Pasukan Elit Hidup Mulia Atau Mati Syahid Bakal Dihantar Selamatkan Etnik Uighur
Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov mengajak lebih dari satu juta masyarakat di ibukota daerah Grozny, di dekat masjid Heart of Chechnya, turun ke jalan, memprotes kekerasan terhadap Uighur dan mengatakan bahwa dia akan menentang Moskow jika mendukung pemerintah China.
“Bahkan jika Rusia akan mendukung setan-setan yang melakukan kejahatan di China, saya menentang posisi Rusia,” tegasnya.
Dalam sebuah video live di Instagram, Kadyrov mengatakan keinginannya mengirim pasukan keamanannya ke China. “Jika memungkinkan, saya akan mengirimkan pasukan yang paling ditakuti ISIS dan Rusia, untuk membebaskan saudara saya di Uighur,” ujarnya.
Ia mengatakan sangat prihatin terhadap Etnis Uighur yang mirip dengan Rohingya.Pemimpin Pasukan Hitam di negara mayoritas Islam di Negara Federasi Rusia ini menyebut peristiwa di Xinjiang adalah rasa sakit yang tak tertahankan bagi umat Islam, untuk seluruh umat manusia.
"Jika pasukan kami sudah diturunkan, hanya ada dua pilihan. Hidup mulia atau mati syahid," ucap Ramzan yang selalu memilih shaf ketiga ketika shalat. Meski ia hafal alquran.
Baru-baru ini, pemerintah China kembali melakukan tindakan represif, setelah menangkap ratusan tokoh Uighur. Mulai dari penulis, artis hingga guru.
SEJARAH PASUKAN HITAM CHECHNYA
Sejarah pasukan hitam Chechnya bermula saat Mujahidin ikut membantu pada perang kedua Chechnya. Setelah runtuhnya Uni Soviet dan kemudian deklarasi kemerdekaan Chechnya, pejuang mulai memasuki berbagai kawasan.
Banyak dari mereka merupakan veteran perang Soviet-Afganistan dan sebelum invasi Rusia, mereka menggunakan keahlian mereka untuk melatih para pejuang Chechnya.
Nama Ramzan Kadyrov akhir-akhir ini santer dibahas setelah ia mengirim ribuan infantri militer Chechnya ke Suriah untuk memerangi ISIS.
Ramzan Akhmadovich Kadyrov. Lahir tanggal 5 Oktober 1976. Termasuk usia yang sangat muda untuk jabatan Presiden. Tapi di usia semuda itu pun ia sudah memimpin Republik Chechnya hampir 10 tahun atau tepatnya sejak ia berusia 30 tahun.
Ramzan diketahui publik selalu memilih sholat di shaf ketiga pada ibadah sholat Jumat. Ia tidak mau maju ke depan karena hormat kepada para Habaib dan Ulama yang mengisi shaf pertama dan kedua.
Saat ia mendapat kehormatan untuk memasuki Ka’bah, ia menanggalkan segala atribut kebesaran kepala negara dan memakai pakaian yang paling sederhana sambil memegang sapu. (bbs)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.azmykelanajaya.com/2019/01/pasukan-elit-hidup-mulia-atau-mati.html