Jepang Khawatir Infeksi Corona Lebih Besar Dari Yang Diungkap
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ahli mempertanyakan pendekatan pemerintah dalam melakukan pengetesan di tengah melonjak kasus Covid-19. Hal tersebut memicu kekhawatiran jika infeksi virus corona justru lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah Jepang.
Pada Rabu (4/3) lalu, Jepang mencatat 33 orang yang dinyatakan positif menderita Covid-19. Jumlah tersebut terhitung sebagai angka penyebaran tertinggi dalam sehari sejak kasus Covid-19 dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Penyebaran virus corona di Jepang tercatat mencapai 1.023 orang dengan 706 diantaranya berasal dari kapal pesiar Diamond Princess.
Direktur Eksekutif Institut Penelitian Tata Kelola Medis Jepang, Masahiro Kami mengatakan kemungkinan angka infeksi virus corona jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan. Tingkat infeksi yang diungkap pemerintah diduga hanya fenomena 'gunung es'.
Lihat juga: Jurnalis Malaysia didakwa karena posting Terkait Corona
Kendati pasien sudah melalui tahap pengecekan kesehatan, Kami menduga ada banyak orang yang tidak terdiagnosa. Hanya saja, sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan dan tidak memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit.
Departemen Kesehatan Jepang mengeluarkan imbauan bagi orang untuk melakukan tes kesehatan jika memiliki gejala berupa demam 37,4 derajat Celcius, gejala flu, atau kelelahan ekstrem hingga masalah pernapasan selama empat hari atau lebih. Bagi mereka yang memiliki gejala tersebut diharuskan mengkarantina diri.
Pedoman yang sama juga mencatat warga lanjut usia atau orang yang kurang fit dalam dua hari atau lebih sebagai prioritas untuk tes kesehatan. Saran ini diberikan untuk mencegah orang membanjiri klinik dan rumah sakit untuk pengecekan corona.
Pemerintah tak menampik jika banyak orang yang ingin melakukan pengetesan tes virus corona. Untuk itu pihak Kemenkes Jepang berencana memperluas kisaran target dengan memasukkan orang dengan gejala ringan mendapat izin tes kesehatan.
Kendati demikian, kondisi tersebut tak serta merta menurunkan kecemasan publik - atau kondisi parahnya menghentikan penyebaran virus corona.
Mengutip CNN, ahli epidemologi di Universitas Hokkaido, Hiroshi Nishiura bersama pemerintah Jepang menciptakan model statistik untuk membantu memprediksi penyebaran corona. Nishiura mengatakan Jepang kemungkinan memiliki sekitar 3.000 kasus virus corona atau jauh lebih tinggi dari angka yang diungkap.
Sementara itu, Direktur Institute for Population Health King's College London, Kenji Shibuya membuka kemungkinan tingkat infeksi virus corona meningkat karena semakin banyak orang yang dites.
"Untuk mengurangi kecemasan publik, tes (virus corona) di Jepang harus lebih banyak, dengan prioritas warga senior yang paling berisiko," kata Shibuya.
Kemungkinan Kondisi Darurat Nasional
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk memasukkan krisi akibat corona sebagai keadaan darurat nasional.
Pemerintah lokal akan diberi izin untuk memberlakukan larangan pertemuan publik dan mendorong orang untuk tinggal di rumah.
Di sisi lain, Shibuya mengatakan pemerintah harus fokus menyiapkan rencana darurat jika terjadi wabah corona yang lebih besar. Selain memperluas batasan tes virus corona, pemerintah harus berupaya mencegah infeksi pad aorang tua di rumah, rumah sakit, dan panti jompo.
"Jika warga senior terinfeksi, mereka menjadi sakit parah dan tingkat kematiannya lebih dari 10 persen," ujarnya. (CNN/evn)
Foto: Infeksi virus corona di Jepang saat ini 1.023 orang dengan 706 berasal dari kapal pesiar Diamond Princess. (Foto: (Lim Hwa-young/Yonhap via AP)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200306171831-113-481209/jepang-khawatir-infeksi-corona-lebih-besar-dari-yang-diungkap
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2020/03/jepang-khawatir-infeksi-corona-lebih.html