Jalan Alternatif Baru Untuk Menghindari Kemacetan Pemudik 2022
Lebaran Idul Fitri tahun ini tinggal menghitung hari. Hari ini, suasana semakin berubah dari hari ke hari. Para perantau satu persatu telah tiba dan berkeliling di kampung halamannya.
Maklum, sebagian besar masyarakat Padang Pariaman tinggal dan hidup di rantau orang.
Rindu pulang kampung atau mudik, agaknya mulai terlihat dengan semakin ramainya jalan raya oleh kendaraan dari luar.
Apalagi lebaran tahun ini, merupakan penggantian mudik dari dua kali lebaran sebelumnya tak bisa diwujudkan lantaran pandemi covid.
Bagi pengguna Bandara Internasional Minangkabau (BIM), ada jalan alternatif untuk menghindari macet Lubuk Alung, terutama yang mudik ke Pasaman Barat dan Lubuk Basung.
Jalan alternatif yang menyisiri pantai barat itu jalannya bagus, dan mampu memperpendek jarak sekaligus.
Sebab, Lubuk Alung terkenal kota kecil di Padang Pariaman yang acap dilanda kemacetan. Tak pun musim lebaran, kampung yang terkenal dengan panasnya itu juga kerap macet.
Jadi, baru perantau yang mudik ke Simpang Empat dan sekitarnya bisa mengalihkan lewatnya ke jalan di pinggir pantai tersebut.
Jalannya lancar pula, sekaligus bisa menikmati banyak tempat destinasi wisata di sepanjang jalan itu.
Begitu juga tersedia tempat istirahat yang menyejukkan, mampu melepaskan penat dengan suguhan kelapa muda.
Ada pula kesediaan gulai ikan, yang mampu membuka selera makan. Aneka "nasi sek" di Kota Pariaman juga banyak ditemukan di warung tepi pantainya.
Namun, bagi perantau yang mudik ke Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, dan daerah lainnya sedikit susah menghindari macet Lubuk Alung.
Tapi, bagi sopir travel yang sudah sering melewati jalan ini, akan tahu sendiri dan punya rahasia tersendiri, untuk menyenangkan pelanggannya.
Mereka bisa lewat ke Sikabu Lubuk Alung atau ke Rimbo Panjang, sehingga tidak terjebak oleh macek yang kadang-kadang bisa memanjang macetnya.
Yang namanya lebaran itu pula penyakitnya, tak pula ada kampung yang ramai yang tidak tersentuh kemacetan.
Kemacetan sebagai dinamika dan bumbu dalam perjalanan. Yang sudah lama tak pulang kampung, akan senang sendiri karena kampungnya sudah ramai.
Tidak seperti kampung tertinggal, seperti lengangnya sewaktu dia pertama kali pergi merantau dulu.
Sepertinya, pemerintah Sumbar sudah harus berpikir, bagaimana membuat jalan layang di Pasar Lubuk Alung, seperti jalan layang di Aur Kuning Bukittinggi.
Begitu juga di sebagian perempatan di Kota Padang, yang sudah menyusahkan macetnya, sangat perlu dibangun jalan layang.
Begitu juga macet di Sepanjang Air Tawar Padang yang menuntut adanya jalan layang sebagai alternatif memecah kemacetan.
Pada prinsipnya, kampung halaman telah siap dengan penerimaan perantau dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Tinggal masukan perantau nantinya ke pemerintah daerah, untuk selalu memperhatikan kampung dengan serius.
Tahu mana kebutuhan dan mana yang disebut dengan keinginan. Perantau pulang kampung harus memberikan kontribusi positif, berupa pemikiran, untuk dikembangkan oleh pemerintah.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://ceritakin.blogspot.com/2022/04/jalan-alternatif-baru-untuk-menghindari.html