnya mengerjakan tugas bersama CA.
Saat menganiaya CA, wajah ketiga siswa terlihat semringah dan tersenyum.
TP kemudian menyuruh F, kakak kelas CA yang sedang lewat untuk merekam aksi penganiayaan tersebut.
Setelah itu TP mengambil paksa uang CA sebesar Rp 4.000.
TP pun mengancam agar CA tidak melaporkan aksi mereka ke guru.
Tanggapan psikolog
Kurniasih, seorang psikolog anak, mengungkap alasan mengapa TP meminta aksinya itu direkam.
Menurutnya, semakin tidak terbatasnya media informasi, bisa menimpulkan orang yang merasa “show off” akan semakin puas.
"Alasannya pelaku merasa 'bangga' dan adanya rasa 'keAkuan' atau keangkuhan dari si pelaku," tutur Kurniasih kepada Tribunnews.com, Jumat (14/2/2020).
Bahkan aksi bully yang dilakukan ketiga pelaku rupanya bisa dipengaruhi oleh faktor keluarga.
Menurut Kurniasih, faktor pola asuh yang 'otoriter' bisa membuat pelaku melakukan aksi bullying.
"Komunkasi orang tua dan anak yang kurang tepat sehingga anak merasa takut untuk mengungkpkan perasaanya juga bisa menjadi alasan."
"Serta harmonisasi di keluarga yang kurang sehingga anak kurang mendapatkan pengasuhan yang tepat," ujar Kurniasih.
Baca Juga: 3 Siswa yang Tendang dan Pukuli Siswi di Purworejo Terancam 3,5 Tahun Penjara
Kurniasih juga mengimbau kepada masyarakat di jagat maya untuk berhati-hati dalam berkomentar.
Pasalnya, tindakan bully di jagat maya pun bisa berdampak secara mental dan fisik kepada korban dan keluarganya.
"Berpikir panjanglah saat mengamati apalagi memberikan komentar pada kasus bully," tuturnya.
Kurniasih yang berpraktik di Rumah Sakit Ananda Purwokerto pun mengungkap sikap orangtua yang benar untuk melawan bullyan.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orangtua supaya anak terhindar dari aksi perundungan:
1.Kenali perkembangan anak, tiap tahapan perkembangan anak berbeda, dari TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Kenalilah sehingga saat ada perubahan pada anak, orang tua menjadi paham.
2. Komunikasi yang terbuka anak kepada orang tua, guru, dan teman terdekatnya.
Hal itu perlu dilakukan sehingga anak lebih dapat mengungkapkan perasaannya saat terjadinya bully.
3. Responsif terhadap keluhan anak.
4. Ciptakan suasana rumah bebas bullying.
5. Tumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
6. Latih kemampuan sosial anak.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://terusterangid.blogspot.com/2020/02/pembully-siswi-smp-di-purworejo.html